Rabu, 24 Maret 2010

Sebelum Jauh-Jauh Mencari Solusi, Perbaiki SHOLAT Kita....

Sebelum jauh-jauh mencari solusi, perbaiki sholat kita. Sebuah judul buku yang diterbitkan Tarbawi Press. Buku ini benar-benar menjawab segala kegalauan kita akan segala persoalan hidup yang setiap hari akrab dengan kita.

Sholat adalah energi ketertundukan penghambaan kepada Allah. Seberapa sadarkah kita hari ini bahwa sholat merupakan awal dari kinerja kita dalam hidup. Ketika sholat terpelihara secara baik dan "bermakna", maka dampak positif akan terasa dalam menjalani keseharian. Tapi ketika shalat kita tak bermakna, maka rasakanlah bahwa apapun yang kita lakukan tiada akan ada keberkahan di dalamnya. Betapa harus kita sering mengingatkan diri bahwa ibadah yang pertama kali dihisab di akhirat nanti adalah sholat. Rasul bersabda : "Yang pertama kali dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat ialah shalatnya. Jika shalatnya lurus (khusyu' dan benar) maka luruslah semua amalnya. Tetapi jika ia rusak, maka rusaklah seluruh amalnya" [HR. Ath-Thabrani}. baca

Namun seberapa sering kita sadar bahwa sholat kita benar-benar substansial atau hanya sekedar rutinitas belaka??? Coba renungkan kembali : "Katakan : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku adalah untuk Allah, Tuhan semesta alam" (QS. Al-An'am:167). Maka selayaknya mulai hari ini kita kembali belajar sebelum jauh-jauh mencari solusi atas segala sesuatu yang terjadi, perbaiki dulu sholat kita. Dan ingatlah "Barangsiapa yang ingin berjumpa dengan Allah dihari esok dalam keadaan Muslim, hendaklah dia menjaga sholat-sholat mereka" [HR. Muslim}.
Haris Firdaus di dalam bukunya yang berjudul "Membuka Pintu Syurga" menjelaskan urgensitas shalat sebagai ibadah yang pertama kali diwajibkan dan sekaligus wasiat terakhir yang disampaikan Rasulullah pada umatnya. Maka tak salah jika shalat adalah tiang agama.

Namun, tak dapat dipungkiri menegakkan shalat dengan baik dan benar tidaklah seperti membalikkan telapak tangan atau sekedar bim salabim. Emangnya tukang sulap apa??. "Betapa banyak orang yang shalat, tetapi tidak ada bagian yang diperolehnya dari shalatnya melainkan lelah dan payah semata" {HR. Ibnu Majah]. "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya" (QS. Al-Maa'un:4-5).
QS. Al-Maa'un:4-5 ini menjelaskan tentang kecelakaan bagi orang-orang yang shalat yaitu orang yang terancam shalatnya, karena sebenarnya mereka mengarjakan shalat, namun dalam mengerjakannya penuh kelalaian.

Ada beberapa kategori kelalaian yang dijelaskan Haris Firdaus dari ayat ini. Yang pertama adalah orang yang tidak memelihara shalat fardhu yang lima waktu. Buat mereka yang sering kali meninggalkan shalat, berarti masuk ke dalam kategori pertama dan tercatat sebagai yang lalai. Kategori kedua adalah orang yang mengabaikan waktu shalat. Hebat sekali kalau saya pikir. Bayangkan, seenaknya saja orang melalaikan waktu shalat yang jelas-jelas ditandai dengan adzan sebagai panggilan suci. Dengan berjuta alasan tentunya. Namun begitu takutnya seorang siswa mendapat hukuman ketika datang terlambat ke sekolah atau seorang pekerja kantoran yang terlambat bertugas sehingga berpengaruh terhadap gajinya. Tapi kenapa begitu sulit dibangun suatu kedisiplinan 'waktu shalat' yang notabene adalah kewajiban mutlak seorang Hamba pada Penciptanya. Sang Pencipta yang adzabnya benar-benar sangat pedih!

Dari sisi lalai dalam shalat, sebenarnya ada tiga pengertian yang mendefinisikannya, yakni : Pertama, lalai sebelum shalat. Maksudnya ialah orang-orang yang melalaikan waktu-waktu shalat. Kedua, lalai saat mengerjakan shalat, salah satunya adalah kelalaian hati saat sedang berlangsung, tidak khusyu' dalam shalatnya padahal shalat adalah untuk mengingat Alllah. "Dirikanlah shalat untuk mengaingat-Ku" (QS. Thaaha:14) Bisa jadi saat sedang shalat, hati malah membayangkan yang lain, misalnya "Eh aku buku tadi aku letakkan di mana ya?, Ntar lagi film apaan?, Duh lapar, dll. Wah ternyata…gawat juga. Ketiga, lalai setelah shalat, yaitu shalat yang tidak memiliki imbas positif dalam kehidupan sehari-hari. Shalat dikerjakan tetapi tidak mampu mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Shalat sich shalat, tapi masih suka ghibah (gossip), masih suka marah, masih suka suudzon, de el el. Masya Allah……..Jangan-jangan kita berada di salah satu kategori tersebut?
Astaghfirullah aladhziim..
Ayo Fastabiqul Khairat….. Menggapai Cinta-Nya
ww.ukhrie.blogspot.com

Buku ini bisa diperoleh di : http://www.rumahbukumufti.com/index.php?act=viewProd&productId=1558

7 komentar: