Senin, 22 Desember 2008

Legenda dan Mitos Hari 'Asyura

Legenda dan Mitos Hari 'Asyura

Meski demikian banyak legenda dari salah pengertian yang terjadi di kalangan umat Islam menyangkut hari 'Asyura, meskipun tidak ada sumber otentiknya dalam Islam. Beberapa hal yang masih menjadi keyakinan di kalangan umat Islam adalah legenda bahwa pada hari'Asyura Nabi Adam diciptakan, pada hari 'Asyura Nabi Ibrahim dilahirkan, pada hari 'Asyura Allah Swt menerima tobat Nabi Ibrahim, pada hari 'Asyura Kiamat akan terjadi dan siapa yang mandi pada
hari 'Asyura diyakini tidak akan mudah terkena penyakit. Semua legenda itu sama sekali tidak ada dasarnya dalam Islam. Begitu juga dengan keyakinan bahwa disunnahkan bagi mereka untuk menyiapkan makanan khusus untuk hari 'Asyura.

Sejumlah umat Islam mengaitkan kesucian hari 'Asyura dengan kematian cucu Nabi Muhmmad Saw, Husain saat berperang melawan tentara Suriah. Kematian Husain memang salah satu peristiwa tragis dalam sejarah Islam. Namun kesucian hari 'Asyura tidak bisa dikaitkan dengan
peristiwa ini dengan alasan yang sederhana bahwa kesucian hari 'Asyura sudah ditegakkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw jauh sebelum kelahiran Sayidina Husain. Sebaliknya, adalah kemuliaan bagi Husain yang kematiannya dalam pertempuran itu bersamaan dengan
hari 'Asyura.

Anggapan-anggapan yang salah lainnya tentang bulan Muharram adalah kepercayaan bahwa bulan Muharram adalah bulan yang tidak membawa keberuntungan, karena Husain terbunuh pada bulan itu. Akibat adanya anggapan yang salah ini, banyak umat Islam yang tidak melaksanakan pernikahan pada bulan Muharram dan melakukan upacara khusus sebagai
tanda ikut berduka atas tewasnya Husain dalam peperangan di Karbala, apalagi disertai dengan ritual merobek-robek baju atau memukuli dada sendiri.

Nabi Muhammad sangat melarang umatnya melakukan upacara duka karena meninggalnya seseorang dengan cara seperti itu, karena tindakan itu adalah warisan orang-orang pada zaman jahiliyah.

Rasulullah bersabda, "Bukanlah termasuk umatku yang memukuli dadanya, merobek bajunya dan menangis seperti orang-orang pada zaman jahiliyah."

Bulan Pengampunan Dosa

Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam sistem kalender Islam. Kata Muharram artinya 'dilarang'. Sebelum datangnya ajaran Islam, bulan Muharram sudah dikenal sebagai bulan suci dan pada bulan ini dilarang untuk melakukan hal-hal seperti peperangan dan pertumpahan
darah.

Seperti sudah disinggung di atas, bahwa bulan Muharram banyak memiliki keistimewaan. Khususnya pada tanggal 10 Muharram. Beberapa kemuliaan tanggal 10 Muharram antara lain Allah Swt akan mengampuni dosa-dosa setahun sebelumnya dan setahun ke depan. (Tarmizi)

Dikutip dari : eramuslim.com

Keutamaan Bulan Muharram dan Hari Asyura


Muharram adalah bulan di mana umat Islam mengawali tahun kalender Hijriah berdasarkan peredaran bulan. Muharram menjadi salah satu dari empat bulan suci yang tersebut dalam Al-Quran. "Jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, tersebut dalam Kitab Allah
pada hari Dia menciptakan langit dan bumi. Di antara kedua belas bulan itu ada empat bulan yang disucikan."

Keempat bulan itu adalah, Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan Rajab. Semua ahli tafsir Al-Quran sepakat dengan hal ini karena Rasululullah Saw dalam haji kesempatan haji terakhirnya
mendeklarasikan, "Satu tahun terdiri dari dua belas bulan, empat di antaranya adalah bulan suci. Tiga di antaranya berurutan yaitu Zulqaidah, Zulhijjah, Muharram dan ke empat adalah bulan Rajab."

Selain keempat bulan khusus itu, bukan berarti bulan-bulan lainnya tidak memiliki keutamaan, karena masih ada bulan Ramadhan yang diakui sebagai bulan paling suci dalam satu satu tahun. Keempat bulan tersebut secara khusus disebut bulan-bulan yang disucikan karena ada
alasan-alasan khusus pula, bahkan para penganut paganisme di Makkah mengakui keempat bulan tersebut disucikan.

Pada dasarnya setiap bulan adalah sama satu dengan yang lainnya dan tidak ada perbedaan dalam kesuciannya dibandingkan dengan bulan- bulan lain. Ketika Allah Swt memilih bulan khusus untuk menurunkan rahmatnya, maka Allah Swt lah yang memiliki kebesaran itu atas
kehendakNya.

Keutamaan Bulan Muharram

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram."

Meski puasa di bulan Muharram bukan puasa wajib, tapi mereka yang berpuasa pada bulan Muharram akan mendapatkan pahala yang besar dari Allah Swt. Khususnya pada tanggal 10 Muharram yang dikenal dengan hari 'Asyura.

Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa dan
pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.

Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan, "Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian" dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura. Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada hari 'Asyura
diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara puasa pada hari 'Asyura disunahkan.

Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan
kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau." Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.

Abdullah Ibn Mas'ud mengatakan, "Nabi Muhammad lebih memilih berpuasa pada hari 'Asyura dibandingkan hari lainnya dan lebih memilih berpuasa Ramadhan dibandingkan puasa 'Asyura." (HR Bukhari dan Muslim). Pendek kata, disebutkan dalam sejumlah hadist bahwa puasa di hari 'Asyura hukumnya sunnah.

Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura. Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram atau tanggal 10 dan 11 Muharram).

Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada 10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh
dilakukan.

Dikutip dari : eramuslim.com

Selasa, 16 Desember 2008

Tahukah Anda bahwa Hujan Adalah Rahmat?.....

Allah SWT berfirman, ''Ingatlah ketika ia membuat kamu mengantuk untuk memberi ketenteraman dari pihak-Nya kepada kamu. Dan menurunkan hujan kepadamu dari langit guna membersihkan dirimu dengan itu, dan menghilangkan noda setan, memperteguh hatimu dan menapakkan kakimu kuat-kuat.'' (QS al-Anfal [8]: 11).

Ayat di atas sangat inspiratif akan pentingnya hidup tenteram. Seperti datangnya kantuk yang bikin manusia cepat tertidur. Begitupun ketika setelah sekian lama kita merasakan musim kemarau, lalu Allah SWT menurunkan hujan. Sungguh itu nikmat yang menyejukkan dan menenteramkan penghuni bumi. Turunnya hujan ini dapat membersihkan manusia dari berbagai polutan atau kotoran yang menempel selama ini. Sebab, air itu adalah zat pelarut yang sangat baik. Diketahui, satu molekul air terdiri atas satu atom oksigen yang besar (bermuatan positif) ditempeli dua atom hidrogen yang kecil (bermuatan negatif). Karenanya, bagian oksigen molekul air tersebut masih dapat menarik atom hidrogen dari molekul air lainnya, termasuk zat-zat kimia lain.

Selain sebagai pelarut yang baik, air juga termasuk makanan yang sangat penting bagi manusia, setelah oksigen dari udara untuk bernapas. Faktanya, tiap bagian tubuh manusia mengandung air --tulang 25-30 persen, kulit 70 persen, gigi 19 persen, otot 75 persen, jaringan syaraf 85 persen, dan darah 92 persen. Begitu pula halnya agar kita terlindung dari godaan setan dan untuk menyucikan diri, kita diperintahkan berwudlu menggunakan air. Tujuannya, agar kita ada dalam keadaan bersih dan suci sewaktu mendirikan shalat atau mengkaji ayat-ayat Alquran.

Lebih dari itu, yang pasti air yang turun dari langit adalah air yang bersih dan berguna menyuburkan tanah, untuk memberi minum kepada sebagian besar makhluk hidup, seperti yang tersirat dalam QS Al-Furqan [25]: 48-49, ''Dan Dialah yang mengirimkan angin sebagai kabar gembira yang mendahului rahmat-Nya, dan Kami menurunkan air yang bersih dari langit. Dengan itu Kami hidupkan negeri yang sudah mati, dan Kami beri minum segala yang Kami ciptakan, hewan ternak dan manusia yang banyak.''

Jadi, sesungguhnya Allah SWT menurunkan hujan itu sebagai rahmat. Tak layak bagi kita untuk menggerutu bila hujan datang. Bila kemudian di beberapa daerah ada terjadi bencana banjir, semata-mata adalah akibat rusaknya alam pelindung air oleh tangan-tangan manusia yang serakah. Hujan, sejatinya, adalah bahan perenungan yang baik bagi kita.
Dan jangan lupa berdoa ya ketika hujan datang, karna insya Allah makbul....
Diriwayatkan daripada Sahl bin Sa‘d berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang maksudnya :

“Dua ketika (di mana doa) tidak ditolak atau sedikit sekali yang ditolak: (iaitu) berdoa ketika azan dan ketika pertempuran sedang berkecamuk (dan dalam satu riwayat mengatakan) dan ketika hujan.”
(Hadis riwayat Abu Daud)


Jihad Seorang Ibu


Rasulullah SAW bersabda, ''Setiap jerih payah istri di rumah sama nilainya dengan jerih payah suami di medan jihad.'' (HR Bukhari dan Muslim). Pada dasarnya, Islam telah memberikan keistimewaan kepada para istri untuk tetap berada di rumahnya. Untuk mendapatkan surga-Nya kelak, para istri cukup berjuang di rumah tangganya dengan ikhlas. Tetesan keringat mereka di dapur dinilai sama dengan darah mujahid di medan perang.

Menjadi ibu rumah tangga kedengarannya memang sepele dan remeh, hanya berkecimpung dengan urusan rumah dari A-Z, namun siapa sangka banyak sekali kebaikan dan hikmah yang dapat diperoleh. Ibulah yang mengambil porsi terbesar dalam pembentukan pribadi sebuah generasi.

Pertumbuhan suatu generasi bangsa pertama kali berada di buaian para ibu. Di tangan ibu pula pendidikan anak ditanamkan dari usia dini, dan berkat keuletan dan ketulusan ibu jualah bermunculan generasi-generasi berkualitas dan bermanfaat bagi bangsa dan agama.

Dalam Islam, ini adalah tugas besar, namun sangat mulia dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, ''Seorang istri pemimpin di rumah suaminya dan dia bertanggung jawab atas kepemimpinannya.'' (HR Bukhari dan Muslim).

Sayangnya, kebanyakan wanita modern saat ini tidak menyukai aktivitas rumah tangga. Mereka lebih bangga bekerja di luar rumah karena beranggapan tinggal di rumah identik dengan ketidakmandirian dan ketidakberdayaan ekonomi. Maka, jadilah peran ibu di rumah dianggap rendah, dan tidak sedikit ibu rumah tangga yang malu-malu ketika ditanya apa pekerjaannya.

Meskipun seorang wanita tidak bekerja setelah lulus sarjana, ilmunya tidak akan sia-sia, sebab ia akan menjadi ibu sekaligus pendidik bagi anak-anaknya. Kebiasaan berpikir ilmiah yang ia dapatkan dari proses belajar di bangku kuliah itulah yang akan membedakannya dalam mendidik anak. Seorang ibu memang harus cerdas dan berkualitas, sebab kewajiban mengurus anak tidak sebatas memberi makan.

Ia harus mampu merawat dan mendidik anak-anaknya dengan benar, penuh kasih sayang, kesabaran, menempanya dengan nilai dan norma agama agar sang anak mampu menghindar dari pengaruh lingkungan dan kemajuan teknologi yang merusak akal dan akhlaknya. Hal itu hanya dapat dilakukan oleh seorang ibu yang cerdas.



Republika, 21 April 2008
Oleh : Siti Yuliati

Sabtu, 06 Desember 2008

Mau Minta Maaf Neh......

" Selamat Hari Raya Idul Adha 1429 H."

Orang yang paling mulia adalah
Orang yang mau memaafkan kesalahan orang lain
Bersihkan diri, sucikan hati Di hari yang Fitri ini.
Mohon maaf lahir & Bathin.
Kullu 'aamin wa antum bikhoir

Ya Alloh ,semoga Teman-teman semua diberi kesholehan
seperti Nabi Ibrahim,
diberi ketaatan seperti Nabi Ismail,
diberi keikhlasan seperti Siti Hajar,
dan diberi keberkahan atas junjungan kita Nabi Besar Rasulullah Muhammad .
amiin

Jazakumulloh khoir,

Selasa, 02 Desember 2008

3 Jawaban Bijak atas 3 Pertanyaan......

Ada seorang pemuda yang mencari seorang guru agama, pemuka agama atau siapapun yang bisa menjawab 3 pertanyaannya. Akhirnya sang pemuda itu menemukan seorang bijaksana.

Pemuda : Anda siapa? Bisakah menjawab pertanyaan-pertanyaan saya?
Bijaksana : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda.

P : Anda yakin? Sedang profesor dan banyak orang pintar saja tidak mampu menjawab pertanyaan saya.
B : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya.

P : Saya punya 3 buah pertanyaan.
1. Kalau memang Tuhan itu ada, tunjukkan wujud Tuhan kepada saya.
2. Apakah yang dinamakan takdir?
3. Kalau setan diciptakan dari api kenapa dimasukkan ke neraka yang terbuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat setan, sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu?

Tiba-tiba sang orang bijaksana tersebut menampar pipi si pemuda dengan keras.

P (sambil menahan sakit) : Kenapa anda marah kepada saya?
B : Saya tidak marah� Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 buah pertanyaan yang Anda ajukan.

P : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti.
B : Bagaimana rasanya tamparan saya?

P : Tentu saja saya merasa sakit.
B : Jadi anda percaya bahwa sakit itu ada?

P : Ya.
B : Tunjukkan pada saya wujud sakit itu!

P : Saya tidak bisa.
B : Itulah jawaban pertanyaan pertama. Kita semua merasakan keberadaan Tuhan tanpa mampu melihat wujudNya
B : Apakah tadi malam Anda bermimpi akan ditampar oleh saya?

P : Tidak.
B : Apakah pernah terpikir oleh Anda akan menerima sebuah tamparan dari saya hari ini?

P : Tidak.
B : Itulah yang dinamakan Takdir.

B : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda?
P : Kulit.

B : Terbuat dari apa pipi anda?
P : Kulit.

B : Bagaimana rasanya tamparan saya?
P : Sakit

B : Walaupun setan dan neraka sama terbuat dari api, neraka tetap menjadi tempat menyakitkan untuk setan.