Selasa, 03 Maret 2009

Keutamaan istighfar

Keutamaan istighfar
  1. Sesungguhnya istighfar merupakan manifestasi dari ketaatan kepada Allah azza wa jalla.

  2. Istighfar menjadi sebab diampuninya dosa-dosa, firman Allah ta’ala (artinya) : “Maka aku katakan kepada mereka: "Mohonlah ampun kepada Rabbmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun" (QS. Nuuh :10)

  3. Turunnya hujan. Firman Allah (artinya) : “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat.” (QS. Nuuh :11)

  4. Memperbanyak harta dan anak. Firman Allah (artinya) : “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu.” (QS. Nuuh :12)

  5. Memasukkan ke surga. Firman Allah (artinya) : “Dan mengadakan untukmu surga-surga.” (QS. Nuuh :12)

  6. Menambah kekuatan dalam segala segi. Firman Allah (artinya) : “Dan Allah akan menambah kekuatan dari kekuatan yang telah ada.”

  7. Perhiasan yang baik. Firman Allah (artinya) : “Dia memberi perhiasan kepada kalian dengan perhiasan yang baik.”

  8. Menolak bala’ (musibah). Firman Allah (artinya) : “Dan tidaklah Allah menimpakan adzab kepada mereka sedang mereka meminta ampunan.”

  9. Istighfar merupakan suatu sebab untuk memberikan keutamaan bagi orang yang berhak menerimanya. Dalilnya : “Dan Dia memberi setiap orang yang memiliki keutamaan dengan keutamaannya.”

  10. Seorang hamba membutuhkan istighfar, karena mereka telah melakukan kesalahan/ dosa di malam maupun siang hari. Apabila mereka meminta ampun kepada Allah maka Allah akan memberi ampunan kepada mereka.

  11. Istighfar merupakan sebab turunnya rahmah. Firman Allah (artinya) : ”Kalau saja mereka meminta ampunan kepada Allah, sehingga dengan itu kalian termasuk orang-orang yang mendapatkan rahmah.”

  12. Istighfar merupakan pelebur kesalahan saat bermajlis.

  13. Istighfar merupakan bentuk perbuatan untuk mengikuti Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau meminta ampun kepada Allah dalam sebuah majlis sebanyak 71 kali, dalam riwayat disebutkan 100 kali.

Pendapat-pendapat seputar istighfar

  1. Diriwayatkan dari Lukman –alaihissalam- sesungguhnya dia berkata kepada anaknya : “Wahai anakku, biasakan lisanmu dengan ucapan : Allahummaghfirli (Ya Allah ampunilah aku), sesungguhnya terdapat waktu yang mana Allah tidak akan menolak dalam waktu itu orang-orang yang meminta.”

  2. Aisyah berkata –radhiyallahu anha- : “Berbahagialah bagi siapa yang menjumpai lembar catatannya penuh dengan istighfar."

  3. Berkata Qatadah : “Sesungguhnya Al Qur’an ini menunjuki kalian obat dan penyakit kalian. Adapun penyakit kalian adalah dosa-dosa, dan adapun obat kalian adalah istighfar.”

  4. Abu Minhal berkata : “Tidak ada sesuatu yang lebih disenangi seorang hamba untuk mendampingi dirinya dalam kuburan lebih dari istighfar.”

  5. Al Hasan berkata : “Perbanyaklah istighfar di rumah-rumah kalian, di saat menikmati hidangan, di jalan-jalan kalian, di pasar-pasar kalian dan di majelis-majelis kalian. Sesungguhnya kalian tidak mengetahui dimanakah ampunan itu akan turun.”

  6. Berkata A’rabi : “Barangsiapa yang hidup di daerah kami hendaklah memperbanyak istighfar. Sesungguhnya qithar itu turun berbarengan istighfar.”  Qithar : Awan tebal sebagai pertanda turunnya hujan.

Waktu-waktu istighfar

 

Istighfar disyariatkan pada setiap waktu. Akan tetapi, istighfar diwajibkan saat seseorang melakukan dosa. Istighfar disunnahkan usai melakukan amalan shaleh, seperti istighfar tiga kali selesai melakukan shalat, istighfar selesai haji dan selainnya.

Disunnahkan juga istighfar waktu sahur, karena Allah ta’ala memuji orang-orang yang diampuni diwaktu sahur.

Bentuk-bentuk Istighfar

  1. Sayyidul istighfar sebagai istighfar yang paling utama, yakni ucapan seorang hamba (artinya): “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku. Tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Engkau. Engkau adalah Dzat yang menciptakanku dan aku berada diatas janji dan ancaman-Mu sebatas apa yang aku mampu. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelakan perbuatanku. Aku mengenal-Mu melalui pemberian nikmat-Mu kepadaku. Sesungguhnya aku adalah orang yang berdosa, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.”

  2. Astaghfirullah (aku meminta ampun kepada Allah).

  3. Rabbighfirli (Wahai Rabb ampunilah aku)

  4. ”Ya Allah sesungguhnya aku mendzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada Dzat yang mampu mengampuni dosa kecuali Engkau.”

  5. “Ya Rabb, ampunilah aku dan terimalah taubatku. Sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang menerima taubat dan Maha mengampuni,” atau (riwayat lain,) “Dzat yang Maha menerima taubat lagi maha Penyanyang.”

  6. "Ya Allah, sesungguhnya aku ini mendzalimi diriku sendiri dengan banyak kedzaliman. Tidak ada Dzat yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Allah, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu. Kasihinilah aku sesungguhnya Engkau adalah Dzat yang Maha Pengampun lagi Penyanyang.”

Oleh : Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamid

8 komentar: