Senin, 27 Desember 2010

Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.....

Dalam surat Al-Balad [90]: 4, Allah swt berfirman

لقد خلقنا الإنسان فى كبد

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.”

 

Ayat di atas menegaskan, bahwa tidak akan ada manusia yang bisa menghindarkan diri dari kesusahan, kesulitan dan masalah. Bahkan, semakin tinggi kedudukan dan prestise seseorang di tengah masyarakat, maka akan semakin banyak dan besar tingkat kesusahan dan masalah yang dihadapinya. Jika seseorang bisa melepasakan diri dari suatu persoalan, dipastikan dia akan dihadapkan kepada persoalan baru yang lebih sulit dari sebelumnya.

 

Kata kabad yang berarti kesulitan jika dirobah menjadi kabid maka artinya berobah menjadi hati. Hal itu memberikan isyarat bahwa kesusahan itu berda di dalam hati manusia. Jika ada seseorang yang tampil selalu riang dan gembira, bukan berarti hidupnya tidak punya masalah. Dia pasti menyimpan banyak masalah dan persoalan yang tersimpan di dalam hatinya.

 

Oleh karena itulah, manusia memiliki kecenderungan untuk berupaya mencari ketenangan hati. Tidak sedikit manusia yang harus membayar mahal demi memperoleh yang namanya ketenangan. Bahkan banyak di antaranya yang menempuh jalan pintas dan sesat, seperti menkunsumsi obat-obat penenang semacam narkoba. Namun, ketenangan yang mereka dapatkan adalah ketenangan yang semu dan bersifat sementara, yaitu ketika obat masih bereaksi di tubuhnya. Ketika reaksi obat telah habis dia kembali dihadapkan kepada masalah sebelumnya.

 

Di dalam surat Ar-Ra’du [13]: 28, Allah telah menawarkan cara memperoleh ketengan hati yang paling efektif dan bersifat permanen. Seperti firman-Nya

الذين آمنوا وتطمئن قلوبهم بذكرالله ألا بذكرالله تطمئن القلوب

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.

 

Kata (تطمئن) dalam kosa kata bahasa Arab dikenal dengan nama fi’il mudhari’ yaitu kata kerja yang menunjukan masa sekarang dan akan datang atau berkelanjutan. Maka ketenangan yang ditawarkan oleh Allah dalam ayat di atas adalah ketenangan yang bersifat terus-menerus, berkesinambungan, dan tidak pernah putus. Allah menawarakn dua syarat; pertama iman dan kedua zikir kepada Allah.

 

Dari penjelasan ayat tersebut jelaslah bahwa iman adalah syarat pertama dan utama seseorang bisa memperoleh ketenangan hati. Maka, ketengan tidak ditentukan oleh sebarapa banyak harta seseorang, atau seberapa tinggi kedudukan dan jabatan seseorang dan seterusnya. Akan tetapi, ditentukan seberapa teguh keyakinan dan keimanan seseorang kepada Allah. Bukankah kata iman berasal dari kata amana yang dari kata yang sama muncul kata aman? Bahwa keamanan dan kenyamanan hidup tidak akan pernah terpisahkan dari keimanan.

 

Oleh karena itu, jangan pernah mengira orang yang tidak beriman kepada Allah akan memperoleh ketenangan hati, sekalipun mereka hidup dengan fasilitas duniawi yang serba mewah; harta yang melimpah, kendaraan yang mewah, rumah yang megah, kamar ber AC dan seterusnya, dipastikan tidak ada ketenangan hati bagi mereka, jika iman tidak ada di hati tersebut.

 

Syarat kedua adalah zikir, mengingat, menyebut dan menghadirkan kebesaran Allah dalam setiap gerak hati, lidah dan anggota tubuh seseorang. Kita bisa belajar dari para pemuda penghuni goa yang dikenal dengan ash-habul kahfi, yang bisa tidur dengan lelap, nyenyak dan tenang selama 309 tahun, sekalipun tidur di atas batu, dalam lobang yang sempit dan gelap, pengap, tidak ada penerang apalagi AC, bahkan musuh berkeliaran di luar goa yang siap mencincang tubuh mereka jika ditemukan. Namun, semua itu tidak menghalangi mereka untuk mendapatkan ketangan hati, dalam suasana yang sulit dan tidak menyenangkan. Jawabannya adalah karena mereka adalah para pemuda yang tidur dengan iman dan selalu berzikir kepada Allah. Lihat surat al-Kahfi [18]: 13

... إِنَّهُمْ فِتْيَةٌءَامَنُوا بِرَبِّهِمْ

Artinya: ...”sesungguhnya mereka adalah para pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka..

 

Begitu juga ayat 10

إِذْ أَوَى الْفِتْيَةُ إِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوا رَبَّنَا ءَاتِنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً وَهَيِّئْ لَنَا مِنْ أَمْرِنَا رَشَدًا

Artinya: “(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdoa: "Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)."

 

Lalu apa saja bentuk zikir yang disebutkan di dalam al-Qur’an yang akan menjadikan hati manusia tenang? Setidaknya ada tiga hal;

 

Pertama, Shalat; apakah shalat wajib ataupun sunat dengan ketentuan bahwa shalat itu dikerjakan dengan senpurna, menurut aturannya dan dengan kekhusu’an. Begitulah yang disebutkan dalam surat Thaha [20]: 14

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Artinya: “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

 

Oleh karena itu, semkian sempurna pelaksanaan shalat seseorang, baik secara kuantitas artinya shalat yang dikerjakan dalam bentuk yang banyak - tidak hanya yang wajib namun juga diikuti yang sunat – maupun secara kualitas artinya shalat dikerjakan dengan cara yang sempurna menurut aturannya, maka akan semakin besar peluang seseorang mendapatkan ketenangan hati. Sebaliknya, semakin tidak sempurna shalat seseorang atau bahkan secara sadar meninggalkan shalat, dipastikan ketengan hati akan semakin jauh dari hatinya. Bukankah nabi Muhammad saw. ketika dihadang kesedihan hati yang mendalam di saat isteri beliau Khadijah dan paman beliau Abu Thalib wafat, Allah menghibur dengan cara memperjalankan beliau yang kemudian dikenal dengan peristiwa Isra’ dan Mi;raj yang tujuannya adalah untuk menjemput perintah shalat.

 

Kedua, membaca al-Qur’an seperti disebutkan dalam surat al-Anbiya’ [20]: 50

وهذا ذكر مبارك أنزلناه أبأنتم له منكرون

Artinya: “Dan Al Quran ini adalah suatu kitab (zikir/peringatan) yang mempunyai berkah yang telah Kami turunkan. Maka mengapakah kamu mengingkarinya?

 

Oleh karena itu, semakin dekat seseorang dengan al-Qur’an, maka semakin besar peluangnya memperoleh ketenangan hati. Sebaliknya, jika seseorang jauh dari al-Qur’an ketanangan juga akan semakin jauh dari hatinya.

Ketiga, selalu mengingat, menyebut dan menghadirkan Allah dan kebesaran-Nya dalam hati seseorang kapanpun, di manapun dan dalam kondisi apapun.

 

Begitulah yang dikatakan Allah swt dalam surat Ali Imran [3]: 191

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِهِمْ…

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring…

Itulah diantara zikir yang pasti akan mendatangkan ketenangan hati yang hakiki dan permanen. Semoga bisa bermanfaat, amin.

 

Sumber: Diposkan oleh syofyan di 23.10 -  Label: ceramah dan khutbah

Jumat, 17 Desember 2010

Jangan menipu kalau tidak mau ditipu!

Siapapun tidak mau apalagi senang ditipu,

tidak senang digosipkan, apalagi difitnah tiada yang mau,

tidak mau kehilangan muka bahkan kalau perlu mencari muka,

tidak suka kesepian apalagi merasa di tinggalkan.

 

 

Maka dari itu uruslah dirimu sendiri!

Perhatikan dan sadarilah semua tentang dirimu sendiri….

untuk apa cape-cape urusin masalah orang lain, karena mengurus masalah sendiri saja susah.

Kecuali bertekad menjadikebaikan bagi yang lain.

Maka jadilah dulu kebaikan bagi dirimu sendiri dan orang lain.

 

Jangan menipu kalau tidak mau di tipu,

Jangan memfitnah atau  mengosipkan orang, karena kalau terjadi pada diri sendiri, pasti akan sangat tidak menyenangkan.

Jangan berbuat jahat walau dengan pikiran, ucapan dan perbuatan.

sebaliknya banyaklah berbuat kebaikan.

 

Bergaullah dan bersosialisasilah perbanyak teman, maka kau tidak akan pernah kesepian.

Teman sahabat dan keluarga serta kerabat selalu bersamamu dan berjalan bersama dalam suka cita.

Kembangkan potensi diri, melangkah maju.

 

 

Jangan pernah takut untuk melangkah, karena bila takut sampai kapanmu kau akan tetap jalan di tempat.

Jatuh bangun hal biasa… karena pernah terjatuh,

maka baru tahu rasanya sakit, dan jangan biarkan jatuh lagi dong…

 

Jangan selalu ikut campur masalah orang, karena tiada orang yang tidak bermasalah.

tetapi bantulah mereka yang membutuhkan nasihat atau saranmu, sesuai dengan kemampuan dan kebijaksanaanmu bila diminta atau diperlukan.

Bila tidak yahh be a nice person aja deh….

tetapi ingat jangan karena sibuk mengurusi masalah orang lain.

hidup sendiri terbengkalai, perasaan sendiri jadi tidak karuan hahahhaaa

bijaksanalah dan Bahagialah semuanya.

Semoga semua menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.

Semoga semua bertambah bahagia dan damai.


sumber : Renungan N Kisah Inspiratif FB

Rabu, 15 Desember 2010

Yuuk, Kita Sholat Malam..

Hukum, Waktu dan Jumlah Rokaat Sholat Malam

 

Hukum sholat malam adalah sunah muakkad. Waktunya adalah setelah sholat ‘isya sampai dengan sebelum waktu sholat shubuh. Akan tetapi, waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir dan boleh dikerjakan sesudah tidur ataupun sebelumnya.

 

Sedangkan jumlah rokaatnya paling sedikit adalah 1 rokaat berdasarkan sabda Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam, “Sholat malam adalah 2 rokaat (salam) 2 rokaat (salam), apabila salah seorang di antara kamu khawatir akan datangnya waktu shubuh maka hendaklah dia sholat 1 rokaat sebagai witir baginya.” (HR. Bukhori dan Muslim). Dan paling banyak adalah 11 rokaat berdasarkan perkataan ‘Aisyah radhiyallohu ‘anha, “Tidaklah Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam sholat malam di bulan romadhon atau pun bulan yang lainnya lebih dari 11 rokaat.” (HR. Bukhori dan Muslim), walaupun mayoritas ulama menyatakan tidak ada batasan dalam jumlah rokaatnya.


Keutamaan Sholat Malam

 

Ketika menyebutkan ciri-ciri orang yang bertakwa, Alloh Subhanallohu wa Ta’ala berfirman yang artinya, “Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz Dzariyat: 17-18)

Karena pentingnya sholat malam ini Alloh berfirman kepada Nabi-Nya yang artinya, “Hai orang yang berselimut, bangunlah pada sebagian malam (untuk sholat), separuhnya atau kurangi atau lebihi sedikit dari itu. Dan bacalah Al-Qur’an dengan tartil.” (QS. AlMuzammil: 1-4)

 

Berikut ini akan kami sampaikan beberapa keutamaan sholat malam dengan tujuan agar seseorang lebih bersemangat dan terdorong hatinya untuk mengerjakannya dan selalu mengerjakannya.

 

1. Sebab masuk surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambunglah tali persaudaraan dan sholatlah ketika manusia terlelap tidur pada waktu malam niscaya engkau akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah, dishohihkan oleh Al Albani)

 

2. Menaikkan derajat di surga.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sungguh di dalam surga tedapat kamar-kamar yang bagian dalamnya terlihat dari luar dan bagian luarnya terlihat dari dalam. Kamar-kamar itu Alloh sediakan bagi orang yang memberi makan, melembutkan perkataan, mengiringi puasa Romadhon (dengan puasa sunah), menebarkan salam dan mengerjakan sholat malam ketika manusia lain terlelap tidur.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

3. Penghapus dosa dan kesalahan.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hendaklah kalian melakukan sholat malam, karena sholat malam itu adalah kebiasaan orang-orang sholih sebelum kalian, dan ibadah yang mendekatkan diri pada Tuhan kalian serta penutup kesalahan dan sebagai penghapus dosa.” (HR. At Tirmidzi, dihasankan oleh Al Albani)

 

4. Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu.

Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat malam.” (HR. Muslim)

 

5. Kemulian orang yang beriman dengan sholat malam.

Ketika Jibril datang pada Rosululloh sholallohu ‘alaihi wa sallam lalu berkata, “Hai Muhammad, kemuliaan orang beriman adalah dengan sholat malam. Dan kegagahan orang beriman adalah sikap mandiri dari bantuan orang lain.” (HR. Al Hakim, dihasankan oleh Al Albani)


Akan tetapi disayangkan kebanyakan kaum muslimin meninggalkan sholat malam yang berarti telah menyia-nyiakan keutamaan yang telah Alloh sediakan dikarenakan kemalasan yang ada pada mereka atau pun tergoda dengan gemerlapnya dunia. Dalam riwayat Imam Bukhori disebutkan bahwa ketika Rosululloh ditanya tentang seorang yang tidur sepanjang malam sampai waktu subuh, maka Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam“Dia adalah seorang yang kedua telinganya dikencingi oleh setan.” Hal ini adalah penghinaan setan baginya, lalu bagaimana seorang yang bangun setelah waktu subuh??? Wallohu Musta’an.

 

Sumber: Abu Abdillah Rudi Agus H.- Artikel www.muslim.or.id

Senin, 13 Desember 2010

Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?



Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

 

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?

 

Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

 

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.

 

Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.

 

Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.

 

Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.

 

Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

 

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam.

Sumber : Bebas

Minggu, 05 Desember 2010

Malaikat Kecilku..

Malaikat Kecilku..

Setiap hari Jum’at, selepas menunaikan shalat Jum,at, seorang Imam dan anaknya yang berusia 9 tahun selalu berjalan menyusuri jalan di kota kecil itu dan menyebarkan artikel “Jendela Surga” dan beberapa karya Islami yang lain. Pada satu Jum’at yang indah, pada ketika Imam dan anaknya itu hendak keluar seperti biasa membagi-bagikan Artikel Islam itu, hari itu menjadi amat dingin dan hujan mulai turun.

 

Anak kecil itu mengenakan jas hujan seraya berkata “Ayah! Saya sudah siap”

 

Ayahnya terkejut dan berkata “Siap untuk apa?”.

 

“Ayah bukankah ini saatnya kita akan keluar untuk membagi-bagikan Artikel Risalah Allah”

 

“Anakku! Bukankah di luar hujan begitu lebat dan udara sangat dingin”

 

“Ayah bukankah masih ada manusia yang akan tersesat dan masuk neraka walaupun ketika hujan turun?”

 

Ayahnya menambah “Iya tapi Ayah tidak sanggup keluar dalam cuaca begini” Dengan merintih anaknya merayu

 

“Ijinkan saya pergi ayah?” Ayahnya berasa agak ragu-ragu namun menyerahkan artikel-artikel itu kepada anaknya

 

“Pergilah nak dan berhati-hatilah. Allah bersamamu!”

 

“Terima kasih Ayah” Dengan wajah bersinar-sinar anak itu pergi meredah hujan dan tubuh kecil itu hilang dalam kelebatan hujan.

 

Anak kecil itu pun membagikan artikel-artikel tersebut kepada siapa pun yang dijumpainya. Begitu juga dia akan mengetuk setiap rumah dan memberikan artikel itu kepada penghuninya. Setelah dua jam, hanya tersisa satu artikel “Jendela Surga” ada pada tangannya. Dia merasa tanggungjawabnya tidak selesai jika masih ada artikel di tangannya.

 

Dia berputar-putar ke sana dan ke mari mencari siapa yang akan diberi artikel terakhirnya itu namun gagal. Akhirnya dia melihat satu rumah yang agak menjorok kedalam dari jalan itu dan akhirnya dia melangkahkan kakinya menghampiri rumah itu. Dan begitu sampai di depan rumah itu, lantas ditekannya bel rumah itu sekali.

 

Ditunggunya sebentar dan ditekan sekali lagi namun tiada jawaban. Diketuk pula pintu itu namun tidak juga ada jawaban. Seolah ada sesuatu yang memeganginya sehingga anak itu enggan pergi, mungkin rumah inilah harapannya agar artikel ini diserahkan.

 

Dia mengambil keputusan menekan bel sekali lagi. Akhirnya pintu rumah itu dibuka. Berdiri di depan pintu adalah seorang perempuan sekitar umur 50 tahun. Mukanya suram dan sedih.

 

“Nak, apa yang bisa ibu bantu?” Wajahnya bersinar-sinar seolah-olah malaikat yang turun dari langit.

 

“Ibu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu. Saya datang ini hanya ingin menyerahkan artikel terakhir ini dan Ibu adalah orang yang paling beruntung”.

 

Dia senyum dan tunduk hormat sebelum melangkah pergi.

 

“Terima kasih nak dan Tuhan akan melindungi kamu” Dengan nada yang lembut.

 

Minggu berikutnya sebelum waktu shalat Jum’at dimulai, seperti biasa Imam naik ke atas mimbar untuk memberikan informasi sekitar masalah dan perkembangan yang terjadi di masjid itu. Sebelum selesai dia bertanya ” Ada yang ingin bertanya sesuatu?”

 

Tiba-tiba ada yang bangun dengan perlahan dan berdiri. Dia adalah perempuan separuh baya. “Saya rasa tidak ada yang mengenal saya. Saya tak pernah hadir ke majlis ini. Untuk anda sekalian ketahui, bahwa saya bukanlah orang islam. Suami saya meninggal beberapa tahun yang lalu dan meninggalkan saya seorang diri dalam dunia ini.” Air mata mulai bergenang di kelopak matanya. “Pada hari Jum’at lalu saya mengambil keputusan untuk bunuh diri. Jadi saya ambil kursi dan tali. Saya ikat ujung tali di galang atas dan ujung satu lagi saya ikatkan di leher.

 

Ketika saya mau terjun, tiba-tiba bel rumah saya berbunyi. Saya tunggu sebentar, pada anggapan saya, siapa pun yang menekan itu akan pergi jika tidak dijawab. Kemudian ia berbunyi lagi. Kemudian saya mendengar ketukan dan bel ditekan sekali lagi”. “Saya jadi penasaran siapakah yang datang, sehingga saya longgarkan tali di leher dan terus pergi ke pintu” “Seumur hidup saya belum pernah saya melihat anak yang comel itu. Senyumannya benar-benar ikhlas dan suaranya seperti malaikat”.

 

“Ibu, maaf saya mengganggu, saya hanya ingin menyampaikan kabar gembira dari ALLAH karena sesungguhnya Allah amat sayang dan senantiasa memelihara Ibu”

 

Itulah kata-kata yang paling indah yang saya dengar”. “Saya melihatnya pergi kembali menyusuri hujan. Saya kemudian menutup pintu dan terus baca artikel itu. Akhirnya kursi dan tali kuletakkan kembali ditempat semula. “Aku tak perlukan itu lagi”. “Lihatlah, sekarang saya sudah menjadi seorang yang bahagia, Di belakang artikel terdapat alamat ini dan itulah sebabnya saya di sini hari ini dan saya ingin masuk islam. Jika tidak disebabkan malaikat kecil yang datang pada hari itu tentunya saya sudah menjadi penghuni neraka”

 

Tak satu pun air mata di masjid itu yang masih kering. Ramai pula yang berteriak dan bertakbir “ALLAHUAKBAR!” Imam lantas turun dari mimbar dan memeluk anaknya yang berada di kaki mimbar dan tak terasa airmatanya pun mengalir Hari Jum’at ini adalah hari paling indah dalam hidupnya.

 

Tiada anugerah yang amat besar dari hari ini. Yaitu anugerah yang sekarang berada di dalam pelukannya. Seorang anak laksana malaikat. Biarkanlah air mata itu menetes. Air mata itu anugerah ALLAH kepada makhlukNya yang penyayang.

 

Sumber: Fadilah Blog - Kumpulan Kisah Islami
 

Sabtu, 04 Desember 2010

Nenek - Nenek yang berTamasya keTaman Hafalan Al-Qur’an

Ummu Shalih. 82 tahun, mulai menghafal Al-Qur’an pada usianya yang ke-70. Tamasyanya ke taman hafalan Al-Qur’an, sungguh sangat menginspirasi. Cita-citanya yang tinggi, kesabaran, dan juga pengorbanannya patut kita teladani.

 

Inilah hasil wawancara dengan Ummu Shalih.

 

Motivasi apa yang mendorong Anda untuk menghafalkan Al-Qur’an pada umur yang setua ini?

 

Sebenarnya, cita-cita saya untuk menghafal Al-Qur’an sudah tumbuh sejak kecil. Kala itu ayah selalu mendoakanku agar menjadj hafizhah Al-Qur’an seperti beliau dan juga seperti kakak laki-lakiku. Dari hal itulah, aku mampu menghafal beberapa surat —kira-kira 3 juz.

 

Ketika usiaku menginjak 13 tahun, aku menikah. Tentu setelah itu aku tersibukkan dengan urusan rumah dan anak-anakku. Ketika aku dikaruniai 7 (tujuh) orang anak, suamiku wafat.   Karena ketujuh buah hatiku masih kecil-kecil, maka seluruh waktuku tersita untuk mengurusi dan mendidik mereka.

 

Nah, ketika mereka sudah dewasa dan berkeluarga, maka waktu ku pun kembali luang. Dan hal yang pertama kali aku tunaikan adalah mencurahkan tenaga dan waktuku untuk mewujudkan cita-cita agungku yang tertunda untuk menghafal Kitabullah Azza wa Jalla.

 

Bagaimana awal perjalanan Anda dalam menghafal?

 

Aku mulai menghafal kembali ketika putri bungsuku masih duduk di bangku Tsanawiyah (SMP).  Dia salah satu putriku yang paling dekat denganku, dan dia sangat mencintaiku.  Sebab kakak-kakak perempuannya telah menikah dan disibukkan dengan kehidupan baru mereka.  Sedangkan, dia (putri bungsuku) tinggal bersamaku. Dia sangat santun, jujur, dan mencintai kebaikan.

 

Putri bungsuku pun bercita-cita untuk menghafal Al-Qur’an—terlebih ketika ustadzahnya menyemangati dirinya. Dari sinilah, saya dan juga putri bungsuku menghafal Al-Qur’an, setiap hari 10 ayat.

 

Bagaimana metode yang Anda gunakan untuk menghafal?

 

Setiap hari, kami hanya menghafal 10 ayat saja. Pada ba’da Ashar, Kami selalu duduk bersama.   Putriku membaca ayat, kemudian aku menirukannya hingga 3 (tiga) kali.   Setelah itu putriku menerangkan makna dari ayat-ayat yang Kami baca. Lantas membaca kembali ayat-ayat tersebut hingga 3 (tiga) kali.

 

Keesokan harinya, sebelum berangkat ke sekolah putriku mengulangi ayat-ayat tersebut untukku. Tak cukup itu saja, saya pun menggunakan tape recorder untuk mendengar murattal Syaikh Al-Hushairi, dan aku mengulanginya hingga 3 (tiga) kali. Aku pun mendengar murattal tersebut pada sebagian besar waktuku.

Kami menetapkan hari Jum’at, khusus untuk mengulangi kembali ayat-ayat yang kami hafal selama satu pekan. Demikian seterusnya, saya dan putri bungsuku selalu menghafal ayat-ayat Al-Qur’an dengan cara tersebut.

 

Kapan Anda selesal menghafal seluruh Al-Qur’an?

 

Kira-.kira 4,5 tahun berjalan aku sudah hafal 12 Juz dengan cara yang telah saya sebutkan. Kemudian putriku pun menikah. Ketika suaminya mengetahui kebiasaan kami, dia pun mengontrak sebuah rumah yang dekat dengan rumahku untuk memberikan kesempatan kepadaku dan putriku untuk menyempurnakan hafalan kami.

 

Semoga Allah membalas kebaikan menantuku dengan kebaikan yang lebih baik. Dialah yang selalu menyemangati kami, bahkan terkadang dia menemani kami untuk menyimak hafalan kami, menafsirkan ayat-ayat yang kami baca, dan juga memberikan pelajaran-pelajaran berharga kepada kami.

 

Tiga tahun kemudian, putriku tersibukkan dengan urusan anak-anaknya dan pekerjaan rumahnya.   Sehingga tidak bisa melazimi kebiasaan yang telah kami jalani. Putriku pun merasa khawatir hafalanku menjadi terbengkalai. Maka, putriku pun mencarikan untukku seorang ustadzah agar dapat menemaniku menyempurnakan hafalanku.

Dengan taufik Allah Azza Wajalla aku pun telah purna menghafalkan seluruh Al-Qur’an.   Semangat putriku pun masih membara untuk menyusulku menjadi hafizhah Al-Qur’an. Bahkan,  tidak mengendur sedikit pun.

 

Cita-cita Anda sangat tinggi, dan Anda pun telah mewujudkannya. Siapakah sosok wanita di sekitar Anda yang selalu mendukung Anda?

 

Motivasi saya telah jelas dan terang. Putri-putriku, juga para menantu perempuanku pastinya selalu mendukungku. Walau hanya satu jam, kami sepakat untuk mengadakan pertemuan sepekan sekali. Dalam pertemuan itu kami menghafal beberapa surat, dan saling menyimak hafalan. Terkadang pertemuan itu pun macet. Tetapi kemudian mereka bersepakat kembali untuk bertemu. Saya yakin, niat mereka semua sangat baik.

Tak ketinggalan pula, cucu-cucu perempuanku yang selalu memberikan kaset-kaset murattal Al-Qur’an. Hingga aku pun selalu memberi mereka bermacam-macam hadiah.

 

Awalnya, tetangga-tetanggaku juga tidak simpatik dengan cita-citaku. Mereka selalu mengingatkanku betapa sulitnya menghafal di usia yang daya ingatnya telah lemah. Tetapi ketika mereka melihat kebulatan tekadku, akhirnya mereka pun berbalik mendukung dan menyemangatiku. Ada di antara tetanggaku yang juga ikut tersulut semangatnya untuk menghafal, dan sedikit demi sedikit hafalannya pun mulai bertambah.

Ketika tetangga-tetanggaku mengetahui bahwa aku telah purna menghafal seluruh Al-Qur’an, mereka pun sangat berbahagia. Hingga kulihat air mata bahagia menetes di pipi mereka.

 

Sekarang, apakah Anda merasa kesulitan untuk muraja’ah (mengulangi) hafalan?

 

Saya selalu mendengarkan murattal Al-Qur’an, dan menirukannya. Demikian juga ketika shalat, saya selalu membaca beberapa surat panjang. Terkadang pula saya meminta salah seorang putriku untuk menyimak hafalanku.

Di antara putra-putri Anda, adakah yang juga hafizh seperti Anda?

Tak ada satu pun dari mereka yang hafal keseluruhan Al-Qur’an. Tetapi, insya Allah mereka selalu berusaha mencapai cita-cita menjadi hafizh. Semoga Allah menyampaikan mereka pada hal tersebut dengan bimbingan-Nya.

 

Setelah hafal Al-Qur’an, tidak terpikirkan untuk menghafal hadits?

 

Saat ini, saya telah hafal 90 hadits, dan saya tetap berkeinginan untuk melanjutkannya, Insya Allah. Saya menghafalnya dengan mendengarkan dari kaset. Pada setiap akhir pekan, putriku membacakan untukku 3 (tiga) hadits. Sekarang, saya telah mencoba untuk menghafal hadits lebih banyak lagi.

 

Setelah kurang lebih 12 tahun Anda disibukkan dengan menghafal Al-Qur’an, perubahan apa yang Anda rasakan dalam kehidupan Anda?

 

Benar, saya merasakan perubahan yang mendasar dalam diri saya. Walau sebelum menghafal–untuk Allah segala pujian—saya selalu menjaga diri untuk senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Setelah disibukkan dengan menghafalkan Al-Qur’an, justru saya merasakan kelapangan hati yang tak terkira, dan sirnalah seluruh kecemasan dalam diriku. Saya pun tidak pernah menyangka akan terbebas dari perasaan khawatir terhadap urusan-urusan yang menimpa anak-anakku.

 

Moral dan spiritku benar-benar terangkat. Hingga aku pun rela berpayah-payah untuk mewujudkan kerinduanku dalam mewujudkan cita-citaku. Inilah nikmat terbesar yang diberikan oleh Sang Khaliq Azza Wajalla kepadaku sebagai wanita tua, suami pun telah tiada, dan juga anak-anaknya pun mulai berkeluarga.

 

Di saat wanita lanjut usia lainnya terjebak dalam angan-angan dan lamunan. Tetapi aku —segala puji hanya untuk Allah— tidak merasakan hal yang demikian. Saya benar-benar tersibukkan dengan urusan besar yang memiliki faedah di dunia dan akhirat.

 

Ketika itu, apakah Anda tidak berpikir untuk mendaftarkan diri pada sebuah pesantren penghafal Al-Qur’an?

 

Pernah beberapa wanita yang mengusulkan kepadaku, tapi saya adalah wanita yang terbiasa untuk berdiam diri di dalam rumah dan jarang sekali keluar rumah. Alhamdulillah, karena putriku telah mencukupi segalanya dan membantuku dalam segala urusan. Sungguh, putriku benar-benar tidak ada duanya. Aku pun telah banyak mengambil pelajaran darinya.

 

Apa yang terkesan dalam diri Anda tentang putri bungsu Anda yang telah membimbing dan mendampingi Anda?

 

Putri bungsuku telah memberikan pelajaran mengagumkan dalam kebaikan dan kedermawanan yang keduanya sulit ditemui pada zaman sekarang. Terlebih dia mendampingiku menghafal Al-Qur’an pada usia ABG. Padahal,usia ini adalah usia labil yang mudah terombang-ambing dan tergoda dengan keadaan yang menjerumuskan.

 

Tidak seperti umumnya teman-teman seusianya, putriku memaksakan diri untuk meluangkan waktunya untuk mendampingiku. Dia pun mengajari dan mendampinqiku dengan tekun, sabar, dan penuh kelembutan. Suaminya pun demikian —semoga Allah senantiasa menjaganya, selalu menolong dan telah memberikan bantuan yang begitu banyak. Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan kepada mereka berdua dan menyejukkan pandangan mata mereka dengan anak-anak yang shalih.

 

Apa saran Anda kepada wanita yang telah lanjut usia, dan menginginkan untuk dapat menghafalkan Al-Qur’an, tetapi terhalang oleh rasa khawatir dan merasa tidak mampu untuk melaksanakannya?

 

Saya katakan, “Jangan berputus asa terhadap cita-cita yang benar. Teguhkanlah keinginanmu, bulatkan tekadmu, dan berdoalah kepada Allah di setiap waktu. Kemudian, mulailah sekarang juga. Setelah umurmu berlalu dan kau curahkan seluruhnya untuk memenuhi tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga, mendidik anak, dan mengurus suami. Maka sekarang saatnyalah Anda memanjakan diri. Bukan berarti kemudian memperbanyak keluar rumah, memuaskan diri dengan tidur, bermewah-mewah, dan banyak beristirahat. Tetapi memanjakan diri dengan amal shalih.  Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita memohon khusnul khatimah.

 

Nasihat Anda terhadap para remaja?

 

Jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Nikmat Allah berupa kesehatan, dan banyaknya waktu luangmu, maksimalkanlah untuk menghafal kitab Allah Azza Wa Jalla. Inilah cahaya yang akan menyinari hatimu, hidupmu, dan kuburmu setelah engkau mati.

 

Jika kalian masih memiliki ibu, bersungguh-sungguhlah dalam membimbingnya menuju ketaatan kepada Allah. Demi Allah, tidak ada nikmat yang lebih dicintai seorang ibu kecuali seorang anak shalih yang mau menolongnya untuk mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla.

(diterjemahkan dari quraan-sunna.com)

 

disalin dari buku: HAFAL AL-QUR’AN TANPA NYANTRI penyusun: Abdud Daim Al Kahil. penerbit: Pustaka Arafah Cet I, Maret 2010, halaman 129-137 - April 17, 2010. Dikirim Sutikno bin Tumingan dalam Kisah Teladan, Pribadi Shalihah

Selasa, 30 November 2010

Ketika ORANG yang BERBUAT BAIK masuk NERAKA

Tidak cukup kita menjadi orang yang BAIK.

Karena tidak semua yang masuk NERAKA adalah orang yang TIDAK BAIK.

Ada juga, mereka adalah orang yang menganggap telah berbuat seBAIK-BAIKnya.

Tetapi sesungguhnya dia adalah orang yang PALING MERUGI perbuatannya.

Padahal mereka telah beramal SHOLEH yang banyak kepada orang lain.

 

Mereka itulah orang yang tidak mendapat HIKMAH dari Allah...

Menganggap telah berbuat seBAIK-BAIKnya.

Tetapi PALING MERUGI perbuatannya.

 

Kunci yang lain selain AMAL SHOLEH adalah BERIMAN,

Yaitu BEIMAN kepada AYAT-AYAT Allah dengan MENTAATINYA,

dan tidak MENYEKUTUKAN-Nya dengan sesuatupun.

 

 Allah subhanahu wa ta’ala menjelaskan HIKMAH ini :

 

"Sesungguhnya jika engkau berbuat SYIRIK, niscaya HAPUSlah amalmu, dan benar-benar engkau termasuk orang yang RUGI". (QS. Az-Zumar: 65).

 

Katakanlah (Muhammad): "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?"

 

Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.

 

Mereka itu orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan mereka dan mengingkari  perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.

 

Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal sholeh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.

 

Katakanlah (Muhammad): "Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).

 

Katakanlah (Muhammad): "Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa". Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal yang shaleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".

(QS Al Kahfi : 103-110)

 

” Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu'min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu'min,

apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan,

akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.

Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya

maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

(QS Al Ahzab : 36)

 

Bahkan menurut Allah subhanahu wa ta’ala...

Do’a mereka tidak akan sampai kepada Allah.

Catatan amal mereka akan tertahan.

Karena PINTU LANGIT telah TERTUTUP untuk mereka.

Dan mereka MUSTAHIL akan masuk SURGA.

Sebagaimana MUSTAHILnya UNTA masuk ke dalam LOBANG JARUM.

 

”Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami

dan menyombongkan diri terhadapnya,

sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit

dan tidak (pula) mereka masuk surga,  

hingga unta masuk ke lobang jarum.

Demikianlah Kami memberi pembalasan

kepada orang-orang yang berbuat kejahatan.”

(QS Al A’raf : 40)

 

Sahabat Hikmah...

Telah banyak AYAT Allah yang kita dapatkan...

Telah banyak SABDA Rasul yang kita pelajari...

Apakah kita telah  MENGIMANI dengan MENGAMALKANNYA ?

Ataukah kita telah MENGINGKARI dengan MENCAMPAKKANNYA ?

Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT yang satu...

Dan INGKAR dengan ayat yang lain.

 

Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang IMAN kepada Allah,

Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang larangan SYIRIK kepada-Nya.

 

Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang SHOLAT,

Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang ZAKAT.

 

Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang AKHLAQ,

Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang JILBAB.

 

Janganlah kita BERIMAN dengan AYAT tentang HAJI,

Tetapi INGKAR dengan AYAT tentang JIHAD.

 

SEMUANYA datang dari Allah dan Rasul-Nya,

SEMUANYA kita harus MENERIMANYA.

 

Masuklah ke dalam ISLAM secara KAFFAH (KESELURUHAN),

Janganlah MENGIKUTI langkah-langkah SYAITHAN.

 

”Hai orang-orang yang beriman,

masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya,

dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.

 

Tetapi jika kamu menyimpang (dari jalan Allah)

sesudah datang kepadamu bukti-bukti kebenaran,

maka ketahuilah, bahwasanya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(QS Al Baqarah : 208-209)

 

Atau mereka adalah orang yang beriman kepada Allah,

dan beriman kepada sebagian Rasul dan tetapi ingkar kepada Rasul yang lain.

beriman kepada sebagian ayat Allah dan ingkar kepada ayat yang lain.

Dan mereka hendak membedakan antara mereka.

 

”Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasu-rasul-Nya,

dan bermaksud memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan rasul-rasul-Nya,

dengan mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian

dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)",

serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah)

di antara yang demikian (iman atau kafir),

merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.

Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu

siksaan yang menghinakan.”

(QS An Nisa:150-151)

 

Menurut sebagian besar mufassir seperti Ibnu Jarir al-Thabari, al-Qurthubi, Ibnu Katsir, Fakhruddin al-Razi, al-Syaukani, dll ayat ini turun berkenaan dengan kaum Yahudi dan Nasrani.

 

Kaum Yahudi meng-aku beriman kepada Nabi Musa dan Taurat,

namun mengingkari Nabi Isa dan Nabi Muhammad SAW.

Dan mereka telah menyekutukan Allah dengan 'Uzair.

 

Sedangkan kaum Nasrani mengaku beriman kepada Nabi Musa dan Nabi Isa,

namun mengingkari Nabi Muhammad SAW.

Dan mereka telah menyekutukan Allah dengan Nabi Isa (Yesus)

 

Berimanlah kepada Allah dan semua Rasul-Nya.

Karena kendati mengaku beriman kepada Allah SWT, tetapi beriman  dengan sebagian rasul-Nya,

mereka semua dinyatakan ayat ini sebagai orang-orang yang kafir sebenar-benarnya.

 

Wallahu a’lam bi showab


sumber : Grup di Fb : Kata-Kata Hikmah

Rabu, 24 November 2010

Siapa yang butuh Telpon Darurat!!!

Saudara-saudaraku yang kucintai, Semoga dirahmati Oleh Allah Subhanallahu Ta'alla, dalam Safaat Rosul di Akhir Zaman, Amin Ya Robbal Alamin. Ini ada tulisan (dari millis tetangga) untuk direnungkan, untuk ditelaah, bukan sekedar dipikirkan tapi diimplementasikan. Silahkan...

 

 
Bayangkan bila pada saat kita berdoa dan mendengar ini: "Terima kasih, Anda telah menghubungi Rumah Allah".

 
Pilihlah salah satu:

 
* Tekan 1 untuk 'meminta' * Tekan 2 untuk 'mengucap syukur'.* Tekan 3 untuk 'mengeluh'.* Tekan 4 untuk 'permintaan lainnya'."

 
Atau, bagaimana jika Malaikat memohon maaf seperti ini: "Saat ini semua malaikat sedang membantu pelanggan lain. Tetaplah menunggu. Panggilan Anda akan dijawab berdasarkan urutannya." Bisakah Anda bayangkan bila pada saat berdoa, Anda mendapat respons seperti ini:

 
"Jika Anda mau bicara dengan Malaikat Jibril, tekan 1.

 
Dengan Malaikat Mikail, tekan 2.

 
Dengan malaikat lainnya, tekan 3.

 
Jika Anda ingin mendengar sari tilawah saat Anda menunggu, tekan 4.

 
"Untuk jawaban pertanyaan tentang hakekat surga & neraka, silahkan tunggu sampai Anda tiba disini!!"

 
Atau bisa juga Anda mendengar ini : "Komputer kami menunjukkan bahwa Anda telah satu kali menelpon hari ini, Silakan mencoba kembali esok hari."

 
"Kantor ini ditutup pada akhir minggu. Silakan menelpon kembali hari Senin setelah pukul 9 pagi."

 
Alhamdulillah, Allah SWT mengasihi kita, Anda dapat menelponNya setiap saat!!!

 
Anda hanya perlu untuk memanggilnya kapan saja dan Dia mendengar Anda. Karena bila memanggil Allah, Anda tidak akan pernah mendapat nada sibuk.

 
Allah menerima setiap panggilan dan mengetahui siapa pemanggilnya secara pribadi.

 
Ketika Anda memanggil, gunakan nomor utama ini: 244342 : shalat Subuh 4 : shalat Zuhur 4 : shalat Ashar 3 : shalat Maghrib 4 : shalat Isya

 
Atau untuk lebih lengkapnya lebih banyak kemashlahatannya, gunakan nomor ini : 284434832 : shalat Subuh 8 : Shalat Dhuha 4 : shalat Zuhur 4 : shalat Ashar 3 : shalat Maghrib 4 : shalat Isya 8 : Shalat Lail ( tahajjut ) 3 : Shalat Witir

 
Info selengkapnya ada di Buku Telepon berjudul "Al Qur'anul Karim & Hadist Rasul"

 
Langsung kontak, tanpa Operator tanpa Perantara, tanpa biaya.

 
Nomor 24434 dan 28443483 ini memiliki jumlah saluran hunting yang tak terbatas dan seluruhnya buka 24 jam sehari

 
7 hari seminggu

 
365 hari setahun !!

 
Sebarkan informasi ini kepada orang-orang disekeliling kita.

 
Mana tahu mungkin mereka sedang membutuhkannya

 
7 Kalimah ALLAH

 
Sabda Rasulullah S.A.W : " Barang siapa hafal tujuh kalimat, ia terpandang mulia di sisi Allah dan Malaikat serta diampuni dosa-dosanya walau sebanyak buih laut "

 

 
1. Mengucap Bismillah pada tiap-tiap hendak melakukan sesuatu. 2. Mengucap Alhamdulillah pada tiap-tiap selesai melakukan sesuatu. 3. Mengucap Astaghfirullah jika lidah terselip perkataan yang tidak patut. 4. Mengucap Insya-Allah jika merencanakan berbuat sesuatu di hari esok. 5. Mengucap "La haula wala kuwwata illa billah" jika menghadapi sesuatu tak disukai dan tak diingini. 6. Mengucap "inna lillahi wa inna ilaihi rajiun" jika menghadapi dan menerima musibah. 7. Mengucap "La ilaha illa Allah Muhammad Rasulullah" sepanjang siang dan malam sehingga tak terpisah dari lidahnya .

 

 
Dari tafsir hanafi, mudah-mudahan ingat, walau lambat-lambat mudah-mudahan selalu, walau sambil lalu mudah-mudahan jadi boleh, karena sudah biasa.

 
Sekarang anda mempunyai 2 pilihan :

 
Amin....Wassalam...

 

Catatan dari : Muhammad Syukri Ali

Sabtu, 20 November 2010

Tukang Buah VS Tukang Sayur

SURAT TUKANG BUAH YG PATAH HATI:

'WAJAHMU MEMANG MANGGIS,
WATAKMU JUGA MELON-KOLIS,
TAPI HATIKU NANAS KARENA CEMBURU,
SIRSAK NAPASKU,
HATIKU ANGGUR LEBUR,
INI DELIMA DALAM HIDUPKU,
MEMANG INI JUGA SALAKKU,
JARANG APEL MALAM MINGGU,

YA TUHAN,
MOHON BELIMBING-MU,
KALO MEMANG PERPISANGAN INI YG TERBAIK UNTUKKU,
SEMANGKA KAU BAHAGIA DGN WANITA LAIN...
SAWONARA....'

DARI: DURIANTO

SURAT BALASAN DARI PACARNYA YANG TERNYATA TUKANG SAYUR:

'MEMBALAS KENTANG SURATMU ITU,
BROKOLI SUDAH KUBILANG,
JANGAN TIAP DATENG RAMBUTMU SELALU KUCAI,
JAGUNGMU GAK PERNAH DI CUKUR.
DISURUH DATENG MALAM MINGGU, EHH NONGOLNYA HARI LABU.
DITAMBAH KONDISI KEUANGANMU MAKIN HARI MAKIN PARE,
KALO MO NELPON AKU AJA MESTI KE WORTEL .

TERUS TERONG AJA,
CINTAKU PADAMU SUDAH LAMA TOMAT...
JANGAN KANGKUNG AKU LAGI,

CABEE DEEEHHHH!!!#:-s;).:)

(Kiriman dari teman)

Sabtu, 13 November 2010

Jawablah Pembisikmu.......


1.Jika dia membisikkan:"Anakmu akan mati" JAWABLAH: semua akan mati dan akupun akan mati".
2.Jika dia membisikkan: hartamu akan musnah" JAWABLAH: "tak apalah,pertanggunganku menjadi ringan".
3.Jika dia membisikkan: "orang-orang menzhalimi dirimu, sedangkan kamu tidak Zhalim" JAWABLAH:"siksa Allah akan menimpa orang-orang zhalim dan tidak mengenai orang-orang baik".(Aku serahkan semua kepada Allah swt).
4.Jika dia membisikkan:"betapa banyak kebaikanmu" JAWABLAH:"kejelekkanku jauh lebih banyak".(Astaghfirullah).
5.Jika dia membisikkan: "alangkah banyak shalatmu" JAWABLAH:"kelalaianku lebih banyak dari shalatku"(lalai = tidak mengingat bahwa Allah mengawasi dirinya).
6.Jika dia membisikkan:"betapa banyak kamu bersedekah kepada orang-orang" JAWABLAH: "apa yang aku terima dari Allah jauh lebih banyak dari yg aku sedekahkan".
7.Jika dia membisikkan: "betapa banyak orang yang menzhalimimu" JAWABLAH: "orang-orang yang aku zhalimi lebih banyak"(Astaghfirullah).
8.Jika dia membisikkan: "betapa banyak amalmu" JAWABLAH: "betapa sering aku bermaksiat".(A'Udzubillah).
9. Mengapa kamu tidak mencintai dunia ? "JAWABLAH:"aku tidak mencintainya karena telah banyak orang lain yang tertipu olehnya".(Dan mereka mendapat sengsara batin, mereka sebagian seperti dipenjara dan sebagian lagi wafat sudah dan berada di barzah...Aku akan kuatkan ekonomiku,tetapi aku tidak akan mencintai harta, karena harta hanyalah alat untuk hidupku tetapi aku bukan untuk harta...

Ya Allah,hamba mu ini mengharapkan sangat agar jiwa ini damai,selalu yakin akan berjumpa denganmu,jiwa yg ridho terhadap takdir dan hukum-Mu,serta jiwa yg selalu puas menerima pemberianmu dan mensyukurinya..Amiiiiiin Insya Allah..

copas dari temen UB

Jumat, 12 November 2010

Kemana perginya doamu?

Kemana perginya doa?

Jika berharap uang, yang datang utang
Jika pinta kemudahan, yang ada kesulitan
Jika doakan kesehatan, yang hampiri penyakit

Jangan kau tanya mengapa Tuhan tak kabulkan doa
Jangan kau paksa kapan Tuhan ijabahkan doa
Jangan kau heran mengapa Tuhan abaikan doa

Tapi tanyakan seperti apa tubuhmu bicara
tanyakan seperti apa hatimu berkata
Apa Subuhmu menjelang dhuha
Apa Dhuhurmu sisa waktu bisnismu
Apa Ashar-magribmu terlalu dekat
Apa Isyamu terkantuk karena mengantuk

Jangan salahkan Tuhan,
Jika kau kira bisa bebas berbuat dosa
lalu bisa putihkan dengan umroh tiap tahun

Jangan salahkan Tuhan,
Jika ayat suci dijadikan mantera dan jampi
Surat Yusuf agar anak ganteng
Surat Maryam agar anak cantik
Surat Rahman agar banyak rejeki
Entah surat apa agar mudah jodoh
Entah apa lagi agar lancar urusan

Dan jangan salahkan Tuhan,
Jika ayat-ayatNya menjadi isim dan jimat,
kantongi Quran mini kemanapun pergi,
stiker Ayat Kursi di jendela dan atas pintu
Jika titah Tuhan hanya beban
Jika urusan Tuhan hanya dagang
Jangan harapkan kecintaanNya akan datang

sumber : temanku Ummu B

Selasa, 09 November 2010

Subhanallah....Keutamaan-keutamaan Seputar Bulan Dzulhijjah....

Sesungguhnya termasuk sebagian karunia Allah dan anugerah-Nya adalah Dia menjadikan untuk hamba-hamba-Nya yang shalih waktu-waktu tertentu dimana hamba-hamba tersebut dapat memperbanyak amal shalihnya. Diantara waktu-waktu tertentu itu adalah sepuluh hari (pertama) bulan Dzulhijjah. Berkenaan dengan firman Allah Ta’ala:

Demi Fajar, dan malam yang sepuluh.” (QS. Al Hajr:1-2)

Mayoritas ulama berpendapat bahwa dalam ayat ini Allah Ta’ala telah bersumpah dengan “sepuluh hari” pertama dari bulan Dzulhijjah ini. Pendapat ini pula yang dipilih oleh Ibnu Jarir ath Thabari dan Ibnu Katsir rahimakumullah dalam kitab tafsir mereka.

Hari-hari sepuluh pertama bulan Dzulhijjah ini memiliki beberapa keutamaan dan keberkahan, dan penjelasannya sebagai berikut:

PERTAMA : beramal shalih pada sepuluh hari ini memiliki keutamaan yang lebih dibanding dengan hari-hari lainnya.

Imam Al Bukhari telah meriwayatkan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, bahwa beliau bersabda:

Tidaklah ada amal yang lebih utama daripada amal-amal yang dikerjakan pada sepuluh hari Dzulhijjah ini.” Lalu para sahabat bertanya, “Tidak juga Jihad?” Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam menjawab,”Tidak juga Jihad, kecuali seseorang yang keluar (untuk berjihad) sambil mempertaruhkan diri (jiwa) dan hartanya,lalu kembali tanpa membawa sesuatupun.” (HR. Bukhari).

Dari Said bin Jubair rahimahullah, dan dia yang meriwayatkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma yang lalu, “Jika kamu masuk ke dalam sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, maka bersungguh-sungguhlah sampai hampir saja ia tidak mampu menguasainya (melaksanakannya).” (HR. Ad Darimi, hadits hasan)

Ibnu Hajar berkata dalam kitabnya Fathul Baari: “Sebab yang jelas tentang keistimewaan sepuluh hari di bulan Dzulhijjah adalah karena pada hari tersebut merupakan waktu berkumpulnya ibadah-ibadah utama; yaitu shalat, shaum, shadaqah dan haji. Dan itu tidak ada di hari-hari selainnya.”

KEDUA : keutamaan yang lebih khusus pada hari kesembilan sebagai hari ‘Arafah.

Pada hari ini para jama’ah Haji melaksanakan wukuf di ‘Arafah, dan wukuf ini merupakan rukun utama dari ibadah Haji. Karenanya hari ini menjadi hari yang memiliki keitamaan yang agung dan keberkahan yang melimpah. Diantara keutamaannya, bahwa sesungguhnya Allah menggugurkan dosa-dosa (dosa kecil) selama dua tahun bagi orang yang berpuasa pada hari ‘Arafah.

Dari Abu Qatadah al Anshari radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pernah ditanya tentang puasa pada hari ‘Arafah, maka beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “(Puasa pada hari itu) mengugurkan dosa-dosa setahun yang lalu dan dosa-dosa setahun berikutnya.” (HR.Muslim)

Di sunnahkan pula untuk berpuasa ‘Arafah bagi mereka yang tidak ber Haji (yang berada di luar ‘Arafah). Sebagaimana petunjuk Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, adalah beliau berbuka (tidak berpuasa) ketika berada di ‘Arafah pada hari ‘Arafah (sedang ber haji). (lihat shaih Bukhari kitab al Hajj dan shahih Muslim kitab ash Shiyaam)

Ibnul Qoyyim rahimahullah menjelaskan, “Berbukanya Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam pada hari ‘Arafah itu mengandung beberapa hikmah, diantaranya memperkuat do’a di ‘Arafah, bahwa berbuka dai puasa yang wajib saja disaat perjalanan safar lebih utama , maka apa lagi dengan puasa yang hanya hukumnya sunnah…” Ibnul Qoyyim melanjutkan, “Guru kami, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengambil jalan yang berbeda dengan orang lain, yaitu bahwa hari ‘Arafah merupakan hari raya bagi mereka yang sedang berwukuf di ‘Arafah dikarenakan pertemuan mereka disana, seperti pertemuan mereka di hari raya (yaumul ‘Ied), dan pertemuan ini hanya khusus bagi mereka yang berada di ‘Arafah saja, tidak bagi yang selain mereka…” (Zaadul Ma’aad)

Dan di antara keberkahan hari ‘Arafah berikutnya, pada hari itu banyak orang yang dibebaskan oleh Allah Ta’ala, dia mendekat ke langit dunia dan membangga-banggakan para jama’ah Haji di hadapan para Malaikat. Dari ‘Aisyah radhiallahu anha, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Tidak ada hari yang Allah lebih banyak membebaskan hamba-Nya dari adzab neraka daripada hari ‘Arafah. Sesungguhnya Dia (pada hari itu) mendekat, kemudian menbangga-banggakan mereka (para jama’ah Haji) dihadapan para Malaikat.” Lalu Dia bertanya,”Apa yang diinginkan oleh para jama’ah Haji itu?” (HR. Muslim)

Dan dari Jabir bin ‘Abdillah radhiallahu anhu, dia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Pada hari ‘Arafah sesungguhnya Allah turun ke langit dunia, lalu membangga-banggakan mereka (para jama’ah Haji) di hadapan para Malaikat, maka Allah berfirman,’Perhatikan hamba-hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dalam keadaan kusut berdebu dan tersengat teriknya matahari, datang dari segala penjuru yang jauh. Aku bersaksi kepada kalian (para Malaikat) bahwa Aku telah mengampuni mereka.’” (HR.Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, al Laalikai, dan Imam al Baghawi, hadits shahih)

KETIGA : keutamaan hari ke sepuluh bulan Dzulhijjah, yaitu ‘Iedul Adh-ha yang disebut juga yaumul Nahr.

Dalil yang menunjukkan keutamaan dan keagungan hari ‘Iedul Adh-ha adalah hadits yang diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin Qurth radhiallahu anhu, dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa beliau bersabda:

Hari teragung di sisi Allah adalah hari ‘Iedul Adh-ha (yaumul Nahr) kemudian sehari setelahnya…” (HR. Abu Dawud)

Dan hari yang agung ini dinamakan juga sebagai hari Haji Akbar. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

Dan (inilah) suatu pemakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada manusia pada hari haji akbar.” (QS. At Taubah:3)

Dan Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam juga menyebut hari agung ini dengan sebutan yang sama. Karena sebagian besar amalan-amalan manasik Haji dilakukan pada hari ini, seperti menyembelih kurban, memotong rambut, melontar jumrah dan Thawaf mengelilingi Ka’bah. (Zaadul Ma’aad). Pada hari yang penuh berkah ini, kaum muslimin berkumpul untuk melaksanakan shalat ‘Ied dan mendengarkan khutbah hingga para wanita pun disyari’atkan agar keluar rumah untuk kepentingan ini. Sebagaimana dalam ash Shahihain, bahwa Ummu ‘Athiyyah Nusaibah binti al Harits berkata:

Kami para wanita diperintahkan untuk keluar pada hari ‘Ied hingga hingga kami mengeluarkan gadis dalam pingitan. Juga mengajak keluar wanita-wanita yang sedang haidh, berada di belakang orang-orang. Mereka bertakbir dengan takbirnya dan mereka berdo’a dengan do’anya. Mengharapkan keberkahan dan kesucian dari hari yang agung ini.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Al Hafidz Ibnu Hajar berkomentar tentang maksud dari kehadiran para wanita tersebut di hari agung ini, sehingga para wanita berhalangan tidak luput dari perintah keluar untuk menghadirinya: “Maksud dari kehadiran mereka adalah menampakkan syi’ar Islam dengan memaksimalkan berkumpulnya kaum muslimin agar barakah hari yang mulia ini dapat meliputi mereka semua.” (Fathul Baari)

Pada hari ini dan setelahnya, yaitu pada hari-hari tasyriq, kaum muslimin bertaqarrub kepada Allah Ta’ala melalui penyembelihan hewan kurban. Dan menyembelih hewan kurban merupakan sebuah syi’ar yang agung dari syi’ar Islam.

Namun apakah sepuluh hari Dzulhijjah ini lebih mulia dari sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadhan? Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjawab persoalan ini dg jawaban yg tuntas, dimana beliau menyatakan, “Sepuluh hari Dzulhijjah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam bulan Dzulhijjah.” (Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah)

Muridnya Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menyatakan,” Ini menunjukkan bahwa sepuluh malan terakhir dari bulan Ramadhan menjadi lebih utama karena adanya laitatul Qadr, dan lailatul Qadr ini merupakan bagian dari waktu-waktu malamnya. sedangkan sepuluh hari Dzulhijjah mejadi lebih utama karena hari-harinya (siangnya), karena didalamnya terdapat yaumun Nahr (hari berkurban), hari ‘Arafah dan hari Tarwiyah (hari ke delapan Dzulhijjah). (Zadul Maa’ad)

MACAM-MACAM AMALAN YANG DISYARI’ATKAN

1. Shalat

Disunnahkan untuk bersegera dalam melaksanakan hal-hal yang wajib dan memperbanyak amalan-amalan sunnah, karena itu adalah sebaik-baik cara untuk mendekatkan diri kepada Allah. Telah diriwayatkan dari Tsauban radhiallahu anhu, ia berkata, ‘Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Hendaklah kamu memperbanyak sujud untuk Allah. Karenaa kamu tidak bersujud kepada Allah sebanyak satu kali sujud kecuali Allah akan mengangkatmu satu derajat dan Allah akan menghapuskan darimu satu kesalahan.” (HR. Muslim)

Ketetapan ini berlaku umum, untuk segala waktu.

2. Melaksanakan Haji dan ‘Umrah

Amal ini adalah amal yang paling utama, berdasarkan berbagai hadits shahih yang menunjukkan keutamaannya, salah satunya adalah sabda Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam:

Dari umrah ke umrah adalah tebusan (dosa-dosa yg dikerjakan) di antara keduanya, dan haji yang mabrur balasannya tiada lain adalah surga.” (HR. Muslim)

3. Berpuasa Pada Hari-Hari Tersebut, Terutama Pada Hari ‘Arafah

Tidak disangsikan lagi bahwa puasa adalah jenis amalan yg paling utama dan yg dipilih Allah untuk diri-Nya. Disebutkan dalam hadits qudsi, artinya:

Puasa itu adalah untuk-Ku, dan Akulah yang akan membalasnya. Sungguh dia telah meninggalkan syahwat, makanan dan minumannya semata-mata karena Aku.”

Diriwayatkan dai Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Tidaklah seorang hamba berpuasa sehari di jalan Allah melainkan Allah pasti menjauhkan dirinya dengan puasanya itu dari api neraka selama tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Diriwayatkan dari Abu Qatadah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Berpuasa pada hari ‘Arafah melebur dosa-dosa setahun sebelum dan sesudahnya.” (HR. Muslim)

Dari Hinaidah bin Khalid radhiallahu anhu, dari istrinya dari sebagian istri-istri Rasululllah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, dia berkata:

Adalah Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam berpuasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah, sepuluh Muharram dan tiga hari setiap bulan.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i)

Imam Nawawi berkata tentang puasa sepuluh hari bulan Dzulhijjah: “Sangat di sunnahkan.”

4. Takbir, Tahlil dan Tahmid Serta Dzikir

Sebagaimana firman Allah Ta’ala:

pic3.jpg

“…dan agar mereka menyebutkan nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (QS. Al Hajj:28)

Para ahli tafsir menafsiri bahwa yang dimaksud dengan “hari-hari yang telah ditentukan” adalah sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Oleh karena itu, para ulama menganjurkan untuk memperbanyak dzikir pada hari-hari tersebut, berdasarkan hadits dari Ibnu Umar radhiallahu anhuma yang artinya, maka perbanyaklah pada hari-hari itu tahlil, takbir, dan tahmid.”(HR. Ahmad)

Imam Bukhari rahimahullah berkata:” Ibnu Umar dan Abu Hurairah radhiallahu anhum keluar ke pasar pada hari-hari sepuluh (sepuluh hari pertama) dalam bulan Dzulhijjah seraya mengumandangkan takbir lalu orang-orang pun mengikuti takbir keduanya.”

Dia juga berkata,” Umar bertakbir dikubahnya sampai orang-orang masjid mendengarnya, maka mereka bertakbir dan bertakbir pula orang-orang yang ada di pasar-pasar sampai gemuruh takbir itu menguasai pendengaranku.”

Ibnu ‘Umar bertakbir di Mina pada hari-hari itu, bertakbir juga setelah melakukan shalat, saat berada di atas ranjangnya, di perkemahannya, di majelisnya, dan diwaktu berjalan di jalan-jalan sepanjang hari-hari itu. Disunnahkan pula untuk bertakbir dengan suara yang keras berdasarkan perbuatan Umar, anak lelakinya dan Abu Hurairah.

Bentuk Takbir

Telah diriwayatkan tentang bentuk-bentuk takbir yang diriwayatkan oleh para sahabat dan tabi’in diantaranya:

a. Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar kabiraa

b. Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar wa lillaahil hamdu.

c. Allaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar, Allaahu akbar, Allaahu akbar, wa lillaahil hamdu.

Tidak boleh mengumandangkan takbir bersama-sama, yaitu dengan berkumpul pada suatu majelis dan mengucapkannya dengan satu suara. Hal ini tidak pernah dilakukan oleh para salaf. Menurut sunnah adalah masing-masing orang bertakbir sendiri-sendiri. Hal tersebut berlaku pada semua dzikir dan berdo’a, kecuali jika ia tidak mengerti sehingga ia harus belajar dengan mengikuti orang lain.

5. Taubat Serta Meninggalkan Segala Maksiat dan Dosa, Sehingga Akan Mendapatkan Ampunan dan Rahmat Allah Ta’ala.

Maksiat adalah penyebab terjauhkan dan terusirnya hamba Allah Ta’ala dan ketaatan adalah penyebab dekat dan cinta kasih Allah Ta’ala kepadanya. disebutkan dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Sesungguhnya Allah itu cemburu, dan kecemburuan Allah itu manakal seorang hamba melakukan apa yang diharamkan Allah terhadapnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

6. Banyak Beramal Shalih

Memperbanyak amalan-amalan shalih berupa ibadah sunnah seperti: shalat, sedekah, jihad, membaca Al Qur’an, amar ma’ruf nahi munkar dan lain sebagainya. Sebab amalan-amalan tersebut pada hari itu dilipatgandakan pahalanya. Amalan yang tidak utama bila dilakukan pada hari itu akan menjadi lebih utama dan dicintai Allah daripada amal ibadah pada hari lainnya meskipun merupakan amal ibadah utama. Sekalipun jihad yang merupakan amal ibadah yang utama, kecuali jihadnya orang yang tidak kembali dengan harta dan jiwanya.

7. Berkurban Pada Hari Raya Qurban dan Hari-Hari Tasyriq

Hal ini adalah sunnah Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yakni ketika Allah menebus putranya dengan sembelihan yang agung dan juga sunnah Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Tentang keutamaan hari raya kurban , telah di jelaskan diatas dalam pasal ketiga (keutamaan yaumul Nahr) keutamaan sepuluh hari bulan Dzulhijjah.

8. Melaksanakan Shalat Idul Adh-ha dan Mendengarkan Khutbahnya.

Setiap muslim hendaknya memahami hikmah disyari’atkannya hari raya ini. Hari ini adalah hari bersyukur dan beramal kebajikan. Maka janganlah dijadikan sebagai hari keangkuhan dan kesombongan; janganlah dijadikan kesempatan bermaksiat dan bergelimang dalam kemungkaran seperti: nyanyi-nyanyian, main judi, mabuk-mabukkan dan sejenisnya. Dimana hal tersebut akan menyebabkan terhapusnya amal kebajikan yang dilakukannya selama sepuluh hari. Tentang keutamaan hari ini , telah dijelaskan sebagiannya diatas.

Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas, hendaknya setiap muslim dan muslimah mengisi hari-hari ini dengan melakukan ketaatan, dzikir dan syukur kepada Allah, melaksanakan segala kewajiban dan menjauhi segala larangan; memanfaatkan kesempatan ini dan berusaha memperoleh kemurahan Allah agar mendapat ridha-Nya.

KEUTAMAAN HARI-HARI TASYRIQ

Hari Tasyriq adalah tiga hari (tgl 11,12,13 dzulhijjah) setelah yaumun Nahr, dinamakan hari tasyriq karena pada hari itu orang-orang mengeringkan atau mendendengkan dan menyebarkan daging kurban. (Syarhun Nawawi li Shaihi Muslim).

Allah Ta’ala berfirman:

pic4.jpg

Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang berbilang.” (QS. Al Baqarah :203)

Berkata Ibnu Abbas radhiallahu anhuma: “’dalam beberapa hari yang berbilang’ adalah hari-hari tasyriq.”

Dalam Shahih Muslim dari hadits Nabisyah al Hadzali radhiallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda, “Hari-hari tasyriq adalah hari-hari makan dan minum.” Dan dalam suatu riwayat dengan tambahan: “Dzikir kepada Allah.” (HR. Muslim)

Dan terdapat pula di dalam as Sunnan dari ‘Uqbah bin Amir radhiallahu anhu bahwa dia berkata, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda:

Hari ‘Arafah, hari raya kurban dan hari-hari tasyriq merupakan hari raya kita pemeluk Islam, dan dia merupakan hari-hari makan dan minum.” (HR. Abu Dawud)

Ibnu Rajab rahimahullah menyatakan,” Dalam sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bahwa hari-hari tersebut merupakan ‘hari-hari makan dan minum serta dzikir kepada Allah’, sebagai sebuah isyarat bahwa makan dan minum pada hari-hari raya tersebut merupakan mekanisme yang membantu untuk meningkatkan dzikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya. Sebagai bagian dari kesempurnaan mensyukuti nikmat Allah, yaitu menjadikan hari-hari makan dan minum sebagai alat yang menolongnya untuk berbuat ta’at kepada-Nya…”(Latha iful Ma’aarif, Ibnu Rajab)

Pada hari-hari ini disyari’atkan untuk bertakbir sebagaimana dilakukan oleh para Sahabat radhiallahu anhum dan generasi Salaf yang datang setelah masa mereka (para Sahabat). Takbir ini juga merupakan salah satu bentuk dari berbagai dzikir kepada Allah. Adapun waktu bertakbir, para ulama memiliki beberapa pendapat. Dan pendapat yang paling shahih dan masyhur bahwa takbir dimulai dari pagi hari ‘Arafah sampai akhir hari Tasyriq. (Tafsir Ibnu Katsir dan Fathul Baari).

Dalil-dalil yang mengidentifikasikan kemuliaan hari-hari tasyriq ini adalah jatuhnya masa pelaksanaan beberapa amalan manasik Haji pada hari-hari tasyriq tersebut, seperti hari (mabit) di Mina, hari-hari melontar jumrah, hari-hari menyembelih hewan kurban dan lain sebagainya. Dan di antara hari-hari tasyriq sendiri, maka hari yang paling utama pada periode tersebut adalah hari pertamanya, sebagaimana dalam hadits berikut:

Hari teragung di sisi Allah adalah hari ‘Iedul Adh-ha (yaumun Nahr) kemudian sehari setelahnya (yaumul qarri)…” (HR. Abu Dawud)

Dinamakan yaumul qarri karena pada hari itu mereka berada di Mina dan berdiam diri disana.

Maraji:

Kitab At Tabarruk Anwaa’uhu wa Ahkaamuhu (edisi terjemahan, Amalan dan Waktu yg Diberkahi), penulis dr. Nashir bin ‘Abdirrahman bin Muhammad al Juda’i.

Kitab Ibadah Kurban Keutamaan dan Koreksi atas Berbagai Kesalahannya, penulis Syaikh Abdullah bin Abdurrahman Al jibrin, Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syaikh Muhammad bin Rasyid bin Abdullah al Ghufaili.

Kitab Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Bulan Dzulhijjah, Hukum Qurban, Syari’at Aqiqah dan Fiqh Dua Hari Raya, penulis Ustadz Abdullah Shalih Al Hadrami (materi kajian majelis taklim dan dakwah Husnul Khatimah, Malang)

http://abuzubair.wordpress.com/2007/07/30/keutamaan-sepuluh-hari-pertama-bulan-dzulhijjah/