Kamis, 29 April 2010

Jadilah Wanita Paling Bahagia ....

Ya ... untuk senyuman indahmu yang menghembuskan cinta dan mengalirkan kasih sayang kepada sesama.

Ya ... untuk ucapan-ucapan baikmu yang membangun persahabatan sejati dan menjauhkan rasa dengki

Ya ... untuk dermamu yang membahagiakan si miskin, menyenangkan di fakir dan mengenyangkan di Lapar

Ya ... untuk selalu bersanding dengan al-Quran seraya membaca, menghayati, dan mengamalkannya sambil bertobat dan beristigfar.

Ya ... untuk senantiasa berzikir,beristigfar, memanjatkan doa, dan memperbaiki tobat

Ya ... untuk bekerja keras mendidik anak - anakmu dengan agama, mengajarkan sunah-sunah Nabi kepada mereka dan mengarahkan mereka kepada hal-hal yang bermanfaat

Ya ... untuk rasa malu dan hijabmu yang diperintahkan Allah. itulah satu-satunya cara untuk memelihara kesucian dan kehormatanmu

Ya ... untuk hanya bergaul dengan wanita-wanita baik yang selalu takut pada Allah, mencintai agam, dan menjunjung tinggi nila-nilainya

Ya ... untuk berbakti kepada orang tua, menyambung silatuhrahmi, menghormati tetangga, dan menyantuni anak yatim

Ya ... untuk membaca dan menelaah buku-buku yang bermutu dan bermanfaat

Jadilah Wanita Paling Bahagia ....


sumbernya:buku La Tahzan For Smart Muslimah by Dr 'Aidh Al Qarni

Rabu, 28 April 2010

Ukhti, kamu cantik sekali......

Ukhti, kamu cantik sekali......

Tapi hanya di mata manusia. Sedangkan yang Maha Kuasa tak pernah memandang rupa atau pun bentuk tubuh kita. Namun Ia melihat pada hati dan amal-amal yang dilakukan hamba-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali......


Tapi cantik fisik tak akan pernah abadi. Saat ini para pesolek bisa berbangga dengan kemolekan wajah ataupun bentuk tubuhnya. Namun beberapa saat nanti, saat wajah telah keriput, rambut pun kusut dan berubah warna putih semua, tubuh tak lagi tegak, membungkuk termakan usia, tak akan ada lagi yang bisa dibanggakan. Lebih-lebih jika telah memasuki liang lahat, tentu tak akan ada manusia yang mau mendekat.


Ukhti, kamu cantik sekali.....

Tapi kecantikan hanyalah pemberian dan untuk apa dibangga-banggakan? Sepantasnya kecantikan disyukuri dengan cara yang benar. Mensyukuri kecantikan bukanlah dengan cara memamerkan, memajang gambar atau mengikuti bermacam ajang lomba guna membandingkan rupa, sedangkan hakekatnya wajah itu bukan miliknya.
Tidakkah engkau jengah bila banyak mata lelaki ajnabi yang memandangi berhari-hari? Tidakkah engkau malu ketika wajahmu dinikmati tanpa permisi karena engkau sendiri yang memajang tanpa sungkan. Ataukah rasa malu itu telah punah, musnah? Betapa sayangnya jika demikian sedangkan ia sebagian dari keimanan.

Ukhti, kamu cantik sekali....
Tapi apa manfaat pujian dan kekaguman seseorang? Adakah ia akan menambah pahala dari-Nya? Adakah derajatmu akan meninggi di sisi Ilahi setelah dipuji? Tak ada yang menjamin wahai ukhti. Mungkin malah sebaliknya, wajah cantik itu menjadikanmu tak punya harga di hadapan-Nya, karena kamu tak mampu memelihara sesuai dengan ketentuan-Nya.

Ukhti, kamu cantik sekali
Kecantikan itu harta berharga, bukan barang murah yang bisa dinikmati dengan mudah. Dimana nilainya jika setiap mata begitu leluasa memandang cantiknya rupa. Dimana harganya jika kecantikan telah diumbar, dipajang dengan ringan tanpa sungkan. Dimana kehormatan sebagai hamba tuhan jika setiap orang, baik ia seorang kafir, musyrik atau munafik begitu mudah menikmati wajah para muslimah?

Ukhti, kamu cantik sekali.....

Alangkah indah jika kecantikan fisik itu dipadu dengan kecantikan hatimu. Apalah arti cantik rupawan bila tak memiliki keimanan. Apalah guna tubuh molek memikat bila tak ada rasa malu yang lekat. Cantikkan dirimu dengan cahaya-Nya. Cahaya yang bersinar dari hati benderang penuh keimanan. Hati yang taat senantiasa patuh pada syariat. Hati yang taqwa, yang selalu menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Hati yang sederhana, yang tak berlebihan dalam segala urusan dunia.

Ukhti, kamu cantik sekali......
Maka tampillah cantik di hadapan penciptamu karena itu lebih berarti dari pada menampilkan kecantikan pada manusia yang bukan muhrimmu
Tampillah cantik di hadapan suamimu, karena itu adalah bagian dari jihadmu. Mengabdi pada manusia yang kamu kasihi demi keridhoan Ilahi.
Tampillah cantik, cantik iman, cantik batin, cantik hati, karena itu lebih abadi.

sumber  :  Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Jumat, 23 April 2010

Dialog IBLIS Dengan NABI MUHAMMAD SAW

Dalam suatu waktu, Nabi Muhammad SAW pernah berdialog dengan Iblis. Dialog tersebut kemauan Iblis sendiri atas perintah Allah. Iblis diwajibkan untuk menjawab semua pertanyaan Nabi dengan jujur.

Berikut dialognya:

NABI : Pada saat dan situasi bagaimana serangan Iblis paling berpengaruh terhadap manusia?

IBLIS : Pada saat dan situasi manusia sedang marah, menentukan pilihan dan sedang berdua-duaan antara pria dan wanita di luar ikatan pernikahan.

NABI : Terangkan padaku, manusia mana yang paling engkau benci?

IBLIS : Tuanglah orang pertama yang saya benci. Kemudian orang yang seperti Tuan.

NABI : Berikutnya?

IBLIS : Orang alim yang wara’. Yaitu orang yang menjauhkan diri dari hal-hal yang haram dan syubhat.

NABI : Kemudian?

IBLIS : Orang fakir yang sabar, yang tidak suka mengadukan kefakirannya pada Siapapun.

NABI : Dari mana engkau tahu dia sabar?

IBLIS : Bila dia mengadukan kefakirannya pada seseorang dalam tiga hari, Allah tidak memberikan pahala amalnya sebagai amal orang yang sabar

NABI : Lalu siapa lagi?

IBLIS : Orang kaya yang suka bersyukur.

NABI : Bagaimana engkau tahu dia suka bersyukur?

IBLIS : Dia mengambil sesuatu yang halal dan menaruhnya pada tempatnya.

NABI : Bagaiman keadaanmu jika umatku melakukan sholat?

IBLIS : Ya Muhammad, saya terserang demam dan gemetar.

NABI : Mengapa sampai begiti hai Allai’in (si terkutuk)?

IBLIS : Sebab jika seseorang bersujud untuk Allah, niscaya Allah menaikan derajatnya.

NABI : Jika umatku berpuasa?

IBLIS : Saya terbelenggu sampai mereka berbuka puasa.

NABI : Jika umatku menunaikan haji?

IBLIS : Saya jadi gila.

NABI : Jika umatku membaca Al-Quran?

IBLIS : Saya jadi cair seperti timah kena api.

NABI : Jika umatku bersedekah?

IBLIS : Mereka seolah menggergaji saya menjadi dua potong.

NABI : Mengapa sampai demikian, hai Abu Murrah(biang kerok angkara murka)?

IBLIS : Sebab dalam shodakoh itu mengandung empat faedah:

1. Allah memberkahi hartanya

2. Allah menumbuhkan cinta kasih dalam makhluk-NYA terhadap sipemberi sedekah.

3. Allah menjadikan sedekah itu sebagai dinding antara si pemberi dengan neraka. Dan,

4. Allah menjauhkannya dari bencana.

NABI : Siapa temanmu berbincang-bincang?

IBLIS : Pemakan riba.

NABI : Siapa sahabat karibmu?

IBLIS : Pelacur.

NABI : Siapa teman tidurmu?

IBLIS : Pemabuk.

NABI : Siapa tamumu?

IBLIS : Tamuku pencuri.

NABI : Siapa utusanmu?

IBLIS : Tukang sihir.

NABI : Apa yang menggembirakan hatimu?

IBLIS : Sumpah dan talak.

NABI : Siapa kekasihmu?

IBLIS : Orang yang melalaikan sholat.

NABI : Apa yang dapat mematahkan tulang belakangmu?

IBLIS : Ringkik kuda di jalan Allah (Fisabillilah)

NABI : Apa yang dapat menghancurkan tubuhmu?

IBLIS : Taubatnya orang yang benar-benar taubat.

NABI : Apa yang memanaskan hatimu?

IBLIS : Banyaknya istiqhfar, pagi dan petang.

NABI : Apa yang dapat membinasakanmu?

IBLIS : Sedekah yang diberikan dengan cara sembunyi-sembunyi.

NABI : Apa yang dapat membutakan matamu?

IBLIS : Shalat di waktu syahur.

NABI : Apa yang dapat memusingkan kepalamu?

IBLIS : Banyaknya sholat berjamaah.

NABI : Hai Abu murrah, maukah engkau bertaubat pada Allah dan aku akan

menanggung surgamu kelak.

IBLIS : Ya…. Muhammad, perintah telah dikeluarkan. Kalampun sudah kering.

Segalanya berlaku sampai hari kiamat. Maha suci Allah yang telah menjadikan Tuan sebagai penghulu Nabi-Nabi dan penganjur ahli syurga. Allah memilih , mengangkat dan menjadikanku sebagai penghulu neraka yang celaka dan terusir.

Maka jelaslah sudah, siapa dan bagaimana makhluk Iblis itu. Iblis adalah musuh manusia yang nyata. Dan kita perlu instropeksi diri, apakah kita sedang atau telah berbuat sesuatu yang disukai Iblis, atau malah sebaliknya?

Mudah-mudahan Allah senantiasa melindungi kita dari godaan Iblis dan Syetan yang terkutuk. Dan kita masuk dalam golongan hambaNYA yang beruntung dihari kemudian. Amien…


sumber :

Catatan Jundullah Al Jauziyyah: DIALOG IBLIS DENGAN NABI MUHAMMAD SAW

Kamis, 22 April 2010

Cara Allah Mengampuni Dosa Kita

Do’a yang selalu terucap dari lisan kita setiap kali memohon pada Allah adalah do’a mohon ampunan. Hal ini menandakan bahwa sepanjang hidupnya manusia tidak pernah lepas dari dosa dan kesalahan. Namun Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. Dengan segala kebesaranNya, Allah akan mengampuni setiap dosa kecuali dosa syirik. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 4 dan Hadist Riwayat Tarmidzi berikut ini;

Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS 4 : 48)

“Wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku, maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan lagi. Wahai anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu. Wahai anak Adam, jika engkau menemui Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh bumi pula”. (HR. Tirmidzi, Hadits hasan shahih)

Sumber Hadist Arba’in By Imam An Nawawi

Subhanallah Maha Suci Allah yang Maha Luas AmpunanNya. Adapun cara Allah mengampuni dosa manusia melalui berbagai jalan, diantaranya;

1. Istighfar

Istighfar bisa dianalogikan sebagai penghapus atau tipe-x yang biasa digunakan saat kita menulis. Kalau kita salah tulis pakai penghapus atau tipe-x agar tulisan bersih dan rapi bebas dari coretan. Demikian juga dengan istighfar, bisa digunakan untuk mengoreksi kekhilafan-kekhilafan kecil selama kita beraktifitas. Gunakanlah alat ini setiap hari, setiap waktu sepanjang hayat. Insya Allah gubahan yang kita hasilkan selama hidup akan bersih dan rapi bebas dari kesalahan dan coretan. Dalam setiap aktifitas senantiasa sisipkan istigfar, mohon ampunan pada Allah, karena tak satupu dari kita yang luput dari khilaf dan dosa.

2. Bersusah payah dalam mencari rizki yang halal

Dosa tidak saja terhapuskan melalui pahala ibadah-ibadah ritual. Adakalanya Allah menghapus dosa kita atas usaha dan jerih payah kita dalam mencari rizki yang halal. Setiap keletihan, kelelahan, dan setiap butir keringat yang dicucurkan akan dihitung sebagai penebus dosa. Jadi jangan pernah menyerah dan putus asa.

3. Mengikhlaskan bila terzalimi

Ikhlas adalah sifat terpuji dan mulia. Mengikhlaskan bila terzalimi dan tidak mengungkit-ungkit kesalahan orang lain adalah sifat orang-orang yang berjiwa besar. Allah akan mengampuni dosa orang-orang yang mengikhlaskan bila ia terzalimi dan hanya menyerahkan segala urusannya hanya pada Allah. Allah Maha Pengampun dan sungguh luas ampunanNya. Sepatutnya pulalah kalau manusia mempunyai sifat pemaaf. Maka maafkanlah….dan dapatkan ampunan dari Allah.

4. Bersusah payah dalam mencari ilmu

Allah memuliakan orang yang beriman dan berilmu beberapa derajat. Begitu utama kedudukan ilmu sehingga Allah memberi ganjaran penghapusan dosa bagi para pencari ilmu.

5. Sakit dan kemudian bersabar menjalaninya.

Sabar adalah kekuatan. Saat sakit mendera raga, hati dan jiwa yang sabar menghadapinya akan dihapuskan dosanya oleh Allah. Dalam sebuah hadist Qudsi Allah berkata; “Ketika Ku timpakan musibah pada seorang hamba, lalu ia bersabar, sungguh Aku malu menghitung dosanya pada Hari Kiamat”.

Demikianlah sebagian cara Allah mengampuni dosa kita, Wallahualam. Perlu juga digarisbawahi bahwa dosa yang diampuni dengan syarat dan ketentuan berlaku. Diantaranya Taubattan Nassuha.
sumber : 
Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF

Senin, 19 April 2010

Alhamdulillah, Ya Allah....


Setiap kedip mataku Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang melihat, tetapi buta.

Setiap tarikan napasku Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang mencium, tetapi tidak mampu membau.

Setiap suara yang kudengar Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang mendengar, tetapi tuli.

Setiap Langkah kaki-ku di bumi-Mu Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang yang melangkah,
 tetapi tidak mampu untuk istiqomah dijalan Mu.


Setiap desir angin yang kurasa Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang merasa, tetapi kebal.

Setiap degub dan detak jantungku Ya Allah,
Aku bersyukur atas nikmat ini.
Banyak orang hidup, tetapi mati.

Akhirnya Ya Allah,
Jangan Kau cabut rasa syukurku ini dari hatiku,
Yang dapat membuatku buta, bebal, tuli dan mati.
Sumber : Unknown

Minggu, 18 April 2010

Mau Kebahagian? Tidak usah Cari di tempat Lain!!!!!!

Manusia bahagia bila ia bisa membuka mata untuk menyadari bahwa ia memiliki banyak hal yang berarti. Manusia bisa bahagia bila ia mau membuka mata hati. Untuk menyadari, betapa ia dicintai.Manusia bisa bahagia, bila ia mau membuka diri. Agar orang lain bisa mencintainya dengan tulus.

Manusia tidak bahagia karena tidak mau membuka hati, berusaha meraih yang tidak dapat diraih, memaksa untuk mendapatkan segala yang diinginkan, tidak mau menerima dan mensyukuri yang ada. Manusia buta karena egois dan hanya memikirkan diri, tidak sadar bahwa ia begitu dicintai, tidak sadar bahwa saat ini, apa yang ada adalah baik, selalu berusaha meraih lebih, dan tidak mau sadar karena serakah.

Ada teman yang begitu mencintai, namun tidak diindahkan, karena memilih, menilai dan menghakimi sendiri. Memilih teman dan mencari-cari, padahal di depan mata ada teman yang sejati. Telah memiliki segala yang terbaik, namun serakah, ingin dirinya yang paling diperhatikan, paling disayang, selalu menjadi pusat perhatian, selalu dinomorsatukan. Padahal, semua manusia memiliki peranan, hebat dan nomor satu dalam satu hal, belum tentu dalam hal lain, dicintai oleh satu orang belum tentu oleh orang lain.

Kebahagiaan bersumber dari dalam diri kita sendiri. Jikalau berharap dari orang lain, maka bersiaplah untuk ditinggalkan, bersiaplah untuk dikhianati.
Kita akan bahagia bila kita bisa menerima diri apa adanya, mencintai dan menghargai diri sendiri,mau mencintai orang lain, dan mau menerima orang lain.

Percayalah kepada Allah, dan bersyukurlah kepada-Nya, bahwa kita selalu diberikan yang terbaik sesuai usaha kita, tak perlu berkeras hati. Ia akan memberi kita di saat yang tepat apa yang kita butuhkan, meskipun bukan hari ini, masih ada esok hari. Berusaha dan bahagialah karena kita dicintai begitu banyak orang.

sumber : grup di fb Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF


Sabtu, 17 April 2010

Air Mata Rasulullah...

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.

Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.

Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.

"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.

Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."

Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. "Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi. "Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai ding! in, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.

Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku - peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu." Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"

Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.

NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.

Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin...

Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangi mu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat.


sumber : www.nowilkirin.blogspot.com

Jumat, 16 April 2010

Kemana tujuan kita?


Seorang pemuda menghentikan taksi di pinggirjalan dan segera naik ke kursi belakang.
Setelah pintu ditutup, sang supir bertanya, "Mau ke mana Pak?"
"Saya tidak tahu?" jawab pemuda itu tenang.
"Lalu saya harus bagaimana?" tanya sang supir.
"Terserah Bapak, yang penting saya bayar, jawab sang pemuda.
Apa selanjutnya yang terjadi?
Supir hanya berputar-putar saja, terus berputar putar sampai akhirnya supir kelelahan dan tidak tahu arah. Setalah berjam-jam berputar, akhirnya supir kembali ke tempat pemuda naik, dan diam lama sekali. Argo tetap berjalan.
Lalui pemuda tersebut keluar dan membayar seluruh biaya ratusan ribu rupiah untuk berada ditempat asalnya?
Pemuda itu menghabiskan waktu dan biaya tanpa pindah ke mana-mana.

Siapakah pemuda itu?
Pemuda itu adalah gambaran kita yang tidak punya tujuan hidup?
Jika kita tidak punya tujuan hidup, dan melakukan perjalanan hidup, maka besar kemungkinan kita kembali ke situ-situ saja.

Banyak orang yang merasa sudah punya tujuan hidup.
Tapi sebenarnya ada di situ-situ saja.
Sejak kecil kita sekolah. Setiap tahun berusaha naik kelas tujuannya supaya bisa melanjutkan sekolah. Lalu belajar lagi, supaya naik kelas dan bisa melanjutkan sekolah. Lalu melanjutkan kuliah begitu seterusnya.
Ketika ditanya untuk apa sekolah, maka jawabannya "supaya dapat kerja" Sesedarhana itukah?
Lalu ditanya apa tujuan kerja. Jawabannya supaya bisa makan. Sesederhana itukah?
Lalu punya anak, anak disekolahkan, tujuannya supaya bisa kerja, nanti bisa makan. Dan begitu seterusnya.
Kelihatannya mereka menjalani hidup, tapi tidak ada nilai tambahnya. Itu-itu saja?
Jika hidup hanya untuk bisa makan atau bertahan hidup (surviving), dan semua hal yang dilakukan dalam hidup sekedar agar bisa makan atau bertahan hidup , lalu apa bedanya manusia dengan hewan?

Semoga kita tidak termasuk manusia yang hidup sekedar untuk hidup.
Semoga kita tidak termasuk manusia yang hidup hanya berputar-putar begitu-begitu saja, karena tidak ada tujuan yang jelas mau di bawa kemana hidup kita.
Semoga kita tidak termasuk orang yang mengisi hidupnya dengan kesia-siaan?


by : Isa Alamsyah

Rabu, 14 April 2010

Wanita Sejati.....


Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya, "Abi, ceritakan kepadaku tentang wanita sejati"...Sang ayah pun menoleh kemudian tersenyum.......

Anakku,

Seorang wanita sejati BUKANlah dilihat dari kecantikan PARAS wajahnya, MELAINKAN dari kecantikan HATI yang ada di baliknya.....
Wanita sejati BUKAN dilihat dari BENTUK TUBUHnya yang mempesona, MELAINKAN dilihat dari sejauh mana ia MENUTUPI BENTUK TUBUHnya.....
Wanita sejati BUKAN dilihat dari begitu BANYAKNYA kebaikan yang ia berikan, MELAINKAN dari KEIKHLASANNYA memberikan kebaikan itu......
Wanita sejati BUKAN dilihat dari seberapa INDAH LANTUNAN SUARANYA, MELAINKAN dari apa yang SERING MULUTNYA BICARAKAN....
Wanita sejati BUKAN dilihat dari keahliannya BERBAHASA, MELAINKAN dari bagaimana CARA ia BERBICARA...

Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah puterinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut puterinya......

Ketahuilah puteriku...
Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEBERANIANNYA dalam BERPAKAIAN, MELAINKAN sejauh mana ia berani MEMPERTAHANKAN KEHORMATANNYA.......
Wanita sejati BUKAN dilihat dari KEKHAWATIRANNYA DIGODA orang di jalan, MELAINKAN KEKHAWATIRAN DIRINYAlah yang MENGUNDANG ORANG JADI TERGODA.....
Wanita sejati BUKANlah dilihat dari seberapa BANYAK dan BESARNYA UJIAN yang ia jalani, MELAINKAN sejauh mana ia MENGHADAPI UJIAN itu dengan penuh rasa SYUKUR.....

dan ingatlah...

Wanita sejati BUKAN dilihat dari SIFAT SUPELNYA DALAM BERGAUL, MELAINKAN sejauh mana ia bisa MENJAGA KEHORMATANNYA DALAM BERGAUL......
Setelah itu sang anak kembali bertanya,
"Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi?"..........
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "TELADANILAH MEREKA!"
Sang anak pun mengambil buku itu dan melihat sebuah tulisan "ISTERI-ISTERI RASULULLAH"


Sungguh, sebaik-baik teladan bagi para muslimah adalah isteri-iateri Rasulullah SAW...

Semoga kita termasuk wanita muslimah yang mampu meneladani para istri Rosulullah...

* Sumber : dari sebuah blog...

Selasa, 13 April 2010

Maafkan Aku Mama *Hiks..Hiks*


Menerawang mimpi indah seorang wanita dengan cita-cita menjadi wanita sempurna dalam hidupnya. Apakah jawaban dari cita-cita nan mulia??? Jawabannya hanya satu kata sarat makna yaitu IBU.

Ya…itulah cita-cita ibu kita dahulu dimasa belianya, bahkan sampai terjalinnya sebuah bahtera rumah tangga. Niat itu tak pernah luntur dari benaknya. Sampai dengan ikhtiar dan doanya berbuah permata. Maka , inilah kita sekarang anaknya. Yang begitu di damba dalam hidupnya.

Wahai ibu, apa yang kau rasakan????

Berawal dari…
Mual, tidak enak makan, tidak enak minum, tidur tidak nyaman, sampai terjagapun lemas terasa di badan. Ngidam, itu kata orang kebanyakan.
Bahagia yang kau rasa atas benih dalam kandungan tak menjadikan keluhan pada tiga bulan awal kehamilan.
Tapi ternyata aku salah….rasa mualnya tidak hanya tiga bulan, sampai lima bulan bahkan ada yang mual selama usia kandungan. Sembilan bulan??? Tak terbayangkan…

Setiap saat di paksakan menguatkan badan, walau susah menelan makanan dan minuman, namun tiada rasa jenuh itu menyerang. Kata ibu “ini demi pertumbuhan anak dalam kandungan”

Bidan, dokter umum, sampai spesialis kandungan pun menjadi tujuan pemeriksaan. Kata ibu “ ini demi kesehatan anak dalam kandungan”

Lantunan ayat Al-qur’an, musik klasik sampai membacakan cerita dua kali sehari sambil mengelus-elus perut yang semakin membesar. Kata ibu “ ini demi perkembangan kecerdasan otak anak dalam kandungan”

Tidur dengan posisi terlentang yang menyesakkan dada, posisi miringpun akhirnya kesemutan, jalan-jalan pagi dan sore hari sampai senam hamil dipraktekkan. Kata ibu “ ini demi kelancaran persalinan anak dalam kandungan.

Amalan wajib dan sunnah dilaksanakan. Kata ibu ” ini demi memohon agar kelak anak dalam kandungan menjadi shalih/ shalihah”

Tiba saatnya melahirkan, kembali aku bertanya ”Wahai ibu, apa yang kau rasakan???”

Sakit tak tertahankan, terutama pada daerah pinggang dan punggung bawah bagian belakang, dera nafas tak lagi normal, seluruh tenaga dikumpulkan untuk mengejan. Entah berapa hentakan yang dilakukan demi mendorong bayi mungil agar selamat menghirup udara fananya dunia.
Sekarang anakpun dalam buaian kasih sayang...
Menjadi permata dalam keluarga...
Penawar duka dan lara di jiwa…
Diajarkan ilmu yang berguna..
Mengenal Allah dan Rasulnya..
Dididik sampai kini menjadi dewasa…

Namun, apa balasanku buatmu wahai ibu???

Setiap kali ibu mendidikku, pernahkah terdengar keluhannya?? Beliau tak pernah mengeluh, yang terdengar ádalah keresahannya karena kebandelan ku, karena ketidak patuhan ku, karena setiap sangkalan ku sebagai bentuk pembelaan diri untuk tidak disalahkan.

Atas semua yang ku lakukan, ibu tak pernah punya secuil dendam pada kami anak-anaknya. Setiap salah ku di balasnya dengan senyum dan tangis dalam setiap doa dan munajadnya.

Serupa apakah ibu yang sempurna bagi ku??
Ibu adalah manusia biasa, tak sempurna sama seperti aku anaknya. Jika aku belum bisa menjadi anak yang sempurna, maka jangan pernah terpikir olehku menuntut kesempurnaan darimu ibu.

Ketahuilah, bahwa ibu berperan besar dalam hidup ku. Tapi aku tak pernah tahu betapa ’keras’ kerja yang telah dilakukan ibu buat kami anak-anaknya, sampai aku sendiri sebagai anak bisa merasakan apa yang dirasakannya.

Ada hal pedih yang harusnya aku rasakan, pernahkah aku menjadi anak yang berbakti? Ku bertanya pada diri, “mengapa tangan ibu tak sehalus tanganku?”, dan ibu tak pernah sedikitpun memaksa bahwa “tanganmu harus sama dengan tangan ibu”.

Lalu kurasakan pedih dalam benakku, kelopak mataku menghangat ingin menangis dan tak bisa berkata-kata. Lalu akupun berjanji dalam hati takkan menggerutu atas apa yang dilakukan ibu padaku. Akankah ku tepati janji itu??? Setiap janji adalah hutang yang tak selalu tertulis dan menjadi bukti nyata, untuk digunakan sebagai tuntutan bila janji tak terwujud.

Dan ini semua bagi yang masih merasakan kasih sayang seorang ibu.
Mungkin kita pernah merasa tersakiti dengan kemarahannya
Tapi, pantaskah kita marah padanya???
Pantaskah kita membalas kemarahannya???

Tidaklah dimiliki hak untuk marah, seorang anak bahkan berhutang nyawa pada ibu yang melahirkannya. Maka seorang anak takkan sanggup melunasi hutang-hutang itu. Hutang-hutang atas kerja kerasnya, hutang-hutang atas kegigihannya, hutang-hutang atas keikhlasannya, hutang-hutang atas keterjagaannya, hutang-hutang atas setiap untaian doa dalam munajadnya, dan semua itu tertuju untuk kita anak-anaknya.

Maka ku tuliskan dalam catatanku : aku tidak boleh marah pada ibu. Jika tidak mengikuti nasehat ibu, akan berada di mana aku hari ini? Aku takkan tumbuh dewasa dan mengerti hal-hal baik dalam hidupku. Jika ibu tak membimbingku, walaupun dengan sedikit kemarahannya, aku takkan pahami indahnya kehidupan, aku takkan pahami arti sebuah kepatuhan.

Bagaimana bagi yang telah ditinggal ibu???
Bagaimana kau memenuhi janjimu???
Apakah hanya penyesalan yang terpatri dalam hatimu???
Selama beliau masih ada, apa yang kau lakukan padanya???

Sungguh…semua telah diatur olehNya yang kuasa. Doa anak yang shalih / sahalihah akan menjadi amal yang tak terputus baginya dan menemaninya sebagai amal di hadapan Sang Pencipta.

Bagi yang tak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu.
Jangan kau terlarut dalam dukamu, yakinlah kau ada karena seorang ibu yang mempertaruhkan nyawa melahirkanmu. Yakinlah bahwa beliau sangat menyayangimu. Berdo’alah, jika tidak dipertemukan di dunia, maka yakinlah Allah berkenan mengumpulkan kalian nanti dalam jannahNya, amin.


’syurga di telapak kaki ibu’,....wahai IBU...kaulah wanita penggalan syurga bagiku.
sumber : grup di fb catatn renungan dan kisah inspiratif

NEW PACKAGE OF HAPPINESS

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Professional & Technical
Author:Ahmad Faris
INFO BUKU:
The New Package of Happinness, Ahmad Faris
Soft Cover; 12.5 x 19 cm, 236 halaman, Harga: Rp. 45.000,-

Keunggulan:
- Disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna dan menghibur
- Tema kebahagiaan sangat luas pasarnya dan buku ini mampu menampilkan rahasia kebahagiaan dengan cara yang baru
- Dikemas secara menarik (banyak ilustrasi menyegarkan di dalamnya)


Jika dalam hidup Anda pernah terluka, merasa kurang beruntung, luput dari banyak kemudahan, atau sering mengalami kegagalan...
Jika Anda pernah merasa dilecehkan, punya persoalan berat, atau pernah merasa sangat kehilangan...
Jika Anda pernah merasa dijauhi oleh orang-orang yang Anda cintai, dikhianati, atau merasa sepi di tengah segala kebercukupan hidup...
Jika Anda pernah merasa hidup ini hampa,membosankan, penuh beban, materi dan
keluarga seperti hampa arti...
...Maka bingkisan ini untuk Anda. Dibingkiskan tanpa syarat apa pun, dan tidak ada pekerjaan khusus yang harus Anda lakukan untuk memetik kebahagiaan.
SEMAKIN BANYAK ORANG YANG BERBAHAGIA, KAMI SEMAKIN BAHAGIA. Yuk gabung dan ajak orang yang kau sayangi bergabung. Kita menularkan bahagia....

NB. Pemesanan buku ini bisa melalui 0818 772 446
Dapatkan diskon khusus 20% pembelian minimal 3 biji

Akhlak yang paling mulia adalah menyapa mereka yang memutus silaturahim, memberi kepada yang kikir terhadapmu, dan memaafkan mereka yang menyalahimu.” (HR Ibnu Majah)

Senin, 05 April 2010

Bayangkanlah....

Mari saudara-saudaraku kita kembali mengingat kematian, yang sesungguhnya awal dari kehidupan yang sebenarnya, hidup di dunia fana ini tak lain hanyalah mencari bekal untuk kehidupan akherat kelak.

Sesosok tubuh berselimut kain putih terbujur kaku. Disekelilingnya terlihat sanak saudara saling berangkulan, dan sesekali terdengar sesegukkan diiringi tetesan air mata kepiluan, keheningan dan kesedihan yang teramat dalam. Sayup-sayup terdengar lantunan ayat suci dari beberapa orang yang hadir menambah kepiluan mereka yang ditinggalkan. Hari ini, satu lagi saudara kita menghadap Tuhan-nya, tidak peduli ia siap atau tidak.

Saudaraku, setiap yang hidup akan merasakan mati. Hal itu termaktub dengan tegas dan lugas dalam kitab-Nya. Maka, bekal apa yang sudah kita persiapkan untuk menyambut maut yang kedatangannya tidak diketahui namun pasti itu. Saat seorang saudara kita mendapatkan gilirannya untuk menghadap Sang Khaliq, saat kita melihat tubuhnya membujur kaku, saat ia terbungkus kain putih bersih, saat tubuh tanpa nyawa itu diusung untuk dibawa ketempat peradilan utama atas setiap amalnya, dan saat kita bersama-sama menanamkan jasadnya ke dalam tanah merah serta menimbunkan tanah dan bebatuan diatas tubuhnya, sadarkah kita bahwa giliran kita akan tiba, bahwa waktu kita semakin dekat.

Saudaraku, pernahkah membayangkan betapa dahsyatnya maut menjemput, kita harus meregang nyawa saat Malaikat Pencabut Nyawa pesuruh Tuhan menarik nyawa manusia perlahan-lahan untuk memisahkan dari jasadnya.Dan saat lepas ruh dari jasad, mata kita yang terbuka lebar dan menatap keatas, mengisyaratkan ketidakrelaan kita meninggalkan keindahan dunia atau mungkin isyarat ketakutan yang teramat sangat akan ganjaran yang akan diterimanya di akhirat.

Saudaraku, bayangkan jika saudara yang baru saja kita saksikan prosesi pemakamannya itu adalah diri kita sendiri, bayangkan juga jika yang terbujur kaku terbungkus kain putih itu adalah diri kita yang saat ini tengah menikmati indahnya dunia, kita begitu rapuh, tidak berdaya dan takkan bisa berbuat apa-apa yang dapat menolong kita dari peradilan Allah, kita hanya diam dan membisu dan membiarkan seluruh tubuh kita bersaksi didepan Tuhan dan para malaikat-Nya atas waktu dan kesempatan yang diberikan, dan kita hanya bisa menunggu keputusan yang akan diberikan Allah.

Saudaraku, saat itu kita harus rela menerima keputusan dan menjalankan balasan atas segala perbuatan. Tentu tidak ada tawar-menawar, negosiasi, permohonan maaf, belas kasihan, bahkan air mata pun tidak berlaku dan tidak membuat Allah membatalkan keputusan-Nya. Karena kesempatan untuk semua itu sudah diberikan saat kita hidup didunia, hanya saja kita tidak pernah mengambil dan memanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada untuk tunduk, takut, menangis berharap akan ampunan-Nya. Tidak saudaraku, semua itu sudah lewat.

Saudaraku, saat tubuh kita terusung diatas kepala para sanak dan kerabat yang menghantarkan kita ke tanah peradilan, tahukah kita bahwa saat itu kita berada dipaling atas dari semua yang hadir dan berjalan, tubuh dan wajah kita menghadap kelangit, itu semata untuk memberitahukan bahwa kita semakin dekat untuk menemui Tuahan Sang Pencipta. Tentu kita harus berterima kasih, karena masih ada orang-orang yang mau mengangkat tubuh kita dan mau bersusah-susah menghantarkan, menanam bahkan membiayai prosesi pemakaman kita. Bayangkan jika kita meninggalkan dunia ini dalam keadaan jelek, sehingga semua orang memalingkan mukanya dari muka penuh kotor dan nista ini. Saat itu, tentu tak satupun dari orang-orang yang masih hidup menangisi kepergian kita bahkan mereka bersyukur.

Saudaraku, kita tentu juga mesti bersyukur saat Tuhan mengizinkan tanah- tanah merah yang juga makhluk ciptaan Tuhan itu menerima jasad kita. Padahal jika tanah-tanah itu berkehendak -atas seizin NYA- ia akan menolak jasad kita karena kesombongan kita berjalan dimuka bumi. Jika ia mau, ia tentu berkata, "Wahai manusia sombong, ketahuilah bahwa tanah ini disediakan hanya untuk orang-orang yang tunduk". Ia juga bisa mengadukan keberatannya kepada Tuhannya untuk tidak mau menerima jasad manusia-manusia yang dengan sewenang-wenang dan serakah menikmati hasil bumi. Tanah-tanah itu juga tentu bisa berteriak, "Enyahlah kau wahai jasad penuh dosa, tanah ini begitu suci dan hanya disediakan untuk orang-orang yang beriman" Tapi, atas kehendak Tuhan jualah mereka tidak melakukan itu semua. Namun, tentu saat itu sudah terlambat bagi kita untuk menyadari kesalahan, dan kekhilafan.

Oleh karena itu saudaraku, saat sekarang Tuhan masih memberikan waktu dan kesempatan, saat sekarang kita tengah menunggu giliran untuk menghadap-Nya, ingatlah selalu bahwa setiap yang hidup pasti merasakan mati. Saat kita mengantar setiap saudara yang mati, jangan tergesa-gesa untuk kembali ke rumah, tataplah sejenak sekeliling kita, disana terhampar luas bakal tempat kita kelak, ya, tanah-tanah merah itu sedang menunggu jasad kita. Tapi, sudahkah semua bekal kita kantongi dalam tas bekal kita yang saat ini masih terlihat kosong itu?

sumber : catatan renungan n kisah ispiratif di Facebook

Titip Ibuku ya ALLAH....

Cerita ini kucopas dari Catatan RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF di facebook
semoga ini bisa menjadi bahan renungan untuk kita semua..

" Ibu sayang... ga usah repot-repot Bu, aku dan adik-adikku udah dewasa "

pintaku pada Ibu pada suatu pagi. Wajah tua itu langsung berubah. Pun ketika Ibu mengajakku makan siang di sebuah restoran. Buru-buru kukeluarkan uang dan kubayar semuanya. Ingin kubalas jasa
Ibu selama ini dengan hasil keringatku. Raut sedih itu tak bisa disembunyikan.

Kenapa Ibu mudah sekali sedih ? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang fasenya aku mengalami kesulitan memahami Ibu karena dari sebuah artikel yang kubaca ... orang yang lanjut usia bisa sangat sensitive dan cenderung untuk bersikap kanak-kanak ..... tapi entahlah.... Niatku ingin membahagiakan malah membuat Ibu sedih. Seperti biasa, Ibu tidak akan pernah mengatakan apa-apa

Suatu hari kuberanikan diri untuk bertanya," Bu, maafin aku kalau telahmenyakiti perasaan Ibu. Apa yang bikin Ibu sedih ? "

Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata di sana . Terbata-bata Ibu berkata,

" Tiba-tiba Ibu merasa kalian tidak lagi membutuhkan Ibu. Kalian sudah dewasa, sudah bisa menghidupi diri sendiri. Ibu tidak boleh lagi menyiapkan sarapan untuk kalian, Ibu tidak bisa lagi jajanin kalian. Semua sudah bisa kalian lakukan sendiri "

Ah, Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu .. bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan.

Satu hal yang tak pernah kusadari sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua menjadi sedih karena kita tidak berusaha untuk saling membuka diri melihat arti kebahagiaan dari sudut
pandang masing-masing.

Diam-diam aku bermuhasabah. .. Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Adakah Ibu bahagia dan bangga pada putera putrinya ? Ketika itu kutanya pada Ibu, Ibu menjawab,

" Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan pada Ibu. Kalian tumbuh sehat dan
lucu ketika bayi adalah kebahagiaan . Kalian berprestasi di sekolah adalah kebanggaan buat Ibu. Kalian berprestasi di pekerjaan adalah kebanggaan buat Ibu . Setelah dewasa, kalian berprilaku sebagaimana seharusnya seorang hamba, itu kebahagiaan buat Ibu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan di situlah kebahagiaan orang tua."

Lagi-lagi aku hanya bisa berucap,

" Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ibu. Masih banyak alasan ketika Ibu menginginkan sesuatu. "

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang wanita karier seharusnya banyak alasan yang bisa dilontarkan Ibuku untuk "cuti" dari pekerjaan rumah atau menyerahkan tugas itu kepada pembantu. Tapi tidak! Ibuku seorang yang idealis. Menata keluarga,merawat dan mendidik anak-anak adalah hak prerogatif seorang ibu yang takkan bisa dilimpahkan kepada siapapun. Pukul 3
dinihari Ibu bangun dan membangunkan kami untuk tahajud. Menunggu subuh Ibu ke dapur menyiapkan sarapan sementara aku dan adik-adik sering tertidur lagi...

Ah, maafin kami Ibu ... 18 jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak pernah membuat Ibu lelah.. Sanggupkah aku ya Allah ?

" Nak... bangun nak, udah azan subuh .. sarapannya udah Ibu siapin dimeja.. "

Kali ini aku lompat segera.. kubuka pintu kamar dan kurangkul Ibu sehangat mungkin, kuciumi pipinya yang mulai keriput,kutatap matanya lekat-lekat dan kuucapkan,

" Terimakasih Ibu, aku beruntung sekali memiliki Ibu yang baik hati, ijinkan aku membahagiakan Ibu...".

Kulihat binar itu memancarkan kebahagiaan. .. Cintaku ini milikmu, Ibu... Aku masih sangat membutuhkanmu. .. Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Sahabat.. tidak selamanya kata sayang harus diungkapkan dengan kalimat "aku sayang padamu...
",namun begitu, Rasulullah menyuruh kita untuk menyampaikan rasa cinta yang kita punya kepada orang yang kita cintai karena Allah.

Ayo kita mulai dari orang terdekat yang sangat mencintai kita... Ibu dan ayah walau mereka tak pernah meminta dan mungkin telah tiada.

Percayalah.. . kata-kata itu akan membuat mereka sangat berarti dan bahagia.

Wallaahua'lam

"Ya Allah, cintai Ibuku, beri aku kesempatan untuk bisa membahagiakan Ibu..., dan jika saatnya nanti Ibu Kau panggil, panggillah dalam keadaan khusnul khatimah. Ampunilah segala dosa-dosanya dan sayangilah ia sebagaimana ia menyayangi aku selagi aku kecil
"

"Titip Ibuku ya Allah"

Sabtu, 03 April 2010

Sebuah Renungan yang Sangat Menggugah Hati....

Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya duarakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek-pendek pula… Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah. Dilipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu. Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan:…..”Kalau tidak terlambat” atau “Asal nggak bangun kesiangan”. Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisimalam-malamnya….dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Takjarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalamkhusyuknya.Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap …. AllahYang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzanberkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas …. menujusumber panggilan, …. kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh…. di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur’an sesempatnya, tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapihikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah initak sedikit pun membuat dada ini bergetar. Padahal tanda-tanda orang beriman itu adalah ….. ketika dibacakanayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya.Hanya satu dua lembar ayat yang sempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin.Kadang lupa, kadang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka … untukmeredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, ……tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam …. dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya.Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena…. lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah denganpemahaman dan pengamalan tertinggi…..Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, itu pun dipilih matauang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatanbakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan.Sudahlah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum.Apa sih susahnya senyum?

Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?
Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tuturlembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan sematamiliki Khadijah, Aisyah, dan istri-istri beliau yang lain. Juga bukanteruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya.

Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, …bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untukberlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dansebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, …. ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambahsumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aibdan kejelekan saudara sendiri.

Detik demi detik dada ini terus jengkel… setiap kali melihatkeberhasilan orang dan berharap orang lain celaka … atau mendapatkanbencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini?Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullahkelak?

Wajah indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orangberiman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yangberkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kitamenjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terusbermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tuakurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalahlagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apapun … selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah merekabesarkan ……dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata,juga darah.

Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yangdisebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang takberibu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliaumenyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah? Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat …… masih bisa mendapatitangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan? Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu.Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu… hinggakita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan. …..Bagaimanakah sikap kita ketika bersimpuh di pangkuan orang tua ….ketika iedul Fitri yang baru berlalu ….??? Apakah hari itu….hanya hari biasa yang dibiarkan berlalu tanpa makna………??? Apakah siangharinya….kita sudah mengantuk….dan akhirnya tertidur lelap…? Apakah kita merasa sulit tuk meneteskan air mata…??? atau bahkan kita menganggap cengeng……??? sampai sekeras itukah hati kita….???
ASTAGHFIRULLAHAL ADZHIM
Ya…Allah ….ya Rabb-ku……jangan Kau paling hati kami menjadi hati yg keras……, sehingga meneteskan air matapun susah……. merasabersih……merasa suci…. merasa tak bersalah……merasa tak butuh orang lain…… merasa modernis…..dan visionis………Padahal dibalik cermin masa depan yang kami banggakan….. terlukis bayang hampa tanpa makna…..dan kebahagiaan semu penuh ragu…..Astaghfirullaah ……Yaa Allah…ampunilah segenap khilaf kami.
Amin
sumber : grup di facebook catatan renungan dan kisah yang inspiratif



Jumat, 02 April 2010

4 Hal Penting.....

Nabi Muhammad SAW berkata:

1. 4 hal yang membuat badan sakit
- kebanyakan ngomong
- kebanyakan tidur
- kebanyakan makan
- kebanyakan bertemu orang

2. 4 hal yang merusak tubuh
- mengkhawatirkan
- kesedihan
- kelaparan
- tidur larut malam

3. 4 hal yang membuat murung dan mengambil kebahagian
- bohong
- kurang ajar atau tidak hormat
- berdebat tanpa pengetahuan atau informasi yg memadai
- amoral atau melakukan sesuatu tanpa rasa takut

4. 4 hal yang meningkatkan wajah berseri dan kebahagiaan
- kesalehan
- loyalitas
- kedermawaan
- menolong sesama tanpa diminta

5. 4 hal yang memberhentikan rejeki
- tidur dipagi hari dari sholat subuh hingga matahari bersinar
- tidak melakukan sholat atau tidak berdoa secara teratur
- malas
- penghianatan atau ketidak jujuran

6. 4 hal yang membawa rejeki
- berdoa dimalam hari
- tobat
- beramal
- berdzikir

sumber : SMS berantai yang tidak jelas pengarangnya....