Sabtu, 29 Mei 2010

Tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya

Pernahkah kita bertanya, bagaimana kita dapat percaya bahwa Allah itu ada?

Padahal mata kita tidak pernah melihat wujud-Nya, telinga kita tidak pernah mendengar perkataan-Nya, begitu juga hidung, tangan, bahkan seluruh indera-indera kita tidak pernah merasakan eksistensi-Nya. Namun dengan segala keterbatasan yang ada pada indera kita, ternyata kita masih bisa menghayati, apa yang kita percaya sebagai ciptaan-Nya, tanda-tanda kekuasaan-Nya.

Jauh sebelum manusia lahir, sesuatu yang luar biasa telah terjadi : pembentukan alam semesta. Teori pembentukan alam semesta yang saat ini banyak dianut oleh para ilmuwan ialah apa yang disebut dengan Big Bang. Berdasarkan teori ini, sebelum planet, bintang, satelit, dan benda-benda angkasa lainnya terbentuk, seluruh alam semesta ini berwujud seperti bola dengan diameter 3 juta mil, yang tersusun dari atom-atom dengan gaya tarik menarik sangat kuat, bahkan tidak dapat dibayangkan oleh akal. Pada suatu saat, ledakan yang sangat besar terjadi pada bola tersebut, menyebabkan atom-atomnya terpental ke segala arah. Atom-atom ini lah yang lambat laun membentuk planet, bintang, hingga tata surya, dan galaksi.
Alam raya ini dipercaya oleh para ilmuwan terus meluas. Bintang-bintang senantiasa bergerak menjauh, begitu juga dengan matahari pada sistem tata surya kita. Saat ini luas alam raya diperkirakan mencapai milyaran tahun cahaya. Padahal, satu tahun cahaya saja setara dengan 10 triliun km. Sungguh amat luas dan sulit dikalkulasikan kecuali menggunakan simbol matematika tak hingga.

Keajaiban alam raya ini juga diungkapkan oleh Stephen Hawking dalam bukunya A Brief History of Time. Menurut perkiraannya, apabila laju pengembangan alam semesta ini sejak terjadinya Big Bang terlambat satu per 10 pangkat 18 detik saja dari keadaannya sekarang, maka bintang-bintang, planet-planet, termasuk bumi tidak akan pernah terbentuk, seperti yang kita dapat saksikan sekarang. Seorang ahli matematika dari Inggris juga sempat mengemukakan bahwa probabilitas / peluang alam raya tercipta sampai keadaannya sekarang adalah 1 banding 10 pangkat 123, yakni satu per 10 dengan 123 buah nol di belakangnya, sebuah ketelitian yang mustahil untuk dibayangkan manusia.

Kita tidak perlu mencari tahu lagi, siapakah gerangan yang berperan dalam penciptaan alam semesta ini. Allah telah menunjukkan semua itu dalam untaian ayat-ayat-Nya. Pada Al-Anbiya [21]:30 Allah berfirman :

“Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya..”

Begitu juga dalam Adz-Dzaariyat [51]:47 :

“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar Maha Meluaskan”

Serta pada Az-Zumar [39]:5 :

“Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan”

Tidak dapat dibayangkan bagaimana Al-Qur’an yang diturunkan pada abad ke-7 Mahesi telah menyiratkan fenomena pembentukan alam raya sebagaimana ilmuwan-ilmuwan zaman sekarang baru dapat mempelajarinya. Hal itu tidak lain untuk menegaskan eksistensi Allah sebagai Sang Pencipta dari alam raya ini beserta seluruh isinya.

Keajaiban penciptaan Allah juga dapat kita renungi dari bintang-bintang yang bertebaran di angkasa. Ketika malam hari kita melihat kerlap-kerlip bintang, mungkin sempat terpintas dalam benak kita, dapatkah kita menghitung jumlah bintang yang ada di langit sana. Seandainya kita dapat melihat dan menghitung seluruh bintang yang ada di angkasa, taruhlah kita butuh waktu satu detik untuk menghitung dua bintang. Dalam satu tahun, kita memiliki 365 * 24 * 60 * 60 = 31,5 juta detik. Apabila kita hidup selama 100 tahun, maka jumlah bintang yang dapat kita hitung adalah : 31,5 juta * 100 * 2 = 6,2 milyar bintang, itu dari mulai lahir hingga meninggal tanpa istirahat. Padahal para ahli memperkirakan jumlah bintang di angkasa mencapai 100 milyar. Subhanallah, betapa minimnya kemampuan kita untuk dapat mencermati semua nikmat dan karunia dari Allah.

Setelah kita meyakini keberadaan Allah lewat tanda-tanda kekuasaan-Nya, wajar kita bertanya : seperti apakah wujud eksistensi Allah. Mugkin kita masih memiliki gambaran yang berbeda-beda yang kita bawa sejak kecil tentang bagaimana wujud Allah tersebut. Seperti halnya kawan kita, Taufiq yang dulu membayangkan Allah seperti sosok Zeus, yang bercokol di atas langit. Al-Qur’an telah memberi keterangan yang jelas tentang wujud eksistensi Allah, antara lain dapat dilihat pada surat Al-Hadid [57] ayat 1-6. Di sini saya kutip ayat keempat :

“..Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.”

Begitu pula dalam surat Al-Baqoroh [2] : 186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran”

Selanjutnya dalam Al-Mujadilah [58] : 7

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dia-lah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.“

Ada beberapa poin yang dapat kita petik dari tiga kutipan ayat di atas.

1. Sesungguhnya Allah itu sangat dekat dan bersama kita dimanapun kita berada.

2. Eksistensi Allah adalah tunggal, esa, namun tidak terbatas luasnya. 

Allah ada di depan kita, di belakang kita, di atas kita, di rumah, di kantor, di kampus, di manapun kita berada. Allah senantiasa mendengarkan serta mengabulkan doa-doa yang kita panjatkan sebagaimana kutipan ayat kedua. Mungkin kita masih ingat banyak kejadian-kejadian dalam hidup ini saat kita merasakan begitu dekatnya pertolongan Allah. Sebelum Ujian, tak lupa kita berdoa agar dimudahkan dan mendapat hasil yang baik. Bahkan mungkin kita tidak menyangka akan dapat menembus Kampus Favorit lewat seleksi yang sangat ketat, yang tidak mungkin rasanya kita lalui tanpa tangan-tangan Allah.

Tidak ada satu hal kecil pun kita lakukan yang luput dari pengetahuan Allah. Dalam surat Al-An’am [6] : 59 Allah berfirman :

“…dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula)…”

Bahkan tidak ada sehelai daun pun yang gugur melainkan Allah mengetahuinya.

Tentu kita merasa sangat malu apabila di kehidupan sehari-hari kita sering melalaikan-Nya. Tidak terhitung berapa banyak nikmat yang senantiasa Ia berikan kepada kita. Doa-doa yang kita panjatkan selalu dikabulkan-Nya. Kesulitan-kesulitan dalam hidup kita selalu dimudahkan-Nya. Karena itu marilah kita belajar untuk selalu menjadi hamba yang selalu bersyukur dengan selalu bertakwa kepada-Nya, menjauhi perbuatan-perbuatan buruk sekecil apa pun. Rasakanlah kehadiran Allah di manapun kita berada, ke manapun kita melangkah. Dialah tempat kita kembali kelak, dan setiap perbuatan kita pasti akan diminta pertanggungjawabannya.

sumber : www.aisar.wordpress.com

Sabtu, 22 Mei 2010

Wahai Saudaraku....Renungkanlah.....

Ingatlah..

Ketika tangan tangan menurunkan tubuh kita ke dalam lahad dengan airmata kesedihan. Setelah itu kita sendirian di sana. Dalam kesempitan dan kegelapan. Lalu tubuh kita di hadapkan ke kiblat. Lalu kafan penutup wajah kita dibuka, dan muka kita diciumkan ketanah dinding kubur. Lalu tanah ditumpukkan pada tubuh kita. Lalu kita dipendam, lalu batu nisan bertuliskan nama kita ditancapkan di kubur kita..


lalu kita ditinggalkan….


Sendiri..


Bukan sebulan atau dua bulan. Tapi bisa ratusan tahun atau ribuan tahun sendiri..


Tak bisa curhat… tak bisa berhubungan dengan siapapun… tak bisa bergerak kemana mana…, tak ada pemandangan, tak ada warna…, yang ada hanya kegelapan dan kegelapan.., menunggu dan menunggu.. ribuan tahun.. sendiri..


Yang ditunggu adalah sidang akbar pertanggungan jawab.. harap harap cemas diselingi putus asa dan penyesalan.. itulah yang terus menghantui kita kelak..


Ketika mengingat ini, maka leburlah segala kekerasan hati. Ia pun mencair, dan jiwa terpanggil untuk sujud sambil menangis, mengadu pada Allah jika ingat akan hal itu karena hanya Dia-lah yang melihat keadaan kita saat itu..


Hanya Dia-lah yang ada saat itu..


Untuk inilah kita shalat..


Agar Dia swt tak melupakan kita saat itu, dan mengasihani kita yang telah terbujur kaku di dalam tanah lembab ribuan tahun..


Wallahu a’lam


Sumber: Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF di facebook


Rabu, 12 Mei 2010

10 Hari Membangun Jati Diri

Sudahkah kau bangun jati dirimu dengan kokoh?
Jika belum, bangun dalam 10 hari dan berubahlah bak kupu-kupu yang menemukan dirinya dengan sebuah perjuangan.

Hari Pertama
Keberhasilan dan Kerja keras adalah satu paket kehidupan yang tidak bisa kita beli secara terpisah. Jika ingin berhasil, kerja keras adalah satu-satunya cara yang bisa kita lakukan.
Hari kedua
Kegagalan adalah pintu keberhasilan. Maka, beruntunglah orang yang berusaha kemudian gagal hari ini karena esok kesuksesan ada di tangannya.
Hari Ketiga
Orang yang sukses adalah orang yang ketika gagal ia akan tetap berdiri dan mencoba lagi.
Hari Keempat
Orang akan selalu menertawakan kita ketika kita gagal dan anehnya mereka selalu siap untuk bergabung ketika kita berhasil, so jangan heran.
Hari Kelima
Mencoba berhenti berarti Anda lemah dan berhenti mencoba berarti Anda sudah kalah.
Hari Keenam
Ibarat Jalan, Perencanaan adalah jembatannya. Seberapa kokoh jembatan tergantung kemantapan rencana. Tak berbeda dengan hidup kita.
Hari Ketujuh
9 dari 10 orang sukses berasal dari kalangan yang mencoba lalu gagal. Anda ingin mencoba lalu gagal atau tidak mencoba sama sekali dan menjadi 1 dari 10 orang itu?
Hari Kedelapan
Bermimpilah! karena suatu saat nanti Anda akan berteriak dengan lantang, “Alhamdulillah Ya Allah, mimpiku telah jadi kenyataan…!!”
Hari Kesembilan
Pernahkah Anda berhayal memiliki uang bermilyar-milyar? Jika tidak bagaimana Anda bisa mendapatkan uang sebanyak itu di alam nyata sedangkan berhayal saja tidak bisa. Padahal berhayal itu apalah susahnya.
Hari Kesepuluh
Sejatinya kegagalan itu adalah bentuk lain dari keberhasilan. Jika Anda gagal menemukan di mana rumah mantan pacar Anda, sejatinya Anda telah berhasil menemukan jalan mana yang salah dan menyesatkan sehingga kelak bisa dihindari

sumber :

Hermawan Al-Ghifari : Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF di facebook