Jumat, 26 Februari 2010

Ayooo siapa yang tau jawabannya???

1. Kalo Circle-K itu buka 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 12 bulan setahun. Kenapa dipintunya ada lobang kunci?

2. Katanya wajan teflon itu anti lengket. Gimana caranya mereka menempelkan stiker teflon anti lengket di wajan itu?

3. Perlukah kita pake peredam suara kalo kita nembak seorang pantomim?

4. Kenapa mereka mensteril jarum suntik pada hukuman mati suntik?

5. Kalo kura-kura kehilangan tempurungnya, Dia gelandangan atau telanjang?

6. Kalo olive oil berasal dari buah olive, kalo baby oil?

7. Apa yang terjadi kalo ada orang kaget setengah mati, mengalaminya dua kali?

8. Kalo "kotak Hitam" di pesawat itu tidak bisa hancur, Kenapa mereka nggak bikin seluruh pesawat dari bahan yang sama?

9. Kalo ada orang yang ketagihan counseling, Gimana cara menyembuhkan mereka?

10. Siapa yang bisa jawab pertanyaan 9 diatas, siapa ya yang mau nyumbang hadiahnya?

Rabu, 17 Februari 2010

True Story : Aku Seorang Muslimah-Muallaf

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Religion & Spirituality
Author:Lucy Bushill-Matthews
Judul buku: Aku Seorang Muslimah-Muallaf
Penulis: Lucy Bushill-Matthews
Penerbit: Lentera Hati, 2009
Tebal: xv + 358 halaman

Masih muda namun sudah berani mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Lucy Bushill-Matthews adalah remaja putri warga negara Inggris yang memutuskan menjadi muallaf saat berusia 19 tahun. Ketika itu dia masih kuliah di Cambridge University.

Bukan hanya menjadi muallaf, dia juga berani nikah muda saat masih jadi mahasiswi.

Kisah hidup Lucy sejak remaja hingga menjadi ibu dari tiga orang anak, dituangkannya dalam buku ini. Banyak suka-duka menjadi muallaf di Inggris. Mulai dari reaksi keluarga, interaksi dengan teman di kantor, pengalaman bepergian ke beberapa negara, hingga kepeduliannya terhadap pendidikan anak-anak muslim di Inggris, diungkapkannya dengan ringan, enak dibaca, dan mudah dimengerti.

Dari kisah hidup Lucy, banyak hal yang bisa diteladani, khususnya oleh remaja muslimah. Di awal keislamannya, dia berusaha menerapkan syariat Islam dengan teguh, seperti salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, dan mengenakan busana muslimah.

Selain itu, dia juga menolak mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak halal, dan ketat menjaga pergaulan dengan lawan jenisnya.

Dengan kata lain, dia menolak pergaulan bebas, yang sudah menjadi hal biasa dalam pergaulan muda-mudi di barat! Ini yang perlu diteladani remaja-remaja muslimah, yang masih kerap tergoda dan terbawa arus pergaulan bebas, yang bisa merusak akhlak mereka.

Setelah menikah dengan pria pilihannya, Julian, Lucy kerap bepergian ke beberapa negara Islam, termasuk Indonesia. Dia juga melaksanakan rukun Islam kelima, naik haji ke tanah suci.

Julian adalah orang pertama yang mengenalkannya dengan Islam. Pria keturunan Iran ini adalah teman sekolah Lucy, yang punya pengetahuan agama cukup luas, dan taat beribadah.

Semua pengalaman dan interaksi Lucy dengan kaum muslim di berbagai belahan dunia diceritakannya dengan apik. Dengan jujur dia mengisahkan apa yang dia lihat dan temukan di negara-negara tersebut.

Tak lupa dia juga menyampaikan kritik atas perilaku umat Islam yang tidak bisa diajak berdisiplin. Mengantre, contohnya. Untuk urusan satu ini, dia harus mengakui tradisi di negaranya jauh lebih baik karena warganya sudah terbiasa mengantre dengan tertib dan sabar.

Meski berbeda agama dengan orangtua dan saudara-saudaranya, Lucy tetap memelihara silaturrahmi dengan mereka. Nampaknya dia sudah memahami dengan baik konsep silaturrahmi dengan orang berbeda agama dalam Islam.

Saat Natal, misalnya, Lucy berkumpul dengan keluarganya, namun tidak ikut dalam ritual Natal, dan tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang tidak halal. Keluarganya juga dapat memahami pendirian Lucy dengan keyakinan barunya.

Tak banyak buku tentang kisah hidup muallaf yang hidup di barat. Buku ini adalah otobiografi penulisnya, yang membeberkan dengan jujur dan apa adanya perjalanan hidup sang penulis sebagai seorang muslimah muallaf.

Banyak hal bisa diteladani dari kisah hidup Lucy, dan mereka yang sudah Islam sejak lahir tak perlu malu meneladaninya.
Justru kita malu karena kita tidak menjalankan ajaran islam secara kaffah.

sumber : http://dyhary.wordpress.com/

Sabtu, 13 Februari 2010

Sudahkah Anda Malu Kepada-NYA??


Pernah merasa malu kepada Allah? Saya kira, jawabannya antara “ya” dan “tidak”. Alasannya pun pasti beragam. Tapi, biarlah “ya” dan “tidak” qalbu kita yang menjawabnya. Mari kita test kadar rasa “malu” kita lewat dialog Kanjeng Nabi Muhammad SAW dengan sahabatnya di bawah ini.

Suatu ketika, Nabi SAW berseru di hadapan para sahabatnya, “Wahai manusia, malulah kalian kepada Allah dengan sebenar-benar malu.” Seseorang bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah kami telah merasa malu kepada Allah?” Rasulullah kemudian menjawab, “Barangsiapa malu kepada Allah; ia: [1] tidak akan tidur nyenyak di malam hari, karena ajal selalu mengintai di hadapannya; [2] akan menjaga perut dan isinya; [3] memelihara kepala dan pikirannya; [4] mengingat mati dan cobaannya; dan [5] meninggalkan kemegahan dunia.” (HR. Ibnu Majah).

Itulah hakikat malu menurut Baginda Rasulullah SAW. Bagaimana dengan malu yang ada dalam diri kita? Sudahkah seperti yang dianjurkan oleh Rasul SAW? Atau sebaliknya?

[1] Tidak tidur nyenyak. Maksudnya bukan tidak tidur, tapi sebagian malam ada waktu khusus ‘untuk Allah’. Tidur adalah kebutuhan jasmani. Rasulullah pun tidur di malam hari. Bahkan menurut beliau, “tidur adalah hak badan kita”. Jadi, yang perlu dibudayakan di sini adalah bagaimana kita menyediakan waktu khusus untuk bermunajat kepada Allah, ketika orang lain –mungkin–tertidur pulas di atas kasur empuknya. Karena menurut Allah –dalam surah al-Muzammil–bacaan shalat malam lebih berkesan. Tidurlah di malam hari, tapi jangan lupakan Allah yang memberikan nikmat ‘mengantuk’ dan nikmat ‘cita rasa tidur’ kepada kita.

[2] Menjaga perut. Ya, perut adalah ‘mesin’ manusia. Ia harus diisi agar bisa bergerak dengan baik dan stabil. Tetapi, isi perut haris ‘diedit’: tidak asal makan, tidak asal masuk, tidak asal caplok. Yang namanya mesin, isinya tidak boleh “heterogen”. Homogenitas isi perut harus benar-benar dipertahankan. Maksud saya adalah “kehalalan” makanan. Makanan –apapun bentuk dan modelnya–harus halal dan baik, halalan thayyiban kata Allah SWT di dalam Al-Qur’an. Zaman sekarang ini, orang tidak malu lagi nyaplok makanan. Tak peduli halal-haram, yang penting perut kenyang. Bahkan sudah ada statemen yang sangat memalukan dan memilukun, “Jangankan yang halal, yang haram saja susah dicari.” Na‘udzu billah min dzalik. Orang yang asal masukkan makanan ke dalam perut besarnya adalah orang yang tidak tahu malu di hadapan Allah. Allah sudah menyediakan rezki yang begitu banyak, kenapa masih ada rasa sulit dalam menjemputnya?

[3] Memelihara kepala dan isinya. Yups, kepala harus dijaga. Jangan asal mikir. Jangan asal puter otak. Semuanya harus dipertimbangkan dengan baik dan matang. Positive thinking, ini mungkin yang pas istilahnya. Kata orang Arab, al-tafkîr al-îjâbî, berpikirlah dengan positif. Jangan selalu berpikir yang ngeres, kotor, jahat, su’uzzhann, dlsb. Tentang rezki, berpikirlah dengan baik (husnuzzhan) kepada Allah. Tentang prestasi, berpikirlah dengan baik dan sehat tentang usaha kita dalam meraihnya. Tentang ibadah kepada Allah, koreksi (muhasabah)lah setiap saat, agar grafiknya meningkat dan semakin mantap. Menurut seorang ahli, berpikir negatif (su’uzzhan) adalah satu cara agar cepat mati.” Tuh, emangnya enak?

[4] Mengingat mati. Bukan hanya mengingat mati, tapi juga cobaannya kata Baginda Rasul SAW. Apa cobaan kemaatian itu? Cobaannya adalah sakaratul maut, “sakitnya merasakan ruh ketika keluar dari tubuh”. Ya Allah. Kita selalu merasa maut itu masih jauh, sehingga kita tidak pernah merasa malu kepada Allah. Kita selalu merasa bahwa amal kita sudah baik, sudah sempurna. Dengan begitu, kita tidak pernah merasa dan berpikir bahwa maut akan datang menjelang. Zikru hadimi al-ladzdzat harus diperbanyak kata Nabi SAW. “Aktsiru min dzikri hadimi al-ladzdzat, “Perbanyaklah mengingat sang pemutus kenikmatan”. Ya, kita harus banyak mengingat mati, kalau kita benar-benar merasa malu kepada Allah. Nabi SAW saja ketika merasakan sakitnya sakaratul maut sampai berkeringat dan berkata, “Inna lilmauti lasakarat, “Sungguh, kematian itu memiliki rasa sakit yang sangat dahsyat, ketika ruh mau keluar dari tubuh”. Istrinya tercinta, Ibunda Aisyah, sampai berulang-ulang membasuhkan air ke muka beliau yang sangat mulia itu. Lha, kita? Seberapa sering kita mengingat mati? Jangan-jangan kita tidak pernah mengingatnya.

[5] Meninggalkan kemegahan dunia. Bukan meninggalkan kenikmatannya. Karena nikmat yang ada didunia ini memang diciptakan untuk kita oleh Allah. Yang tidak benar adalah, kita terlalu bermegah-megah dalam menikmatinya, sampai kita tidak merasa malu kepada Allah. Dia-lah Sang Pemberi rezki di dunia ini. Kita tidak boleh asal comot rezki-Nya, ada aturan main di dalamnya. Di dalam surah al-Takatsur Allah telah mengingatkan, “Kalian telah dilalaikan oleh gaya menumpuk-numpuk kemegahan dunia. (Kalian baru sadar) sampai kalian ‘ziarah’ ke alam kubur.” Ya, ketika kita ‘ziarah’ (singgah sebentar) di alam barzakh, kita baru tahu ternyata peringatan Allah itu benar. Kebanyakan mengejar duniawi, menumpuk kekayaan yang tiada henti dan tanpa batas membuat qalbu kita mati. Kita tidak malu kepada Allah. Dilalaikan oleh kenikmatan dunia, akhirnya kita lalai dari zikrullah yang lebih nikmat dari makanan dan minuman apapun. Zikrullah lebih tenang dari ketenangan mana pun. Ala bidzikrillah tathma’innul qulub. Ingat, kata Allah, dengan berzikir kepada Allah lah hati-hati kalian menjadi tenang dan tentram. Silahkan dinikmati kenikmatan dunia ini, tapi jangan lupakan akhirat. Di sana kampung halaman kita yang hakiki. Dan kita pasti akan kembali ke sana. “Carilah apa-apa yang telah diberikan kepadamu dari kehidupan akhirat. Namun jangan lupa untuk menikmati bagianmu di dunia ini.” (Qs. al-Qashash: 77).

Ya Allah, hidupkan lah qalbu kami dengan ”rasa malu’” kepadamu. Tolonglah kami agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur atas nikmat-Mu dan beribadah dengan baik kepada-Mu. Amin ya Rabbal ‘Alamin.

Sumber :
Qosim http://www.gagasmedia.com/rohani/penulis/%E2%80%9Chakikat-malu-kepada-allah%E2%80%9D.html

Minggu, 07 Februari 2010

Sebuah Harapan.....

Ya Allah Ya Rabbi…
Engkaulah yang memiliki segala kekuatan di muka bumi ini
Engkaulah yang memiliki semua yang ada di langit dan bumi
Engkaulah yang menguasai semua yang didaratan dan lautan
Engkaulah yang menguasai semua hati didunia ini

Ya Allah Ya Rabbi…
Ampunkanlah semua dosa-dosa hambamu yang dhoif ini
Hambamu yang kerjanya selalu  meminta apapun kepada Engkau
Hambamu yang selalu mengemis kasih-Mu
Hambamu yang selalu mengadu apapun kepada-Mu
Ya Allah Ya Rabbi….

Kuharap Engkau tidak bosan mendengarkan semua permintaan hambamu ini…
Kutahu semua permintaanku tidak akan terkabul diwaktu itu juga
Tetapi kutahu juga bahwa Engkau mengetahui semua yang terbaik untukku
Jadi aku ikhlas bahwa tidak semua doaku Engkau kabulkan
Karena aku berusaha bertawwakal bahwa semuanya adalah untuk kebaikanku

Ya Allah Ya Rabbi….
Tetapi kuharap dengan sangat permintaanku yang satu ini Engkau kabulkan
Yaitu kuingin meraih Surga-Mu yang Abadi melalui  Rahmat  dari-Mu
Tunjukanlah selalu jalan yang terbaik untuk menempuh Surga-Mu yang abadi
Tunjukanlah jalan yang lurus untuk meraih Rahmatmu yang selalu kunanti
Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa  fa’fuanna

Amiiiiin Ya Rabbal ‘Alamiin


Rabu, 03 Februari 2010

BETAPA MUDAHNYA ... BETAPA SULITNYA ... !

BETAPA MUDAHNYA ... BETAPA SULITNYA ... !
Sebuah Renungan Diri . . .

Betapa besarnya nilai uang kertas senilai Rp.100.000 apabila dibawa ke masjid untukdisumbangkan; tetapi …
Betapa kecilnya kalau dibawa ke Mall untuk dibelanjakan !

Betapa lamanya melayani Allah selama lima belas menit namun …
Betapa singkatnya kalau kita melihat film.

Betapa sulitnya untuk mencari kata-kata (spontan) ketika kita berdoa namun .. Betapa mudahnya kalau mengobrol atau bergosip dengan pacar / teman tanpa harus berpikir panjang-panjang.

Betapa ringannya kita di kamar mandi (BAB) selama 15 menit sambil bernyanyi, tetapi ....
Betapa sulitnya sholat khusuk dbarengi dzikir selama 15 menit.

Betapa asyiknya apabila pertandingan bola diperpanjang waktunya ekstra namun
Kita mengeluh ketika khotbah di masjid lebih lama sedikit daripada biasa.

Betapa sulitnya untuk membaca satu lembar Al-qur’an tapi betapa mudahnya membaca 100 halaman dari novel yang laris.

Betapa getolnya orang untuk duduk di depan dalam pertandingan atau konser namun lebih senang berada di saf paling belakang ketika berada di Masjid.

Betapa nikmat dan ringannya kita makan dilanjut dengan merokok selama 30 menit, namun ..
Betapa sulitnya kita merenung tentang ke-Absolutan dan ke-Esaan Allah, walau hanya 10 menit.

Betapa Mudahnya membuat 40 tahun dosa demi memuaskan nafsu birahi semata, namun alangkah sulitnya ketika menahan nafsu selama 30 hari ketika berpuasa.

Betapa sulitnya menyediakan waktu untuk sholat 5 waktu; namun betapa mudahnya menyesuaikan waktu dalam sekejap pada saat terakhir untuk event yangmenyenangkan.

Betapa sulitnya untuk mempelajari arti yang terkandung di dalam Al-Qur’an; namun betapa mudahnya untuk mengulang-ulangi gosip yang sama kepada orang lain.

Betapa mudahnya kita mempercayai apa yang dikatakan oleh koran namun Betapa kita meragukan apa yang dikatakan oleh Kitab Suci Al-Quran.

Betapa setiap orang ingin masuk sorga seandainya tidak perlu untuk percaya atau berpikir, atau mengatakan apa-apa, atau tidak perlu berbuat apa-apa.


Sumber : Namaku Fendie Saja di tab Discussion Komunitas Bisa!

Senin, 01 Februari 2010

Seputar Pro dan Kontra seputar Haramnya Rebonding dan Pre-wedding...

Seputar Pro dan Kontra seputar Haramnya Rebonding dan Pre-wedding...

Pasti udah denger dong tentang forum di Jawa Timur yang  mengharamkan pelurusan rambut atau rebonding bagi wanita yang belum menikah. Forum itu juga mengharamkan foto mesra sebelum pernikahan atau pre-wedding.

Sebenernya ada yang perlu dilurusin disini nih...
 

Satu hal yang penting diketahui tentang forum di Jawa Timur itu Cuma sebuah pondok pesantren yang MENGHIMBAU murid-muridnya soal pro kontra ini.bukan sebuah FATWA.karena dalam mengeluarkan sebuah fatwa,harus berkumpul semua lapisan masyarakat MUSLIM untuk membahas sesuatu dalam sudut pandang Islam,untuk kebaikan umat MUSLIM itu sendiri.

Dan, Yang harus diharamkan dulu itu
BAGI MUSLIMAH YANG TIDAK MENUTUP RAMBUTNYA KARNA ITU MERUPAKAN AURAT.,, Karna ada “FATWA”  dari ALLAH langsung tentang pengharaman ini…
“Wahai Nabi, suruhlah isteri-isterimu dan anak-anak perempuanmu serta perempuan yang beriman, supaya melabuhkan pakaiannya bagi menutup seluruh tubuhnya (ketika mereka keluar); cara yang demikian lebih sesuai untuk mereka dikenal (sebagai perempuan yang baik-baik) maka dengan itu mereka tidak diganggu dan (ingatlah) Allah adalah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.” (Surat al-Ahzab, ayat 59).
Jadi bukan ulama yang mewajibkan MENUTUP AURAT (KRUDUNG DAN JILBAB) tapi dari Tuhan kita langsung  ALLAH SWT.

Nah maksud dari pengharaman rebonding itu, maksudnya forum itu bahwa rambut yang habis direbonding  akan dilihat  juga oleh yang bukan muhrimnya. Padahal sebelum rebonding pun DOSA hukumnya bagi yang menunjukkan aurat/rambutnya kepada yang bukan muhrim..

Jadi kenapa kok banyak NON Muslim yang ikut berpendapat  tentang fatwa haram ini?? Karna jelas fatwa ini HANYA untuk MUSLIMAH…Jadi kalian TIDAK BERHAK berpendapat kepada hukum yang hanya untuk UMAT MUSLIM.

Dan bagi yang belum mengenakan Kerudung atau Jilbab juga banyak yang berpendapat, bagi mereka mumpung wig, lurus papan, mengkriting belum ada fatwa haramnya, mereka ‘berlomba-lomba’ memakai itu semua.

PADAHAL bukan itu yang diharamkan, TETAPI WAJIB  HUKUMNYA MENUTUP AURAT BAGI MUSLIMAH YANG SUDAH BALIGH..

Jadi  Rebonding, Lurus Papan, Kriting rambut HALAL kok bagi yang belum nikah juga,Tapi bagi yang menutup Aurat/Rambutnya dari yang Non Muhrim. Jadi tidak diumbar rambutnya untuk  yang bukan muhrim,karna itu HARAM.

Dan untuk foto Pra wedding.. MAKSUDNYA HARAM mendekatkan pria dan wanita yang bukan muhrim. "Bagi calon mempelai, hukumnya haram jika terdapat; ikhtilat (percampuran laki-laki dan perempuan), kholwat (berduaan) dan kasyful aurat (membuka aurat).
Jadi bukan Fotonya yang haram, Tapi prosesnya..

Jadi aku heran banget ngeliat selebritis yang IKUT BERPENDAPAT dalam masalah ini.apalagi beberapa yang komen adalah yang non muslim. Mengapa kalian ikut berpendapat tentang HUKUM yang jelas dari agama islam. Dan ditujukan HANYA UNTUK UMAT MUSLIM.dan selebritis muslim,daripada berkomen ria dan ngga ngerti konteksnya,lebih baik belajar agama dulu.karena bagaimanapun orang yang mengeluarkan pendapat tersebut jauh lebih berilmu daripada kita.

Sebenernya Haramnya berdekat-dekatan bagi yang bukan muhrim itu bukan ulama yang mengharamkannya, tapi ALLAH SWT dalam firmannya:
" Dan apabila kalian meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri nabi) maka mintalah dari belakang tabir (hijab). Cara yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka." (Al-Ahzab : 53)
Dan sabda Nabi Muhammad SAW :
"Janganlah salah seorang diantara kalian (laki-laki) bersepi-sepi (berkhalwat) dengan wanita malainkan harus disertai mahramnya."
(Mutafaqqun'alaihi).

DAN banyak orang – orang yang tidak berhijab atau yang melakukan praktek “pacaran” berpendapat masalah ini. Bagi mereka kenapa kok haram. Sebenernya yang haram itu Berdekatan dengan yang bukan muhrim, apakah itu PACARAN atau berteman biasa sesuai dengan dalil diatas. Mereka berpendapat demikian karna mereka heran, kan (bagi mereka) wajar-wajar aja foto-foto berdua sama pacar atau temen, kok malahan sebelum menikah malah diharamin. Jadi BUKAN FOTO PRE WEDDINGnya YANG HARAM, TETAPI PROSES BERDEKAT-DEKATAN BAGI YANG BUKAN MUHRIM ITU HARAM. Jadi foto berdua pacar pun HARAM. Berjabat-tangan pun HARAM bagi yang bukan muhrim.

Allah berfirman : "Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji, dan merupakan jalanyang buruk." (Al-Israa' : 32).
Sebagian infotainment dan pendapat umum malah ngerasa si ulama kurang kerjaan dan picik banget dalam menilai hal yang menurut mereka remeh. Padahal tugas ulama adalah memberi informasi hukum Islam dalam tindakan sehari-hari. Mungkin menurut kita itu remeh,tapi dari hal-hal yang kecil dan remeh itulah,kerusakan moril masyarakat terbentuk.hingga yang dosa dianggap biasa,dan yang ingin menghimbau kebaikan dianggap picik.
Maaf ya terkesan Kasar dan Keras, karna saya udah sebel banget sama pendapat-pendapat orang –orang tentang seputar fatwa-fatwa ini yang tidak pada tempatnya dan terkesan sok tau. Dan Forum itu juga yang tidak menjelaskan dahulu Kewajiban-Kewajiban Utama seorang Muslim dan Muslimah sebelum mengeluarkan Fatwa-fatwa yang membingungkan bagi yang belum menjalankan Agamanya secara penuh atau kaffah.

Wallahu a’lam bishowab..
Mungkin ada yang mau menambahkan?