Rabu, 30 Juni 2010

Stresss? Orang Mukmin Tidak Pernah Stress

Kesusahan Dan Kesulitan
Adalah laksana Musim Dingin,Basah Dan Lembab
Tidak Di Sukai Insan
Tetapi sesudah musim sejuklah
Tumbuh Bunga-Bunga Yang Harum
Dan Buah-Buahan Yang Subur

Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.


Banyak faktor yang sangat penting
dalam meringankan semua kesusahan yang dialami seorang mukmin dalam kehidupan di dunia, yaitu dengan dia merenungkan dan menghayati hikmah-hikmah agung yang Allah Ta’ala jadikan dalam setiap ketentuan yang diberlakukan-Nya bagi hamba-hamba-Nya yang beriman dan bertakwa. Karena dengan merenungkan hikmah-hikmah tersebut dengan seksama, seorang mukmin akan mengetahui dengan yakin bahwa semua cobaan yang menimpanya pada hakikatnya adalah justru untuk kebaikan bagi dirinya, dalam rangka menyempurnakan keimanannya dan semakin mendekatkan diri-Nya kepada Allah Ta’ala.
Semua ini di samping akan semakin menguatkan kesabarannya, juga akan membuatnya selalu bersikap husnuzh zhann (berbaik sangka) kepada Allah Ta’ala dalam semua musibah dan cobaan yang menimpanya. Dengan sikap ini Allah Ta’ala akan semakin melipatgandakan balasan kebaikan baginya, karena Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, sebagaimana firman-Nya dalam sebuah hadits qudsi:


“Aku (akan memperlakukan hamba-Ku) sesuai dengan persangkaannya kepadaku.” (HSR al-Bukhari)

Makna hadits ini: Allah akan memperlakukan seorang hamba sesuai dengan persangkaan hamba tersebut kepada-Nya, dan Dia akan berbuat pada hamba-Nya sesuai dengan harapan baik atau buruk dari hamba tersebut, maka hendaknya hamba tersebut selalu menjadikan baik persangkaan dan harapannya kepada Allah Ta’ala.
Di antara hikmah-hikmah yang agung tersebut adalah:

[Pertama]

Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai obat pembersih untuk mengeluarkan semua kotoran dan penyakit hati yang ada pada hamba-Nya, yang kalau seandainya kotoran dan penyakit tersebut tidak dibersihkan maka dia akan celaka (karena dosa-dosanya), atau minimal berkurang pahala dan derajatnya di sisi Allah Ta’ala. Oleh karena itu, musibah dan cobaanlah yang membersihkan penyakit-penyakit itu, sehingga hamba tersebut akan meraih pahala yang sempurna dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah Ta’ala. Inilah makna sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Orang yang paling banyak mendapatkan ujian/cobaan (di jalan Allah Ta’ala) adalah para Nabi, kemudian orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan) dan orang-orang yang (kedudukannya) setelah mereka (dalam keimanan), (setiap) orang akan diuji sesuai dengan (kuat/lemahnya) agama (iman)nya, kalau agamanya kuat maka ujiannya pun akan (makin) besar, kalau agamanya lemah maka dia akan diuji sesuai dengan (kelemahan) agamanya, dan akan terus-menerus ujian itu (Allah Ta’ala) timpakan kepada seorang hamba sampai (akhirnya) hamba tersebut berjalan di muka bumi dalam keadaan tidak punya dosa (sedikitpun)”

[Kedua]

Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan tersebut sebagai sebab untuk menyempurnakan penghambaan diri dan ketundukan seorang mukmin kepada-Nya, karena Allah Ta’ala mencintai hamba-Nya yang selalu taat beribadah kepada-Nya dalam semua keadaan, susah maupun senang. Inilah makna sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Alangkah mengagumkan keadaan seorang mukmin, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya.” (HSR Muslim )

[Ketiga]

Allah Ta’ala menjadikan musibah dan cobaan di dunia sebagai sebab untuk menyempurnakan keimanan seorang hamba terhadap kenikmatan sempurna yang Allah Ta’ala sediakan bagi hamba-Nya yang bertakwa di surga kelak. Inilah keistimewaan surga yang menjadikannya sangat jauh berbeda dengan keadaan dunia, karena Allah menjadikan surga-Nya sebagai negeri yang penuh kenikmatan yang kekal abadi, serta tidak ada kesusahan dan penderitaan padanya selamanya. Sehingga kalau seandainya seorang hamba terus-menerus merasakan kesenangan di dunia, maka tidak ada artinya keistimewaan surga tersebut, dan dikhawatirkan hamba tersebut hatinya akan terikat kepada dunia, sehingga lupa untuk mempersiapkan diri menghadapi kehidupan yang kekal abadi di akhirat nanti. Inilah di antara makna yang diisyaratkan dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:


“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HSR Al Bukhari)


Ibnul Qayyim bercerita, “Allah Ta’ala yang Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah melihat seorang pun yang lebih bahagia hidupnya daripada gurunya, Ibnu Taimiyyah. Padahal kondisi kehidupan beliau sangat susah, jauh dari kemewahan dan kesenangan duniawi, bahkan sangat memprihatinkan. Ditambah lagi dengan (siksaan dan penderitaan yang beliau alami di jalan Allah Ta’ala), yang berupa (siksaan dalam) penjara, ancaman dan penindasan (dari musuh-musuh beliau). Tapi bersamaan dengan itu semua, aku mendapati beliau adalah termasuk orang yang paling bahagia hidupnya, paling lapang dadanya, paling tegar hatinya serta paling tenang jiwanya. Terpancar pada wajah beliau sinar keindahan dan kenikmatan hidup (yang beliau rasakan). Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan takut yang berlebihan, atau timbul (dalam diri kami) prasangka-prasangka buruk, atau (ketika kami merasakan) kesempitan hidup, kami (segera) mendatangi beliau (untuk meminta nasehat), maka dengan hanya memandang (wajah) beliau dan mendengarkan ucapan (nasehat) beliau, serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang.”

sumber :

Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF facebook

Jumat, 25 Juni 2010

Tundukkan Hati Kami, Ya Robb !

Sholatlah! Sebelum Engkau Disholatkan!


“Sujud itu ada yang zhahir dan ada yang batin. Sujud yang zhahir adalah sujudnya tubuh kita sebagaimana kita ketahui, namun sujud batin adalah ketika tubuh kita sujud, hati kita juga sujud kepada Allah, dan setelah itu hati akan terus sujud walaupun tubuh kita beraktifitas. Hati kita akan tetap sujud dan merendahkan diri kepada Allah walaupun siang dan malam kita dalam aktifitas lain, sampai kembali ke waktu sujud lagi yaitu waktu sholat”

Saudaraku,

Siapa yang tidak ingin dan merindukan hal seperti di atas. Tunduknya hati dan jiwa sebagaimana tunduknya jasad kita sewaktu melakukan sujud saat mendirikan sholat. Tiada kekuatan yang paling kita besarkan dan agungkan pada saat itu selain kekuataan Allah Subhanahu wa ta’ala, Dzat yang telah menciptakan diri kita dan memelihara setiap sel tubuh di dalamnya. Tiada yang kita tuju dan harapkan pada saat itu selain pertolongan dari-Nya, dan tiada yang membuat kita merasa takut pada saat itu selain takut akan kemurkaan-Nya, adzab-Nya, dan jauhnya rahmat yang senantiasa Dia curahkan setiap detiknya pada hari-hari kita.

Saudaraku,

Semoga Allah Subhanahu wa ta’ala menerima setiap ibadah sholat-sholat kita, menutupi segala kekurangan di dalamnya, juga segala kekurangan dari bentuk ibadah yang kita tujukan untuk mendekatkan diri kita kepada-Nya, sehingga kesan yang ditinggalkan oleh ibadah itu sangat bermakna dan terlihat dalam sikap keseharian kita…aamiin Allahumma aamin.

~~~

Ya Rahmaan Ya Rahiim,

Duhai Dzat yang mencukupkan makhluk-Nya dari segala kekurangan

Duhai Dzat yang melapangkan setiap kesempitan

Ya Robbana,

Terimalah segala amal ibadah kami kepada-Mu
Tutupilah segala kekurangan yang ada
Bimbinglah kami untuk memperbaiki dan menyempurnakan setiap persembahan amal-amal kami kepada-Mu

Ya Robbana,

Tundukkan selalu hati dan jiwa kami sebagaimana tunduknya jasad kami saat bersujud kepada-Mu

Hilangkahlah segala kesombongan yang ada di hati kami sekecil apapun, baik yang kami ketahui dan sadari maupun yang tidak kami ketahui dan sadari

Kami berlindung kepada-Mu dari setiap keburukan amal-amal kami

Berlindung dari setiap ibadah yang jauh dari rasa khusyu’, ikhlas, ketundukkan, rasa takut, pengharapan dan cinta

Ya Robbana,

Kurniakan pada diri kami rasa cinta kepada makhluk-makhluk-Mu, khususnya kepada kedua orang tua kami, guru-guru mulia kami, pendahulu-pendahulu kami yang sholeh, serta saudara-saudara kami yang muslim

Dan jadikanlah puncak kecintaan kami adalah pada-Mu dan kepada junjungan kami, Baginda Rasulullah Muhammad Shollallahu ‘alaihi wa sallam dan keluarga serta para sahabat beliau…aamiin Allahumma aamiin

sumber:Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF


Rabu, 16 Juni 2010

Lihatlah layang2,jika dia tdk menantang angin,dia tidak akan bisa terbang melayang di udara.Dia akan tetap melayang di udara slama masih menantang angin. Jika angin yang menerpanya lbh keras dia bergerak menggoyang ke kanan atau ke kiri kemudian naik ke atas.Sesekali dia akan berputar ke bawah membentuk lingkaran kemudian kembali naik menanjak ke atas.Begitulah shrusnya kita belajar dari layang2,tetap tegar menghadapi mslh n mencari solusi, brharap dan optimis mnjadi manusia sukses dunia akherat atas RidhoNYA. (Catatan Renungan N Kisah Inspiratif Grup)

Maukah kau di doakan para malaikat?


Allah SWT berfirman, "Sebenarnya (malaikat - malaikat itu) adalah hamba - hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah - perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa'at melainkan kepada orang - orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati - hati karena takut kepada-Nya" (QS Al Anbiyaa' 26-28)

Inilah orang - orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci. Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa 'Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci'" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu shalat. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya 'Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia'" (Shahih Muslim no. 469)

3. Orang - orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat. Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra' bin 'Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang - orang) yang berada pada shaf - shaf terdepan" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang - orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf). Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang - orang yang menyambung shaf - shaf" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan 'Amin' ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Jika seorang Imam membaca 'ghairil maghdhuubi 'alaihim waladh dhaalinn', maka ucapkanlah oleh kalian 'aamiin', karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu" (Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, 'Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia'" (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang - orang yang melakukan shalat shubuh dan 'ashar secara berjama'ah. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat ( yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat 'ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat 'ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, 'Bagaimana kalian meninggalkan hambaku ?', mereka menjawab, 'Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat'" (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda' ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, "Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata 'aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan'" (Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang - orang yang berinfak. Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, 'Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak'. Dan lainnya berkata, 'Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit'" (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur. Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang - orang yang makan sahur" (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit. Imam Ahmad meriwayatkan dari 'Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh" (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, "Sanadnya shahih")

12. Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain" (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)

sumber: www.smaemunah.multiply.com

Kamis, 10 Juni 2010

Ujian Dari Allah..

Rasulullah SAW bersabda:
"Sungguh Allah akan menguji kamu dengan berbagai cobaan, sebagaimana kamu menguji (membakar) emas dengan api. Ada orang yang keluar (dari ujian tersebut) seperti emas murni, orang itulah yang dilindungi Allah dari kejelekan; ada juga orang yang keluar seperti emas yang tidak murni, orang
itu masih dipenuhi keraguan; dan terakhir ada orang yang keluar seperti emas hitam, orang itulah yang terkena fitnah (siksa)." (HR Al Hakim dalam al-Mustadrak dan dia menganggapnya shahih no 7878.
Hadits ini diriwayatkan juga oleh ath-Thabrani dalam al-Mu'jam)

Pernah Anda mengamati begaimana emas dibakar dengan api? Jika menginginkan emas murni 24 karat, Anda harus memanggangnya di atas api yang lebih besar. Diantara manusia itu ada yang keluar (dari ujian) bak emas murni, yaitu emas yang bersih dan bening seketika. Adakah di antara kita orang yang keluar seperti emas murni tersebut? Jika ada, berarti ialah orang yang dilindungi Allah SWT.

Ada lagi orang yang keluar (dari ujian tersebut) dalam keadaan bingung,suatu saat ia memuji Allah dan di lain kesempatan dia kembali kepada kebiasaannya (bermaksiat). Ada lagi tipe orang yang keluar seperti emas yang hitam pekat yang sudah menjadi arang. Golongan manusia jenis inilah yang terlaknat.

Di hari kiamat setiap kita akan ditanya. Nah, seperti apakah Anda? Termasuk jenis emas manakah Anda? murni, campuran, atau...??

Mungkin kita tidak pernah mengalami musibah seperti yang dialami Nabi Yaqub as. Meskipun Allah sangat menyayanginya, Dia tetap mengujinya. Kalau Allah menguji Anda dengan suatu musibah, janganlah mengatakan, "Sungguh, Allah sedang murka kepadaku." Ya Allah, mengapa Engkau menimpakan ini kepadaku?"
Janganlah sekali-kali Anda mengucapkan kata-kata itu, karena sesungguhnya Allah menyayangi Anda. Mungkin Anda mempunyai dosa yang Anda tanggung hinggaAnda masuk neraka Jahannam. Allah SWT tidak menginginkan Anda masuk neraka.
Allah hendak menyucikan diri Anda dan memasukkan Anda ke dalam surgaNya.
Karena itu, Allah menguji Anda dengan musibah. Pada hari kiamat, Allah menginginkan Anda berdiri tegak di hadapanNya. Untuk itu, Allah terlebih dahulu menyucikan diri Anda di dunia ini.

sumber : Catatan Renungan dan kisah inspiratif

Senin, 07 Juni 2010

WOW!!!! Ternyata daftar tunggu buku yang mau kubaca banyak banget ya!!

Habis sholat tadi, aku iseng-iseng ke www.bukukita.com, rencananya seh mau beli buku baru yang judulnya Sebelum Cahaya-Mu Datang pengarangnya Tasmi dan penerbitnya Hikmah. Aku pengen baca buku ini coz, tadi malam baru baca buku keduanya yang judulnya Pesan dari sambu. Buku ini bagus banget, semacam Pukat-nya Bang Tere. Nah dibelakangnya ditulis kalo buku Pak Tasmi yang pertama judulnya Sebelum Cahaya-Mu Datang. Pastikan buku pertamanya juga bagus. Eh belum ketemu bukunya, mataku udah ngelirik judul buku lain : Scar of David, pengarangnya Susan Abul Hawa, kelihatannya dari resensinya ini buku yang bagus juga. Yaudah aku pesen deh, tapi ditengah prosesnya, aku inget kalo dilemariku banyak buku-bukuku yang masih baru gress tengah antri nunggu giliran kubaca,dan takutnya malah buku itu aku udah punya.
Akhirnya aku cek n ricek ke lemariku, WOW ternyata oh ternyata banyak banget koleksi buku yang blm sempet kubaca. Semuanya ada 26!! (ada 1 yang lupa kefoto judulnya catatan muslimah belanda). Niatnya mau kucatat satu-satu judulnya, tapi kok rasanya malas banget ya, akhirnya kufoto deh. Dan sepertinya aku g jadi beli 2 judul buku yang tadi kucari deh ,kok rasanya mubazir   ya, disaat yang lain g punya 1 pun buku yang bisa dibaca, aku malah punya 26 + beberapa majalah yang blm sempat kubaca. (walaupun tiap malam nyicil beberapa lembar )

Oia sepertinya aku mau bikin kuis yang hadiahnya beberapa koleksi bukuku. Tunggu tanggal mainnya ya !!

Sabtu, 05 Juni 2010

Bukankah dengan berdzikir kepada Allah hati akan tentram?

Salah satu tanda kepribadian seorang muslim itu adalah berdzikir. Kita dianjurkan berdzikir setiap saat, dari bangun hingga tidur kembali. Secara harfiah, arti dzikir adalah mengingat Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.

Insya Allah, dengan membiasakan lidah untuk mengucap kalimat-kalimat thayyibah, akan semakin mempertinggi ma’rifat kita kepada Allah swt. Dengan dekat kepada Allah, hati jadi tenang. Berikut ini adalah tujuh kalimat thayyibah yang harus menjadi penghias bibir umat setiap waktu.

1. Bismillahirrahmanirrahim.

Diucapkan setiap kita mengawali segala perbuatan. Insya Allah, jika lidah kita terbiasa, perbuatan ini sudah menjadi refleks kita, maka akan lebih mudah bagi kita untuk menjaga diri dari perbuatan buruk. Karena senantiasa kita diingatkan bahwa ada Allah yang melihat perbuatan kita.

Kalimat ini sekaligus mengingatkan kita, bahwa segala sesuatu adalah milik Allah, termasuk diri kita yang hina ini. Juga setiap perbuatan kita, hendaknya semua berada di garis yang ditetapkan Allah.

Dalam sebuah hadis Rasulullah menyatakan, “Bahwa setiap perbuatan baik yang tidak dimulai dengan kalimat basmalah, maka perbuatan itu tak berkah.”

2. Alhamdulillah

Inti dari ucapan dzikir ini adalah ungkapan rasa syukur atas karunia dan rahmat Allah swt. Sesungguhnyalah, pancaran perasaan syukur adalah energi kehidupan yang sangat besar bagi manusia. Mereka yang paling banyak bisa bersyukur, berarti telah memiliki yang terbanyak dibanding orang lain. Mengenai hal ini difirmankan dalam QS. Ibrahim ayat 7, bahwa Allah akan menambah rahmat nikmat-Nya kepada mereka yang mampu bersyukur.

Dengan mengucap kalimat ini setiap selesai melakukan satu pekerjaan, manusia seakan menguatkan keyakinannya bahwa tak akan pernah terjadi sesuatupun tanpa campur tangan Allah. Jika sesuatu itu baik, dirasakan sebagai pertolongan Allah. Jika sesuatu itu kurang baik, tetap disyukuri dengan berkeyakinan bahwa itupun sudah lebih baik dari pada tidak sama sekali.

Dan manakala seseorang telah terbiasa mengucap syukur untuk hal-hal yang kecil, maka ketika Allah menganugerahkan nikmat yang sedikit lebih besar, maka kenikmatan yang dirasakan orang tersebut akan berlipat ganda.

3. Astaghfirullah

Difirmankan dalam QS. Ali Imran 135, “Orang-orang yang berbuat kekejian atau menzalimi dirinya lalu ingat kepada Allah, maka minta ampunlah untuk mereka atas dosa-dosa yang dilakukan.”

Sungguh Maha Suci Allah Yang Maha Sempurna. Setelah Ia ciptakan manusia sebagai makhluk hidup yang secara sunnatullah bisa berbuat khilaf, sekaligus Ia berikan ‘obat’ bagi kekhilafan tersebut. Bagi mereka yang pandai meminum obat ini, maka mereka tak akan terserang penyakit hati yang lebih serius. Allah Maha Pengampun, terutama bagi siapapun yang segera bertobat begitu sadar telah berbuat khilaf.

Ummat Islam harus membasahkan bibir mereka dengan istighfar ini, sehingga noda-noda dosa yang sempat menempel sedikit demi sedikit setiap hari tidak segera menumpuk menjadi noktah hitam yang tebal. Semakin lama noda-noda ini tertumpuk, akan menjadi semakin sulit untuk menghilangkannya. Maka benarlah bahwa kebanyakan kesalahan besar berawal dari kekeliruan-kekeliruan kecil yang tidak dibenahi.

Sayangnya, seringkali manusia terlambat menyadari kekhilafannya itu. Untuk menghindari keterlambatan tobat, maka dianjurkan untuk istiqamah mengucapkan dzikir ini setiap hari, terutama setelah shalat, walau dirasakan tak ada kesalahan yang diperbuat. Rasulullah saw sendiri, yang sudah dijamin ma’shum, (terjaga dari dosa), dalam sehari mengucap istighfar setidaknya 100 kali.

4. Insya Allah

Diucapkan ketika seseorang berniat hendak melakukan sesuatu di masa yang akan datang. Dzikir ini akan mengingatkan kita, bahwa kehendak Allah adalah di atas segalanya. Tak seorangpun mengetahui apa yang akan terjadi detik setelah ini. Itu sebabnya, tak akan pernah ada janji yang diikat 100 % antar manusia, kecuali dengan menambahkan kalimat, Insya Allah (QS. Al Kahfi, 23-24).

Sayangnya, banyak orang mempergunakan kalimat ini secara keliru, hingga berkembang anggapan bahwa kalimat mulia ini diucapkan sebagai kelonggaran untuk tidak menepati janji. Perbuatan umum ini banyak menggejala dalam sebagian masyarakat, sehingga membuat banyak orang memandang negatif kalimat ini.

Adalah tanggung jawab kita bersama, kaum muslim, untuk meluruskan pandangan ini. Dimulai dengan diri kita sendiri. Mari kita buktikan bahwa ucapan Insya Allah bukan berarti niat untuk melanggar. Akan tetapi sebagai ikatan janji yang sudah pasti akan ditepati secara logika manusia, disertai kepasrahan terhadap kehendak Allah yang sewaktu-waktu bisa membuyarkan rencana.

5. Laa Haula walaa quwwata illaa billaah.

Dzikir yang merupakan pengakuan terhadap kefanaan manusia dan ke-Maha Kuasanya Allah ini diucapkan ketika seseorang mengambil keputusan (ber’azam). Kalimat thayibah ini adalah pancaran dari sikap tawakal seseorang. Setelah berupaya nyata mempertimbangkan, maka ketika keputusan diambil, dilanjutkan dengan tawakal kepada Allah, yang dinyatakan dalam sikap menerima resiko apapun yang terjadi nantinya akibat diputuskannya keputusan tadi. (Qs Ali Imran : 159).

6. Laa Ilaaha Illallah

Banyak hadis nabi Muhammad yang menyebutkan keutamaan kalimat thayibah ini. Bahkan disebutkan pula sebagai kunci pintu surga. Dalam prakteknya, masih banyak muslim yang terus menerus melafalkan kalimat ini dalam setiap kesempatan, sayangnya, masih hanya sekedar refleks bibir saja.

Padahal, andai seseorang mengucapkan dzikir ini sembari mengupas hikmahnya, sungguh nikmat dan manfaatnya akan diperoleh tiada habis-habisnya. Karena penjabaran arti dari kalimat ini begitu luasnya. Dan manfaatnya pun bisa dirasakan di setiap waktu dan dalam kondisi apapun. Intinya satu; mengingat kebesaran Allah SWT.

7. Innalillahi wa inna ilaihi rajiun

Sungguh benar bahwa manusia adalah milik Allah, dan setiap inci pergerakan tubuhnya beradadalam genggaman Nya. Namun kenyataan bahwa segala sesuatu itu pasti kembali kepada pemiliknya, Allah SWT, tak jarang sulit untuk bisa diterima manusia. Dzikir yang diucapkan di saat menghadapi musibah ini akan membantu kita untuk mengingat akan hal ini.

Insya Allah, dengan membiasakan meresapi hikmah kalimat ini, kita menjadi lapang dada dalam menghadapi setiap peristiwa, seburuk apapun, yang sudah menjadi takdir kita. Semakin dalam seseorang menghayati hikmah dzikir ini, semakin ringan dia menghadapi kehidupan yang berat ini, tanpa harus menghadapi stress maupun depresi.


sumber :

Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Kamis, 03 Juni 2010

INSYA ALLAH SAHABAT AL-AQSHA SEGERA TEMBUS BLOKADE GAZA DARI PINTU RAFAH MESIR

Setelah mengirimkan 3 relawan di Kafilah Freedom Flotilla, Insya Allah Sahabat Al-Aqsha akan menembus Gaza melalui Pintu Rafah Mesir yang saat ini dibuka. Bantuan dari masyarakat Indonesia akan difokuskan untuk menanggulangi krisis Air di Gaza dengan membuat sumur-sumur dan renovasi Masjid sebagai jantung aktivitas perjuangan Rakyat Palestina.

Kami ajak anda untuk berbagi dan peduli!

Bantuan bisa melalui :
Bank Muamalat 9244632778 an. M Fanni cq sahabat al-aqsha
Bank Syariah Mandiri 1540006443 an. M Fanni bdn Palestina
Konfirmasi Bantuan : 0818110697

MARI Berinfaq dan Berbagi Pahala dengan menyebarkan Informasi ini. Bagi yang ingin berpartisipasi, silahkan gambar ini di-save di computer/notebook anda. Kemudian upload melalui account anda dan tag teman anda sebanyak-banyaknya.
Jazakumullah khairan katsiran

Puisi BJ HABIBIE untuk istrinya..

Sebenarnya ini bukan tentang kematianmu, bukan itu.

Karena, aku tahu bahwa semua yang ada pasti menjadi tiada pada akhirnya,

dan kematian adalah sesuatu yang pasti,

dan kali ini adalah giliranmu untuk pergi, aku sangat tahu itu.


Tapi yang membuatku tersentak sedemikian hebat,

adalah kenyataan bahwa kematian benar-benar dapat memutuskan kebahagiaan dalam diri seseorang, sekejap saja, lalu rasanya mampu membuatku menjadi nelangsa setengah mati, hatiku seperti tak di tempatnya, dan tubuhku serasa kosong melompong, hilang isi.

Kau tahu sayang, rasanya seperti angin yang tiba-tiba hilang berganti kemarau gersang.

Pada airmata yang jatuh kali ini, aku selipkan salam perpisahan panjang,

pada kesetiaan yang telah kau ukir, pada kenangan pahit manis selama kau ada,

aku bukan hendak megeluh, tapi rasanya terlalu sebentar kau disini.

Mereka mengira aku lah kekasih yang baik bagimu sayang,

tanpa mereka sadari, bahwa kaulah yang menjadikan aku kekasih yang baik.

mana mungkin aku setia padahal memang kecenderunganku adalah mendua, tapi kau ajarkan aku kesetiaan, sehingga aku setia, kau ajarkan aku arti cinta, sehingga aku mampu mencintaimu seperti ini.

Selamat jalan,

Kau dari-Nya, dan kembali pada-Nya,

kau dulu tiada untukku, dan sekarang kembali tiada.

selamat jalan sayang,

cahaya mataku, penyejuk jiwaku,

selamat jalan,

calon bidadari surgaku



-BJ.HABIBIE

Rabu, 02 Juni 2010

Innalillahi wainna ilahi Roji'un...

Aku termenung memandang orang yang lalu lalang di depanku. Awalnya hanya seorang, lalu beberapa orang, dan sekarang berbondong-bondong. Mereka nampak tergesa berjalan menjelma barisan yang panjang. Pakaian mereka hampir serupa, warna hitam. Pakaian berkabung, batinku. Hatiku berdesir mengingat hal itu.

Karena rasa penasaran, aku menghampiri salah seorang dari mereka. Seorang bapak dengan pakaian yang sedikit berbeda, kaos oblong dan celana pendek sebatas lutut, topi di kepala dan sebuah sekop di bahunya.

"Maaf, Pak." Lelaki itu hanya melirik sebentar dan terus melangkah. "Hendak ke mana orang-orang ini?" tanyaku. Lagi-lagi lelaki itu hanya melirik.

"Melayat," jawabnya pendek sambil terus melangkah. Aku diam. Melayat, gumamku dalam hati. Kembali hatiku berdesir mengeja kata itu.

"Kalau boleh tahu, siapa yang meninggal?" tanyaku lagi. Lelaki itu menghentikan langkahnya, berdiri dengan tatapan aneh. Ia terus menatapku lekat-lekat. Aku diam.

"Kamu. Kamu yang meninggal," ucapnya pendek. Kemudian kembali melangkah.

"Aku?" Aku terkesiap mendengar jawaban lelaki itu. "Aku yang meninggal?" ulangku. Sementara lelaki itu hanya diam dan terus berjalan.

"Bapak mau menggali kubur?" Sebuah pertanyaan bodoh yang aku ajukan. Aku juga melihat beberapa lelaki yang membawa cangkul dan sekop di bahu mereka.

"Ya."

Aku berhenti dan membiarkan lelaki itu menghilang di antara kerumunan orang-orang yang berjalan dalam satu arah.

Aku yang meninggal, batinku. Hatiku benar-benar bergetar membayangkannya. Apa maksud lelaki itu?

"Maaf, siapa yang meninggal?" kembali aku bertanya kepada seorang wanita dengan pakaian hitam-hitam yang kebetulan lewat di dekatku. Wanita itu berhenti sejenak, menatapku lekat-lekat, lalu menggeleng pelan.

"Kamu. Kamu yang meninggal," jawabnya pendek, kemudian kembali berjalan. Dan kembali aku terdiam.

Aku berjalan mengikuti kerumunan orang-orang itu. Sepertinya mereka sangat tergesa-gesa. Setelah berjalan beberapa saat, akhirnya aku sampai di sebuah rumah. Satu-satunya rumah di bagian paling ujung jalan ini. Rumah mungil yang terpencil. Selebihnya hanyalah sungai yang membentang memisahkan desa tetangga. Kerumunan orang-orang nampak begitu ramai. Di sebelah timur, barat, depan dan belakang rumah tersebut. Itu rumahku, batinku. Kebingungan melanda benakku.

Bergegas aku melangkah menembus kerumunan tersebut. Lalu aku segera masuk ke dalam rumah. Di tengah ruangan ada peti mati yang terbuka tutupnya. Beberapa lelaki dan perempuan bersimpuh di sekelilingnya. Ayah dan ibu terisak di salah satu ujung peti mati tersebut. Sebagian dari orang-orang itu menoleh ke arahku. Tatapan mereka benar-benar asing. Perlahan aku mendekati salah seorang dari mereka. Ia pemuka adat di sini.

"Maaf, siapa yang meninggal?" sedikit berbisik aku bertanya. Lelaki pemuka adat itu menoleh. Tatapannya sama dengan tatapan orang-orang yang lain.

"Kamu yang meninggal," jawabnya sambil terus menatap wajahku.

"Tapi aku masih hidup. Aku masih bernafas. Aku juga bisa bicara. Orang-orang juga masih bisa melihatku," sergahku. Lelaki itu diam.

"Bahkan, Bapak bisa memegang tubuhku," lanjutku.

Aku menarik salah satu tangan lelaki itu dan mendekatkannya ke tubuhku. Namun dengan cepat, lelaki itu menarik kembali tangannya.

"Aku masih bisa menyentuh orang lain. Berarti aku belum mati," ucapku.

"Jiwa kamu. Jiwa kamu yang telah meninggal," lelaki pemuka adat itu berkata lirih.

"Jiwaku?" Tatapanku beralih ke dalam peti mati yang ada di hadapanku. Ada buntalan kain kafan yang diikat sepanjang peti mati itu. Perlahan dan dengan hati-hati aku menyentuhnya. Kosong.

"Jiwa - seperti juga kematian - ia tidak bisa diraba atau dilihat." Lelaki pemuka adat itu seakan mengerti kebingunganku. Kemudian kami diam.

Tak lama kemudian, proses pemakaman dimulai. Beberapa orang lelaki memindahkan peti mati yang telah ditutup ke dalam keranda. Kemudian beberapa lelaki yang lain berdiri pada tiap ujung keranda tersebut, lalu mengangkatnya dan membawa keluar rumah. Kerumunan segera tersibak saat rombongan pembawa keranda itu lewat. Dengan langkah panjang-panjang, lelaki-lelaki itu membawa keranda ke arah makam. Di belakangnya mengekor para pelayat, termasuk aku.

Pemakaman berlangsung dengan cepat. Tak lama kemudian, para pelayat bubar. Aku berjalan pelan mendekati makam yang masih baru itu. Aku bersimpuh di samping gundukan tanah merah. Pada batu nisannya tertulis namaku, juga tarikh lahir dan tanggal kematianku.

Aku terdiam. Sekuntum bunga kamboja luruh dari dahannya. Aku telah meninggal. Jiwaku telah meninggal. Kata-kata itu terus terngiang dalam benakku.


sumber :

Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF (Grup di FB)