Selasa, 27 Juli 2010

Siapakah orang yang paling cantik?


Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang suka menyepelekan
waktu sholatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan
seperti kerajaan Nabi Sulaiman a.s. Maka sempatkanlah bagimu untuk beribadah... ......... .dan bersegeralah!

Siapakah orang yang manis senyumannya?

Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang ditimpa Musibah lalu dia berucap "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Kemudian berkata,"Ya Rabb, Aku ridho dengan ketentuanMu ini", sambil mengukir senyu-man. Maka berbaik hatilah dan bersabar.... .......

Siapakah orang yang kaya?

Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan Tidak lupa akan kenikmatan dunia yang
sementara ini. Maka bersyukurlah atas nikmat yang kau
terima dan berbagilah.. ....

Siapakah orang yang miskin?

Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan
nikmat yang ada Selalu menumpuk-numpukkan harta. Maka janganlah kau menjadi kikir juga dengki...... ...

Siapakah orang yang rugi?

Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia
pertengahan namun masih berat untuk melakukan ibadat
dan amal-amal kebaikan.
Maka hargailah waktumu dan bersegeralah. ......... ..

Siapakah orang yang paling cantik?

Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai
akhlak yang baik. Maka peliharalah akhlakmu dari dosa
dan noda........ .....

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?

Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah
orang yang mati Membawa amal-amal kebaikan dimana
kuburnya akan di perluaskan sejauh mata memandang.
Maka beramal shalehlah selagi sempat dan mampu....... ...

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi

dihimpit?

Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang
yang mati tidak membawa amal-amal kebaikkan lalu
kuburnya menghimpitnya. Maka ingatlah akan kematian dan kehidupan setelah dunia....... ...

Siapakah orang yang mempunyai akal?

Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang
menghuni syurga Kelak, karena telah menggunakan akal
sewaktu di dunia untuk menghindari Siksa neraka. Maka
peliharalah akal sehatmu dan pergunakan semaksimal
mungkin. Untuk mengharap ridho-Nya... .......

Siapakah org yg PELIT ?

Orang yg pelit ialah org yg membiarkan atau membuang
email ini begitu saja, malah dia tidak akan menyampaikan kepada org lain.
Maka sampaikanlah kepada yang lain sedikit berita
gembira ini selagi sempat, karena tiada ruginya bagimu......

Jumat, 23 Juli 2010

Apa yang sudah kau niatkan untuk Ramadhanmu besok?

Apa yang sudah kau niatkan untuk Ramadhanmu besok?

Pertanyaan yang singkat beberapa hari yang lalu diucapkan oleh seorang Ustadz diradio yang yang selalu kudengarkan tiap hari. Memang pertanyaan yang singkat tetapi jawabannya ternyata tidak selancar Ustadz itu menanyakannya.

Aku langsung tersentak mengingat-ingat target-targetku untuk Ramadhan tahun lalu. Tahun lalu aku mentargetkan diriku untuk khatam AlQur'an minimal 3 kali khatam. Tapi gak berhasil.
Tapi, aku insya Allah di bulan Ramdhan ini berazzam untuk khatam Qur'an + memahami artinya. Aku tidak lagi mentargetkan berapa kali khatam qur'an, tetapi aku sekarang aku lebih mementingkan kualitas bacaanku + artinya. Beberapa minggu terakhir ini, aku sering mendengar ustadz-ustadz berkata, tidak ada artinya umat muslim sholat dan membaca AlQur'an tapi tanpa mengetahui artinya sama sekali dan mereka diumpamakan seperti layaknya keledai yang memanggul kitab.

Allah Ta'ala berfirman : "Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim." (QS. Al-Jumu'ah: 5)

Aku juga ingin dalam Ramadhan ini, muroja'ah semua hafalan-hafalan Qur'an ku (syukur-syukur aku bisa menambah hafalan).

Aku juga ingin Ramadhan ini adalah Ramadhan terbaikku dari Ramadhan yang lalu-lalu.

Yaa Allah Yaa Rabbal ‘alamin..

Berilah kami kekuatan dalam menjalankan perintah-Mu….

Berilah kami ke-khusyu’kan memohon kasih sayang-Mu…

Sehingga kami mampu menjalankan amal saleh…

Sehingga kami mendapatkan rahmat, berkah dan perlindungan-Mu..

Yaa Allah Yaa Malikul Quddus..

Engkaulah Yang Maha Menggengam segala urusan..

Engkaulah Yang Maha Memiliki segala kekuatan….

Engkaulah Yang Maha Terhindar dari kekurangan dan kelemahan….

Jauhkanlah kami dari KEMALASAN dan KELEMAHAN…..

Jauhkanlah kami dari kebencian…….

Jauhkanlah kami dari rasa iri, dengki dan kesombongan…….

Hilangkanlah segala kebiasaan buruk kami…….

kebiasaan berprasangka buruk kepada saudara kami…….

kebiasaan mengeluh dan saling bergunjing…….

kebiasaan melihat dan mendengar sesuatu yang tak berguna…….

kebiasaan mengambil yang bukan hak kami……

kebiasaan melakukan pekerjaan yang tak mendekatkan kepada-Mu.

Yaa Allah Yaa Lathif Yaa Khabiiru..

Engkaulah Yang Maha Halus..

Engkaulah Yang Maha Mengetahui Hakekat..

Haluskanlah hati kami..

Sehingga kami mampu mendapatkan hakekat segala perintah-Mu….

Hingga kami menjadi pribadi muslim yang utuh sesuai kehendak-Mu……

Hingga kami mampu memperoleh kejayaan di dunia dan akherat-Mu…..

,

Jika Allah berkehendak InsyaAllah kita akan menemui Ramadhan yang penuh barokah Semoga Gelar taqwa InsyaAllah akan menjadi milik kita Yang berharga sebagai modal langkah kita selanjutnya

Salah paham, kesedihan, ego, sakit hati, adalah proses dari kehidupan . Ramadhan yang penuh barokah Tapi Allah membuatnya dengan sangat sempurna, tidak ada yang sia – sia dari apa yang sudah Allah kemas dengan baik dalam bingkai rumah kehidupan kita Tidak ada yang lebih mulia pada hari dimana semua malaikat memanjatkan doa, dimana tidak ada kegiatan baik yang tidak dilipat gandakan amalannya oleh Allah.

“MAKA NIKMAT TUHANMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN…”

teringat ayat ini terus berulang di Ar-Rahman…

teringat kelemahan diri akan segala khilaf dan salah…

semoga Ramadhon ini membawa perbaikan, dan kesejukan…

seperti layaknya embun di pagi hari

berkilau tertimpa cahya mentari…

semoga di masa mendatang terus dianugrahi kebeningan hati…

seperti layaknya telaga Kautsar..

Dengan segala kekurangan dan kerendahan hati serta keikhlasan dengan semua khilafan dan kelalaian yang pernah saya lakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja, Jauh didalam hati yang senantiasa didalam genggaman Allah,

MOHON MAAF LAHIR & BATHIN

Semoga kita dapat menjalankan ibadah bulan Suci Ramadhan dengan hati yang Ikhlas dan penuh Ridho Illahi

sumber Doa : http://440194soft.wordpress.com/2008/08/30/doa-menjelang-ramadhan/

Selasa, 20 Juli 2010

Ya Allah, berilah aku petunjuk untuk mengetahui apa yang mesti aku lakukan kepada keduanya,..

Ya Allah, limpahkanlah sholawat kepada Nabi Muhammad, hamba-Mu dan utusan-Mu, juga kepada keluarganya, istimewakan mereka dengan kesejahteraan-Mu yang paling mulia serta rahmat, keselamatan dan keberkehan-Mu

Istimewakan pula Ya Allah, kedua orang tuaku dengan kemuliaan dan kesejahteraan-Mu, Wahai yang Maha Penyayang

Ya Allah, berilah aku petunjuk untuk mengetahui apa yang mesti aku lakukan kepada keduanya, berilah aku kemampuan mengetahui semua kewajiban itu secara sempurna
Lalu bawalah aku kepada apa yang Engkau tunjukkan, berilah aku kemampuan melaksanakannya sesuai yang Engkau putuskan padaku sehingga aku tak luput mengamalkan apa yang telah Engkau ajarkan padaku, tidak pula diberatkan oleh beban kewajiban yang Engkau limpahkan kepadaku

Ya Allah, limpahkan sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau muliakan kami dengannya
Sebagaimana Engkau wajibkan bagi kami hak terhadap makhluk-Mu karenanya

Ya Allah, buatlah aku takut kepada kedua orang tuaku seperti rasa takut kepada penguasa yang tegas, buatlah aku berbakti kepada keduanya sebagaimana kebajikan seorang ibu yang pengasih
Jadikan ketaatanku dan kebaktianku kepada kedua orang tuaku sebagai rasa kasih yang lebih menyenangkan hati daripada tidurnya orang-orang yang mengantuk dan lebih terasa segar di dada, daripada segarnya minuman orang-orang yang haus sehingga aku bisa mendahulukan keinginan mereka daripada keinginanku sendiri
Dan mengutamakan keridhaannya daripada keridhaanku sendiri dan menganggap banyak kebaikannya kepadaku meskipun itu sedikit dan menganggap sedikit kebaktianku kepada mereka meskipun banyak

Ya Allah, rendahkanlah suaraku di hadapan mereka, hiasilah ucapanku dengan kata manis kepadanya, lembutkanlah setiap tingkah dan kelakuanku, isilah hatiku dengan rasa kasih sayang kepadanya, biarlah aku tetap menyertainya dan tetap merindukannya

Ya Allah, balaslah kebaikan mereka atas pendidikan yang diberikan padaku, dan berilah ganjaran penghargaan kepada mereka karena telah memuliakanku, serta peliharalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku di waktu kecil

Ya Allah, apapun yang menimpa mereka apakah itu berupa kesalahan yang aku perbuat, tingkah laku yang tidak menyenangkan mereka atau kelalaian yang aku perbuat, jadikanlah itu semua sebagai penebus dosa-dosa mereka, pengangkat derajat mereka, penambah kebaikan mereka, Wahai yang Mahakuasa merubah segala kesalahan menjadi kebaikan yang berlipat ganda

Ya Allah, apapun kesalahan yang mereka perbuat padaku berupa perkataaan atau perbuatan yang kelewat batas atau menyia-nyiakan hakku atau melalaikan kewajibannya, maka semua itu aku serahkan segala yang baik kepada mereka
Dan aku mengharap Engkau mengampuni kesalahan mereka, aku tidak menuduh mereka, tidak pula melalaikan berbakti kepada mereka dan tidak pula mencela segala yang diperbuatnya kepadaku, karena merekalah yang justru berhak atas diriku sendiri, yang lebih mulia berbuat baik kepadaku, yang merupakan karunia besar buatku, daripada aku menuntut keadilan atau membalas mereka sesuai perbuatannya

Bagaimana Ya Illahi, panjangnya masa mereka mengurusku?, bagaimana pula beratnya kelelahan mereka dulu dalam menjaga dan memeliharaku?, bagaimana pula pengorbanan mereka dulu dalam melapangkan hidupku?
Sungguh besar jasa mereka dalam mengurus kepentinganku, aku tak mampu membalas kebaikan mereka hanya dengan melaksanakan semua kewajibanku kepada mereka, dan aku tidak mampu memenuhi semua kewajiban berbakti kepada mereka

Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, Wahai Yang terbaik dimintai pertolongan, tolonglah aku, Wahai Yang terbaik dimintai harapan, tunjukilah aku jalan yang benar, janganlah Engkau mesukkan aku ke dalam golongan orang yang durhaka kepada ayah dan ibuku, hari dimana semua jiwa akan dibalas sesuai dengan amal perbuatannya dan mereka tidak akan dizalimi

Ya Allah, limpahkanlah sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya serta keturunannya, istimewakan pula kedua orang tuaku sebagaimana Engkau berikan kepada ayah dan ibu dari hamba-hamba-Mu yang beriman Wahai yang Maha Penyayang

Ya Allah, Janganlah Engkau membuatku lupa mengingat kedua orang tuaku di setiap akhir solatku dan di setiap saat di malam hariku dan di setiap waktu di siang hariku

Ya Allah, limpahkan sejahtera kepada Nabi Muhammad dan keluarganya, ampunilah aku dengan doaku kepada mereka, ampunilah pula mereka dengan kebaktianku kepadanya sebuah ampuanan yang pasti, relakan keduanya dengan syafaatku ini, sebuah kerelaan yang meyakinkan, bawalah mereka dengan kemuliaan_mu ke tempat yang aman dan tenteram

Ya Allah, bila ampunan-Mu Engkau dahulukan kepada mereka, maka berikanlah mereka kesempatan memberi syafaat kepadaku, dan jika ampunan-Mu ENgkau dahulukan kepadaku, maka berilah aku kesempatan untuk memberi syafaat kepada mereka, sehingga kami bisa berkumpul dengan kasih sayang-Mu di negeri kemuliaan-Mu dan di tempat maghfirah-Mu

Sesungguhnya Engkau Pemilik Karunia yang agung dan Pemilik keberkahan yang tak pernah henti, Engkau Maha Pengasih dari semua yang mengasihi ...

http://undzurilaina.blogspot.com/2009/04/duhaiibu-dan-ayahku_04.html



Sabtu, 17 Juli 2010

Adakah yang mengambil pelajaran dari sepotong Apel?

Beberapa abad lalu, di masa-masa akhir tabi’in. Di sebuah jalan, di salah satu pinggiran kota Kufah, berjalanlah seorang pemuda. Tiba-tiba dia melihat sebutir apel jatuh dari tangkainya, keluar dari sebidang kebun yang luas. Pemuda itu pun menjulurkan tangannya memungut apel yang nampak segar itu. Dengan tenang, dia memakannya. 


Pemuda itu adalah Tsabit. Baru separuh yang digigitnya, kemudian ditelannya, tersentaklah dia. Apel itu bukan miliknya! Bagaimana mungkin dia memakan sesuatu yang bukan miliknya? 


Akhirnya pemuda itu menahan separuh sisa apel itu dan pergi mencari penjaga kebun tersebut. Setelah bertemu, dia berkata: “Wahai hamba Allah, saya sudah menghabiskan separuh apel ini. Apakah engkau mau memaafkan saya?”
Penjaga itu menjawab: “Bagaimana saya bisa memaafkanmu, sementara saya bukan pemiliknya. Yang berhak memaafkanmu adalah pemilik kebun apel ini.”
“Di mana pemiliknya?” tanya Tsabit.
“Rumahnya jauh sekitar lima mil dari sini,” kata si penjaga.


Maka berangkatlah pemuda itu menemui pemilik kebun untuk meminta kerelaannya karena dia telah memakan apel milik tuan kebun tersebut. 
Akhirnya pemuda itu tiba di depan pintu pemilik kebun. Setelah mengucapkan salam dan dijawab, Tsabit berkata dalam keadaan gelisah dan ketakutan: “Wahai hamba Allah, tahukah anda mengapa saya datang ke sini?”
“Tidak,” kata pemilik kebun.
“Saya datang untuk minta kerelaan anda terhadap separuh apel milik anda yang saya temukan dan saya makan. Inilah yang setengah lagi.”
“Saya tidak akan memaafkanmu, demi Allah. Kecuali kalau engkau menerima syaratku,” katanya.
Tsabit bertanya: “Apa syaratnya, wahai hamba Allah?”
Kata pemilik kebun itu: “Kamu harus menikahi putriku.”
Si pemuda tercengang seraya berkata: “Apa betul ini termasuk syarat? Anda memaafkan saya dan saya menikahi putri anda? Ini anugerah yang besar.” 
Pemilik kebun itu melanjutkan: “Kalau kau terima, maka kamu saya maafkan.”
Akhirnya pemuda itu berkata: “Baiklah, saya terima.”
Si pemilik kebun berkata pula: “Supaya saya tidak dianggap menipumu, saya katakan bahwa putriku itu buta, tuli, bisu dan lumpuh tidak mampu berdiri.”


Pemuda itu sekali lagi terperanjat. Namun, apa boleh buat, separuh apel yang ditelannya, kemana akan dia cari gantinya kalau pemiliknya meminta ganti rugi atau menuntut di hadapan Hakim Yang Maha Adil?
“Kalau kau mau, datanglah sesudah ‘Isya agar bisa kau temui istrimu,” kata pemilik kebun tersebut.
Pemuda itu seolah-olah didorong ke tengah kancah pertempuran yang sengit. Dengan berat dia melangkah memasuki kamar istrinya dan memberi salam. 
Sekali lagi pemuda itu kaget luar biasa. Tiba-tiba dia mendengar suara merdu yang menjawab salamnya. Seorang wanita berdiri menjabat tangannya. Pemuda itu masih heran kebingungan, kata mertuanya, putrinya adalah gadis buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tetapi gadis ini? Siapa gerangan dia?


Akhirnya dia bertanya siapa gadis itu dan mengapa ayahnya mengatakan begitu rupa tentang putrinya.
Istrinya itu balik bertanya: “Apa yang dikatakan ayahku?”
Kata pemuda itu: “Ayahmu mengatakan kamu buta.”
“Demi Allah, dia tidak dusta. Sungguh, saya tidak pernah melihat kepada sesuatu yang dimurkai Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
“Ayahmu mengatakan kamu bisu,” kata pemuda itu.
“Ayahku benar, demi Allah. Saya tidak pernah mengucapkan satu kalimat yang membuat Allah Subhanahu wa Ta’ala murka.”
“Dia katakan kamu tuli.”
“Ayah betul. Demi Allah, saya tidak pernah mendengar kecuali semua yang di dalamnya terdapat ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
“Dia katakan kamu lumpuh.”
“Ya. Karena saya tidak pernah melangkahkan kaki saya ini kecuali ke tempat yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala.”


Pemuda itu memandangi wajah istrinya, yang bagaikan purnama. Tak lama dari pernikahan tersebut, lahirlah seorang hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang shalih, yang memenuhi dunia dengan ilmu dan ketakwaannya. Bayi tersebut diberi nama Nu’man; Nu’man bin Tsabit Abu Hanifah rahimahullahu.


Duhai, sekiranya pemuda muslimin saat ini meniru pemuda Tsabit, ayahanda Al-Imam Abu Hanifah. Duhai, sekiranya para pemudinya seperti sang ibu, dalam ‘kebutaannya, kebisuan, ketulian, dan kelumpuhannya’.
Demikianlah cara pandang orang-orang shalih terhadap dunia ini. Adakah yang mengambil pelajaran?
Wallahul Muwaffiq.

oleh Al-Ustadz Abu Muhammad Harits

dari Majalah Asy-Syariah

Sabtu, 10 Juli 2010

AWAS FUTUR.......


Saat futur..Hati sering takabur..
Diri makin jarang bersyukur..
Seakan diri lupa akan adzab kubur..
Saat futur..
Ingat Allah yang tak pernah tidur..
Ingat malaikat yang mencatat amal kita dan mereka selalu jujur..
Saat futur..Sesungguhnya ujian keimanan yang bertutur..
Ujian ketangguhan untuk bangkit,
...tidak berlama-lama jatuh tersungkur.
.Saat futur..
Shalat wajib dikerjakan dengan waktu yang sengaja diundur..
Tilawah juga jadi tak teratur..

Saat futur.....
Waktu qiyamul lail habis untuk mendengkur..
Hijab juga tak lagi bisa diukur..

Saat futur..
Kualitas ibadah kendur..
Alunan murotal tak lagi membuat hati terhibur..

Saat futur..
Waktu syuro bukannya fokus bahas agenda, malah sukanya ngelantur..
Waktu online Facebook, hobinya buat status yang ngawur..

Saat futur..
Hati girang karena liqo sering libur..
Setoran hapalan Qur'an jadi seperti layangan yang mudah ditarik ulur.


==========================
==========

Futur adalah Sebuah istilah dimana kondisi ruhiyyah seseorang sedang dalam kondisi menurun. Atau bisa dikatakan, futur adalah penurunan semangat beribadah.Ketika seseorang yang biasa bersemangat shalat dhuha 12 rakaat dalam satu hari, kemudian menurun atau tiba-tiba kehilangan semangat, maka itulah futur. Atau ketika seorang yang senantiasa melakukan amar ma’ruf nahi munkar, tapi suatu waktu kemudian semangat amalnya menurun dan bahkan mungkin ketika kondisi seperti itu terus dibiarkan, akhirnya ia sendiri melakukan penyimpangan-penyimpangan amal.

Futur itu memiliki tingkatan-tingkatan. Ada futur yang masih tergolong rendah dan ada futur yang sampai pada taraf kronis. Futur yang terbilang rendah, biasanya tergambar dalam penurunan kualitas dan kuantitas ibadahnya saja. Artinya ia masih berada di rel yang benar, ia masih mengikuti gerbong Al-Qur'an dan as-Sunah. Meskipun, kadang ia tertatih-tatih di rel itu, dan bahkan teringgal di belakang.


Futur yang seperti ini, pada permulaannya memang tidak terlalu berbahaya, karena hal itu merupakan tabiat manusia, bahkan itulah mungkin yang dimaksud dengan al-imanu yazidu wa yanqusu, Iman itu kadang bertambah dan kadang berkurang. Fluktuatif keimanan merupakan hal yang wajar bagi setiap orang, karena tidak ada di dunia ini manusia yang selamanya benar, seperti halnya tidak ada yang selamanya salah.


namun, ketika kondisi seperti itu terus dibiarkan dalam rentang waktu yang cukup lama, maka tentu saja lambat laun ia akan merosot dan terus merosot. Kualitas keimanannya semakin lama akan semakin rendah dan lemah. Dan bahkan mungkin saja, ia akhirnya terperosok pada futur yang kronois. Bukan hanya penurunan kuantitas dan kualitas ibadahnya saja yang nampak pada dirinya, akan tetapi, lebih besar dari itu, ia tidak lagi berada pada rel ketaatan. yang digambarkan dengan beralihnya taat menjadi maksiat, pahala dengan dosa. Na'udzubillah min dzalik.

sumber :

Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Selasa, 06 Juli 2010

Mensinergikan Piala Dunia dengan Qiyamul Lail

Saat ini, sekitar 2,6 miliar pasang mata menyaksikan perhelatan akbar Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Penikmatnya tak terbatas usia, warna kulit, etnis, agama, dan jenis kelamin. Semuanya bersatu padu menyaksikan hajatan empat tahunan itu. Ada yang menggelar nonton bareng (nobar), baik di rumah, pos kamling, kafe, restoran, maupun hotel.

Sungguh begitu dahsyat magnet deman piala dunia, hingga banyak orang rela antre dan menunggu untuk menyaksikan pemain kesayangannya dan pertandingan antarnegara itu. Tak terkecuali umat Islam, sebagian rela dan turut serta melampiaskan kesenangannya untuk menyaksikan pertandingan tersebut.

Alangkah indahnya, bila sebagian dari waktu menunggu itu bisa dimanfaatkan untuk menghidupkan malam (Qiyamul Lail) guna mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab, kesempatan menunggu atau seusai menyaksikan pertandingan tersebut (sekitar pukul 03.30 WIB), digunakan untuk beribadah kepada Allah. Hal itu, jauh akan lebih dahsyat lagi, karena mendapatkan dua keuntungan. Dapat menyaksikan piala dunia, namun juga dapat kebahagiaan dan ketenangan hati karena punya kesempatan lebih dalam mendekatkan diri kepada Allah.

Menghidupkan malam (Qiyamul Lail) itu, antara lain, bisa dengan mendirikan shalat tahajjud, shalat witir, membaca Alquran, berzikir, munajat, muhasabah, taubat, dan lainnya. Semua itu adalah ibadah yang dicontohkan Rasul SAW dalam mengisi sebagian waktu malam, dengan tujuan mengharapkan ampunan, berkah, dan ridha Allah SWT.

Kedahsyatan Qiyamul Lail telah dijelaskan Allah dan Rasul-Nya.

Pertama, orang yang mengerjakannya akan mendapatkan derajat yang terpuji di sisi Allah. "Dan pada sebagian malam hari, bertahajjudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu. Mudah-mudahan Tuhan-Mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji."(QS Al-Isra [17]: 79).

Kedua, mendapatkan kemuliaan dari Allah SWT. "Dan orang-orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri (tahajjud) untuk Tuhan mereka." (QS Al-Furqan [25]: 64).

Ketiga, doanya akan dikabulkan dan dosanya diampuni oleh Allah. Sebab, pada sebagian malam terdapat waktu yang mustajab untuk berdoa. Sebagaimana sabda Rasul SAW dalam hadis Qudsi: "Sesungguhnya Allah, jika telah berlalu sepertiga malam yang pertama, perlahan-lahan turun ke langit dunia. Maka, Allah berfirman, "Barangsiapa yang meminta kepada-Ku, pasti Aku kabulkan permintaannya, dan barangsiapa memohon ampun kepada-Ku, pasti Aku ampuni."

Jika seluruh umat Islam dari berbagai lapisan dan pemimpin negeri ini mau bersama-sama menggerakkan diri untuk menghidupkan malam (Qiyamul Lail), niscaya akan terciptalah kedamaian serta kebahagiaan dunia dan akhirat. Serta terwujud pula negeri yang diridhai-Nya, Baldatun Thoyyibatun wa rabbun Ghafur. Wallahu a'lam.

Oleh Hasan Yazid




sumber : www.republika.co.id

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” ...(HR. Bukhari dan Muslim)